Peristiwa Daerah

Tanpa Arakan dan Penonton, Ogoh-ogoh Nyepi di Banyuwangi Digelar Hanya di Tiga Titik

Kamis, 11 Maret 2021 - 16:41 | 168.28k
Ilustrasi tradisi Ogoh-ogoh umat Hindu. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Ilustrasi tradisi Ogoh-ogoh umat Hindu. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pada peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini, umat Hindu di Banyuwangi sepakat untuk melangsungkannya secara sederhana. Sedangkan untuk tradisi Ogoh-ogoh tetap dilakukan hanya di tiga titik saja.

Namun Ogoh-ogoh itu dilakukan di sekitar pura yang telah disepakati bersama, dan dilangsungkan tanpa pawai atau arak-arakan secara besar-besaran.

Advertisement

Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi menyebutkan, pelaksanaan tradisi membakar patung berwujud raksasa ini tidak boleh dilakukan selain di titik yang telah disepakati.

"Sesuai kesepakatan kemarin, ada 3 titik yang melangsungkan tradisi Ogoh-ogoh se-Banyuwangi. Itupun dengan ketentuan yang harus dipenuhi," kata Ketua PHDI Kabupaten Banyuwangi, Suminto pada Kamis (11/3/2021).

Adapun tradisi Ogoh-ogoh ini digelar dengan syarat tanpa penonton. Panitia, harus membentangkan spanduk berupa larangan kepada warga yang ingin menonton. Selain itu, bagi Pura yang melangsungkan tradisi ini diminta untuk tidak mengadakan arak-arakan. Artinya, tradisi Ogoh-ogoh hanya dilakukan di sekitar Pura saja.

"Hanya pada pura yang sudah disepakati saja, untuk lainnya tidak diperbolehkan mengadakan Ogoh-ogoh ini. Harus ada spanduk larangan menonton. Karena ini kepentingan upacara keagamaan, bukan untuk tontonan," tegas Suminto.

Menurut Suminto, kebijakan pengadaan tradisi Ogoh-ogoh dilakukan karena beberapa umat Hindu telah terlanjur membuat patung Ogoh-ogoh.

"Karena sebelumnya ada yang sudah bikin (Ogoh-ogoh) dan itu hanya digelar di sekitar Pura saja. Sebagai simbolis pemusnahan angkara murka saja. Karena terpaksa, karena sudah terlanjur bikin," katanya.

Dijelaskan Suminto, Ogoh-ogoh ini merupakan sebuah tradisi menyambut Nyepi yang digelar pada malam sebelum Nyepi. Ogoh-ogoh berbentuk sebuah patung besar dengan wujud raksasa besar. Atau dalam istilah Jawa disebut 'Buto'.

Ogoh-ogoh ini mewakili roh jahat dan ditujukan untuk menyucikan lingkungan alami dari setiap polutan spiritual yang dipancarkan dari aktivitas makhluk hidup, termasuk manusia.

"Ogoh-ogoh ini kan tradisi keagamaan umat Hindu. Nantinya dibakar sebagai simbol pemurnian diri. Dengan membakar Ogoh-ogoh, umat Hindu artinya telah siap memperingati Nyepi dalam keadaan suci," kata Suminto.

Di hari kesunyian itulah, umat Hindu diharapkan untuk diam dan melakukan refleksi diri. Yakni dengan berdiam diri di rumah dan tidak diizinkan untuk menggunakan lampu, menyalakan api, bekerja, bepergian atau menikmati hiburan.

"Sekali lagi, kita tahu tahun ini Covid-19 masih berlangsung. Sebenarnya ini tidak harus, namun untuk menghilangkan tradisi keagamaan itu jelas tidak mungkin. Akhirnya bagaimana menyiasati agar metode atau aturannya yang berbeda," katanya.

Tidak hanya itu, Melasti pun pada hari ini dilangsungkan secara serentak dan terbatas di Banyuwangi. Tentunya Melasti dilangsungkan secara sederhana dengan mematuhi aturan pencegahan penularan Covid-19.

Sesuai tema 'Kolaborasi dalam Harmoni Menuju Indonesia Maju', Suminto berpesan kepada seluruh umat Hindu di Banyuwangi agar meningkatkan pengendalian diri. Meningkatkan harmonisasi dengan seluruh lingkungan sekitar dan bekerja dalam mendukung pemerintah menyelesaikan persoalan pandemi Covid-19.

Meski tidak semua Pura di Banyuwangi bisa menggelar tradisi Ogoh-ogoh, namun hal ini tidak sedikitpun mengurangi kesakralan akan peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini. "Dalam situasi yang kritis ini mohon sekiranya saling mengerti dan bekerjasama. Tetap optimis dan terus berusaha. Maari kita maknai dengan kebersamaan yang saling menjaga dan menghormati," pesan Suminto. (*)

Agung Sedana

TIMES Indonesia

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES