Diajukan Masuk Warisan Dunia, Warga Bondowoso Harus Tahu Apa Itu Ijen Geopark

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pemkab Bondowoso Jawa Timur, mengajukan Ijen Geopark agar masuk UNESCO Global Geopark (UGG). Saat ini dokumen pengajuan sedang masuk tahap verifikasi. Apa sebenarnya Ijen Geopark itu?.
Berdasarkan Perpres Nomor 9 Tahun 2019 geopark adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki situs warisan geologi (geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek warisan geologi (geoheritage), keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity).
Advertisement
Geopark dikelola untuk keperluan konservasi, mengedukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan pemerintah aerah. Sehingga hal itu dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.
Ketua Pengurus Harian Ijen Geopark wilayah Bondowoso, Arief S Raharjo mengatakan, geopark adalah kawasan yang mempunyai aspek warisan geologi, biologi dan budaya.
"Punya nilai tambah. Kemudian bisa memberikan peningkatan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat," jelas Kabid Pariwisata pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) itu saat dikonfirmasi.
Arief mengatakan, intinya, Geopark adalah memuliakan dan melestarikan warisan bumi. Sekaligus bisa menyejahterakan masyarakat.
"Di Ijen Geopark nanti masyakat bisa menjadi local guide, penyedia local homestay, operator objek wisata dan pembuatan sovenir. Ini langsung menyentuh pada kebutuhan wisatawan dan masyarakat menjadi subjek wisata," jelasnya.
Pemeritah akan memfasilitasi infrastruktur dan aminitas wisatanya. Serta ada pendampingan dari Global Geopark Network.
"Jadi geopark adalah kawasan khusus yang punya kandungan geoheritage. Terdiri dari geologi, biologi dan culture. Ada peran masyarakat dalam pemberdayaannya maupun konservasinya," terangnya.
Adapun total situs geologi, biologi dan budaya Ijen Geopark di Kawasan Bondowoso yang diajukan ke UNESCO ada 16 situs. Berikut rinciannya.
Situs gelogi ada sembilan. Terdiri dari Kawah Ijen/Blue Fire, Kawah Wurung, Aliran Asam Kalipait, Komplek Mata Air Panas Blawan, Lava Blawan, Air Terjun Gentongan, Aliran Lava Blalangan, Dinding Kaldera Ijen Megasari dan Taman Batu So'on Solor.
Situs Biologi terdiri dari Hutan Pelangi dan Kopi Bondowoso. Sementara situs budaya yakni Struktur Gua Butha Sumber Canting, Struktur Gua Butha Cermee, Situs Megalitik Maskuning Kulon, Singo Ulung dan Tari Petik Kopi.
Adapun tujuan daripada Geopark yaitu untuk knservasi alam atau melindungi keseimbangan ekosistem, pelestarian Sumber Daya Alam, dan pengendalian polusi.
Selanjutnya proses edukasi dan partisipasi masyarakat sebagai stakeholder penting dalam pengelolaan Ijen Geopark bersama pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, media dan stakeholder lainnya untuk meningkatkan kesadaran (awareness) dan kebanggaan (proudness) terhadap keberadaan dan kepemilikan berbagai fenomena warisan geologi, hayati dan budaya nasional.
Serta pembangunan berkelanjutan melalui pariwisata yang berbasis konservasi, edukasi dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat. Sehingga tercipta perekonomian yang lebih kokoh dan berkeadilan melalui kegiatan pertanian, perindustrian, dan perdagangan.
Saat ini Indonesia memiliki 6 Geopark atau Taman Bumi Nasional yakni Gunung Sewu, Merangin, Gunung Rinjani, Danau Toba, Gunung Batur dan Ciletuh Palabuhanratu. Diharapkan nantinya Ijen Geopark juga berhasil masuk warisan dunia atau UNESCO Global Geopark. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |