Pemuda Tersesat di Bondowoso Lantunkan Sholawat Peringati Harlah NU

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Ternyata keberadaan Nahdlatul Ulama (NU), tak hanya diperhatikan di kalangan nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) saja. Hal ini terbukti sejumlah Pemuda Tersesat di Bondowoso, Jawa Timur, juga merayakan Harlah ke-98 NU.
Pemuda Tersesat adalah perkumpulan anak muda dari berbagai latar belakang. Ada yang anak punk, pengamen, pelajar, bahkan preman dan beberapa kalangan pemuda lainnya.
Advertisement
Adapun peringatan harlah tersebut dikemas dengan sholawat bersama, dan menggandeng jamaah sholawat Kaconk Family, di Desa Pakisan, Tlogosari, Bondowoso, Kamis (4/3/2021) malam.
Meskipun namanya Pemuda Tersesat, tetapi anak-anak muda tersebut mengaku sangat mencintai NU dan Nabi Muhammad.
Koordinator Pemuda Tersesat Cabang Bondowoso, Muhammad Afifi mengatakan, tidak hanya bersholawat, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan diskusi ke-NU-an dengan penuh antusias.
Tak hanya itu, banyak hal dibicarakan secara mengalir dengan penuh kekeluargaan. NU kata dia, mestinya harus hadir untuk seluruh kalangan, utamanya untuk anak muda.
"NU harus terus melakukan suatu transformasi sosial agar terus dicintai oleh setiap kalangan. Utamanya bagi anak muda dengan berbagai latar belakang apa pun," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (5/3/2021).
Hal itu, kata dia, perlu terus direkonstruksi. Tentunya lewat ide dan gagasan yang menarik dan segmentatif.
Menurutnya, NU sebentar lagi akan berusia 1 abad pada dua tahun mendatang. Maka perlu keseriusan lewat transformasi-transformasi yang cepat dengan terus melakukan pembenahan secara serius.
Rasa kepemilikan terhadap NU kata dia, harus berbarengan dengan terus merawat kebanggan itu dalam wujud transformasi yang nyata.
"Sehingga keberadaan NU benar-benar menjadi suatu rumah besar bagi siapa pun dengan penuh rasa kepemilikan yang kundusif dan berkelanjutan," jelas founder Padepokan Nyai Surti itu.
Salah seorang anggota Kaconk Family, Mahsusi mengatakan bahwa NU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
"Sebagai masyarakat kampung, NU telah nyata memberikan hal yang tak terpisahkan. Maka di momen yang sangat mulia ini, kita ingin terus memupuk kebanggaan dengan terus belajar pada masyarakat NU di perkampungan," jelasnya.
Menurut Mahsusi, masyarakat di perkampungan telah banyak mengajarkan anak muda ber-NU dengan benar-benar menjaga tradisinya.
Bagi masyarakat perkampungan, NU tidak hanya dimaknai sebagai organisasi. Teapi telah berwujud sebagai suatu prilaku yang hidup dalam kesehariannya.
"Dan perlu ditegaskan bahwa NU murni milik siapa saja, bukan milik perseorangan atau kelompok manapun," tegasnya.
Informasi dihimpun, total ada 30 anggota Pemuda Tersesat di Bondowoso. Meski latar belakang mereka anak punk, preman dan sebegainya. Mereka merupakan pecinta NU. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |