Belasan Gajah Mati Disambar Petir di India

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Diduga disambar petir, setidaknya 18 gajah ditemukan tergeletak mati di negara bagian Assam, India Timur Laut.
Petugas setempat mencurigai sambaran petir yang mengikuti hujan deras di kawasan cagar hutan mereka, yang menyebabkan belasan gajah itu mati.
Advertisement
Dilansir BBC, kali pertama bangkai-bangkai gajah tersebut ditemukan oleh penduduk setempat di Hutan Lindung Usulan Kandali, Kamis lalu.
Sementara para pejabat mengatakan petir kemungkinan besar menjadi penyebab kematian satwa itu.
Namun alasan lain belum dikesampingkan.
"Kami menduga bahwa itu adalah sambaran petir yang menyebabkan mereka mati akibat badai," kata Kepala Sipir Margasatwa di Assam, MK Yadava seperti dikutip dari The Indian Express .
Sebuah penyelidikan telah dilakukan.
Bangkai gajah itu juga telah dikirim untuk pemeriksaan.
Tim dokter hewan dan petugas kehutanan juga telah dikirim ke daerah tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kepala pelestarian hutan (satwa liar), Amit Sahay mengatakan kepada NDTV bahwa daerah tersebut sangat terpencil dan ketika tim tiba di sana pada hari Kamis, mereka menemukan bangkai yang terbaring dalam dua kelompok.
Empat belas tergeletak di atas bukit dan empat ditemukan di dasar bukit.
Seorang ahli konservasi terkemuka mempertanyakan klaim bahwa gajah dibunuh oleh petir.
Soumyadeep Datta dari kelompok aktivis lingkungan Nature's Beckon mengatakan kepada AFP bahwa keracunan bisa menjadi penyebab kematian hewan tersebut.
"Kami harus menunggu laporan otopsi, yang akan segera dilakukan oleh departemen kehutanan," katanya.
Ketua Menteri Assam, Himanta Biswa Sarma menyatakan keprihatinannya atas kematian gajah-gajah itu.
Menteri Kehutanan negara bagian, Parimal Suklabaidya juga mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dia sangat sedih dengan kematian 18 gajah karena badai besar.
Ini adalah pertama kalinya dalam 20 tahun bahwa begitu banyak gajah diketemukan mati pada saat yang sama di Assam, India Timur Laut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |