Wisata

7 Fakta Keistimewaan Bangka Belitung, dari Sumber Timah Dunia hingga Ritual Adat Buang Jung

Selasa, 21 Juli 2020 - 20:36 | 781.59k
Bangka Belitung. (foto: touristrabelitung)
Bangka Belitung. (foto: touristrabelitung)

TIMESINDONESIA, BANGKA BELITUNGProvinsi Bangka Belitung menjadi provinsi yang sangat terkenal di dunia. Selain menawarkan tempat wisata yang menarik, Bangka Belitung juga memiliki keunikan yang layak untuk diketahui. Mulai sebagai sumber bahan baku dunia hingga lezatnya Lempah Kuning.

Selengkapnya, yuk langsung aja disimak 7 serba-serbi nuansa provinsi Bangka Belitung berikut ini

1. Sumber Bahan Baku Timah Dunia

2.jpg

(Foto: Friends of Earth)

Pulau Bangka Belitung punya peranan penting untuk  bahan baku pembuatan smartphone di seluruh dunia. Sebab, pengekspor timah terbesar kedua di dunia dimana sekitar 90 persen timah Indonesia berasal dari Bangka-Belitung. Bisa juga dikatakan Pulau Bangka-Belitung menghasilkan hampir sepertiga timah dunia. Timah menjadi komponen penting dalam telepon selular dan sedikitnya terdapat 7 gram timah dalam setiap unit telepon tersebut. Perekat yang menahan semua resistor, transistor, dan rangkaian terpadu dalam peralatan elektronik adalah bahan solder kaya timah, campuran yang terdiri dari 95 persen timah plus perak dan tembaga. 

Produsen besar di dunia smartphone seperti Nokia, Sony, BlackBerry, Motorola, dan LG Electronis telah lama mengakui bahwa produk-produknya mengandung timah hasil penambangan di Pulau Bangka, Indonesia. Samsung dan juga Apple dinyatakan masing-masing mendapatkan pasokan timah dari perusahaan negara, PT Timah (Persero) Tbk dan juga melalui perantara Shenmao dan Chernan.

2. Pemakaman Tionghoa Terbesar Pangkal Pinang

7.jpg

(Foto: Bangka Pos/Muhammad Rizki)

Selain etnis Melayu, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung juga memiliki kaitan erat dengan etnis Tionghoa. Maka tak heran jika banyak ditemukan kelenteng di kota yang berjulukan Pangkal Kemenangan ini.Bahkan Pangkalpinang memiliki kompleks pemakaman China terbesar se-Asia Tenggara, yakni Pekuburan Sentosa atau Tjung Hoa Kung Mu Yen. Kompleks pemakaman seluas 19.945 meter persegi ini terletak di Jalan Soekarno Hatta yang merupakan jalan utama penghubung Bandara Depati Amir dengan pusat Kota Pangkalpinang.

3. Penghasil Lada Terbesar Indonesia

5.jpg

(Foto: Shutterstock)

Belitung juga dikenal sebagai penghasil tanaman lada. Hal inilah yang membuat VOC kemudian menjalin kerja sama dengan Kesultanan Palembang untuk memasok lada ke wilayah Eropa. Kekayaan rempah lada pun masih berlanjut hingga kini. Warga Belitung masih menjadi petani lada untuk menyambung hidup, atau hanya sekadar meneruskan pekerjaan leluhur untuk menjaga dan melestarikan tanah rempah. Misalnya saja di Desa Kacang Butor, sejumlah kepala keluarga dan ibu rumah tangga masih menjadi petani lada untuk meneruskan warisan turun termurun. 

4. Ibu Kota Negara pada Tahun 1949

Pangkal Pinang di Kepulauan Bangka Belitung pernah menjadi ibu kota Republik Indonesia selama tujuh bulan pada tahun 1949. Secara “De Facto” Pangkal Pinang pernah menjadi Ibu Kota Republik Indonesia selama 7 bulan. Saat itu Peresiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Agus Salim diasingkan di Wisma Ranggam di Muntok, Bangka Barat, mulai 5 Febuari 1949 dan secara de facto pimpinan beralih ke Bangka Belitung. 

Dalam bukunya, Setengah Abad Pangkalpinang sebagai Daerah Otonom (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang, 2006) dijelaskan, awalnya perundingan digelar di Wisma Menumbing. Selanjutnya, perundingan dipindahkan ke Pangkalpinang.Lokasi perundingan sekarang menjadi Museum Timah Indonesia, walau sudah tidak lagi tersisa barang-barang saat perundingan digelar. Perundingan-perundingan di rumah itu terutama membahas kerangka perjanjian Roem-Royen. Perjanjian pada 7 Mei 1949 itu diikuti Konferensi Meja Bundar di Den Haag, 2 November 1949. Dalam konferensi itu disepakati, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia 27 Desember 1949.Pentingnya status Bangka, khususnya Pangkalpinang, pada masa itu diakui oleh MR AG Pringgodigdo. Dalam Memoir Mohammad Hatta, Pringgodigdo menyatakan, pusat percaturan politik internasional kala itu ada di PBB dan Bangka.  Sejarah-sejarah di luar Jawa sering dianggap sebagai kejadian-kejadian kecil dan tidak penting. Faktanya, keberlanjutan Indonesia sebagai negara ditentukan lewat perundingan-perundingan di Pangkalpinang.

5. Ritual Adat Buang Jung

4.jpg

(Foto: radarbangka)

Buang jung adalah upacara adat pada masyarakat Suku Sawang di Bangka Belitung. Buang jung berarti membuang atau melepaskan perahu ke laut. Menurut kepercayaan Suku Sawang, upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur sebagai penolak bala serta sebagai wujud rasa syukur atas tangkapan hasil laut sekaligus memohon perlindungan Tuhan dan keluarga yang telah tiada serta memohon keselamatan. Upacara ini terutama dilakukan oleh Suku Sawang di Kabupaten Bangka Selatan menjelang datangnya musim Barat. Tradisi masyarakat pesisir ini dilestarikan guna menjaga aktivitas para nelayan saat mengarungi lautan. Acara diawali pembacaan doa yang dilanjutkan Tunjang Angin.Ritual Buang Jung ini, merupakan bentuk kepedulian tokoh masyarakat dan masyarakat kepedulian masyarakat desa Kumbung terhadap pelestarian budaya. Rangkaian upacara adat ini terdiri dari beberapa ritual, yakni bediker, naik jitun, mancing, numbak, dan campak laut, sebelum tutup dengan buang jung. Perahu kecil atau jung yang dibuat dihiasi daun kelapa dan beberapa macam bahan persembahan di dalamnya. Saat buang jung dilakukan, para nelayan dilarang menangkap ikan dan menebang pohon. Begitu pula, tempat yang akan dijadikan lokasi upacara adat buang jung, ditutup dari aktivitas umum seperti wisata.

6. Lempah Kuning

3.jpg

(Foto: Kidnesia)

Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi oleh laut, hal ini menyebabkan Bangka Belitung kaya akan hasil perikanan. Ikan-ikan yang ditangkap diolah menjadi berbagai hidangan. Salah satu masakan khas Bangka Belitung adalah lempah kuning. Lempah kuning merupakan salah satu makanan sehari-hari masyarakat setempat yang dibuat dari ikan. Ikan yang umum digunakan yaitu ikan kakap merah dan ikan tenggiri. Lempah adalah istilah asli Bangka untuk sebuah masakan, sedangkan kuning berasal dari kuahnya yang berwarna kuning dari penggunaan kunyit.Tak hanya menjadi menu sehari-hari, lempah kuning sering disajikan sebagai makanan utama dalam upacara adat dan keagamaan. Dalam tradisi masyarakat Pangkalpinang yang disebut Sepintu Sedulang dengan makna segala sesuatu dikerjakan secara bersama-sama, lempah kuning menjadi salah satu menu lauk pauk utama yang disajikan dan dimakan bersama-sama.Dengan demikian lempah kuning memiliki makna simbolik penting bagi masyarakat Pulau Bangka, bahwa masyarakat Pulau Bangka memiliki pengetahuan dalam mengolah makanan.

7. Negeri Laskar Pelangi yang Memesona

1.jpg

(foto: touristrabelitung)

Bangka Belitung kian dikenal saat film besutan Andrea Hirata berjudul Laskar Pelangi, yang mengambil lokasi syuting di kepulauan ini. Terlepas dari Laskar Pelangi, Bangka Belitung memang sudah dikenal dengan keindahannya. Terdapat di Museum Kata Andrea Hirata yang terletak  Jl. Laskar Pelangi No. 7, Gantong, Belitung Timur tersebut menawarkan suasana mirip dalam novel Laskar Pelangi, pengunjung bisa melihat koleksi memorabilia milik Andrea Hirata dan Film Laskar Pelangi. Bangunan yang dipakai adalah rumah yang sudah berusia 200 tahun.Tiap ruangan diberi nama para tokoh Laskar Pelangi. Mulai dari Lintang, Ikal, Mahar, dan lain sebagainya. Selain itu, banyak pigura dengan kata-kata Andrea Hirata yang juga menyentuh hati.Pencinta sastra tentu akan senang ke sini! Bila ingin rehat sejenak, Anda wajib mencoba Warung Kupi Kuli yang rasanya dijamin terenak di dunia.

Tertarik untuk menikmati fakta keistimewaan Provinsi Bangka Belitung? Yuk segera luangkan waktu berlibur ke wilayah ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES