BMKG Simpulkan Dentuman Misterius di Malang Akibat Thunderstorm, Ini Penjelasannya

TIMESINDONESIA, MALANG – Dentuman misterius yang terkadi di Malang Raya mulai hari Rabu (03/02/2021) dini hari dan Kamis (04/02/2021) dini hari dipastikan akibat thunderstorm (badai petir) yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim.
Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Daryono, menjelaskan, kepastian dentuman akibat thunderstorm tersebut bisa dilihat dari peta data yang dimiliki oleh pihak BMKG.
Advertisement
"Kita pegang datanya. Itu menjelang tengah malam sekitar jam 01.00 WIB hingga jam 04.00 WIB itu semua datanya ada. Jadi kalau yang sekitar jam 01.00 WIB itu dipeta petirnya memang banyak," ujar Daryono saat dihubungi TIMES Indonesia, Kamis (04/02/2021).
Secara rinci dirinya menyebutkan, untuk sekitar pukul 00.00 WIB itu petir berada di timur laut sekitaran daerah Bangil. Setelah itu hingga pukul 02.00 WIB petir juga berada di wilayah Lawang, yang dimana wilayah tersebut berada di Kabupaten Malang.
"Pukul 03.53 sampai pukul 04.00 WIB itu di Kota Malang dan juga ada di wilayah Mojokerto," katanya.
Daryono memaparkan, masa-masa seperti itu memang karena adanya curah hujan yang lumayan tinggi. Seperti yang saat ini terjadi pun juga berada di wilayah Kota Batu yang mengalami hujan lebat hingga wilayah pantai selatan, Kabupaten Malang.
"Jadi semua data terkonfirmasi. Kalau malam itu kan memang hening ya, itu kalau kondisi cuaca dan jarak tertentu itu memang terjadi dentuman petir. Jadi lebih jelas gitu ya, apalagi kalau dari jauh ya terdengarnya seperti dentuman menggema gitu," ungkapnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan terjadi dentuman kembali, Daryono belum bisa memastikan. Akan tetapi bisa saja terjadi kembali mengingat saat ini pun sedang berada di masa puncak musim hujan.
"Musim hujan itu pembentukan awan konvektif, itu sangat mudah dan itu memang sekarang lagi masa puncaknya. Jadi kalau ada suara-suara seperti itu ya memang itu petir, jadi gitu," tuturnya.
Dirinya membeberkan untuk gejala lain yang bisa mengakibatkan dentuman pun juga ada. Akan tetapi dirinya memastikan tidak ada sebab lain terkait dentuman di wilayah Malang, selain diakibatkan oleh adanya badai petir.
"Sumber bunyi dentuman itu macam-macam. Seperti ada meteor jatuh yang bisa mengeluarkan shockwave, itu kan pernah terjadi di Bali dan itu ada lintasannya, terlihat dan tertangkap oleh seismograf," paparnya.
Daryono menambahkan, bisa juga terjadi dentuman akibat dari longsor yang cukup besar. Lalu juga bisa terjadi akibat letusan gunung, bahan peledak militer dan juga gempa dangkal.
"Seperti yang pernah terjadi gempa dangkal di Jogja tahun 2006, lalu di Merbabu pada tahun 2014. Tapi yang paling sering itu memang petir, masyarakat kalau mendengar dari jauh dan hening ya terdengar seperti dentuman keras," imbuhnya.
Daryono mengimbau kepada masyarakat untuk tidak usah terlalu cemas dan khawatir dengan adanya dentuman tersebut. Dirinya telah memastikan bahwa dentuman tersebut akibat dari badai petir yang dimana juga saat ini memang sedang menuju puncak musim hujan.
"Jadi banyak sekali aktivitas kelistrikan udara. Jadi masyarakat tidak usah cemas dengan suara-suara dentuman, karena segala sesuatu sudah dijelaskan secara ilmiah dan data," ucapnya mengenai dentuman misterius di Malang pada Rabu dan Kamis dinihari akibat thunderstorm (badai petir). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |