Peristiwa Daerah PPKM Darurat

Satu Hari, 17 Orang di Banyuwangi Meninggal Terpapar Covid-19

Kamis, 08 Juli 2021 - 19:53 | 29.83k
Ilustrasi - Petugas medis penanganan Covid-19. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Ilustrasi - Petugas medis penanganan Covid-19. (Grafis: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
FOKUS

PPKM Darurat

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jumlah korban meninggal akibat wabah Covid-19 di Banyuwangi, Jawa Timur, ini terus bertambah. Per hari ini saja, sementara tercatat sebanyak 17 orang meninggal dunia.

Saat ini, Kabupaten Banyuwangi tercatat sebagai daerah dengan kasus kematian harian tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Tuban dengan 30 kematian per hari.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono membenarkan telah terjadi peningkatan jumlah kasus harian dalam beberapa hari terakhir di Banyuwangi ini.

"Iya benar ada peningkatan. Hari ini ada 17 pasien Covid-19 yang meninggal dunia,” kata dr Rio kepada wartawan, Kamis (8/7/2021).

Menurut dr Rio, tingginya angka kematian akibat wabah Covid-19 ini rata-rata terjadi pada pasien dengan penurunan kesehatan yang cukup parah. Dari keseluruhan pasien meninggal, baru dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya saat kondisinya buruk.

Akibatnya, nyaris keseluruhan pasien mengalami kondisi klinis kekurangan oksigen. Para korban ini mengalami gejala kesulitan bernafas. Ini karena, Covid-19 sudah terlanjur menyebar hingga ke paru-paru.

Dengan kondisi yang parah tersebut, meski dilakukan perawatan secara intensif di ruang ICU namun sudah terlambat.

“Saat datang pasien kebanyakan mengalami dissaturasi oksigen di bawah 90 persen. Juga mereka memiliki riwayat komorbid,” ungkap dr Rio.

Covid-19 Terus Menyebar di Banyuwangi

Selain kasus kematian, per hari ini juga tercatat adanya penambahan kasus positif. Lonjakan Covid-19 di Banyuwangi saat ini rupanya cukup signifikan. Total per hari ini saja, ada tambahan sebanyak 113 pasien baru.

Kondisi ini mengakibatkan BOR (bed occupancy ratio) di enam rumah sakit rujukan terisi penuh.

“Dengan adanya peningkatan jumlah konfirmasi harian, BOR juga meningkat. Hampir semua rumah sakit penuh. Baik ruang isolasi maupun ICU nya. Kita sudah meminta rumah sakit rujukan untuk menambah kapasitas bed. Memang ada kendala di SDM atau tenaga,” jelas dr Rio.

Menurutnya, kondisi ini juga membuat petugas medis kelimpungan. Bahkan, dua RSUD sampai merekrut tenaga kesehatan dan relawan baru untuk pelayanan.

Sampai saat ini total ada 85 tenaga tambahan yang sudah dipekerjakan. Dengan formasi; tambahan dokter umum, perawat, bidan, tenaga teknis farmasi, analis laboratorium, hingga radiografer.

Selain itu, ada juga rekrutmen relawan untuk petugas oksigen, juru rawat jenazah, petugas kebersihan ruang rawat inap, hingga transporter.

"Mereka Kita tempatkan di RSUD Blambangan dan RSUD Genteng. Ini semua sudah selesai tanda tangan kontrak kerjanya. Insyaallah besok sudah bisa bertugas,” katanya.

Selain menambah kapasitas bed, kata Widji, pihaknya juga berencana menambah jumlah rumah sakit rujukan Covid-19. Setidaknya ada 7 rumah sakit swasta yang tengah dipersiapkan untuk menjadi rumah sakit rujukan.

“Cuma dari 7 rumah sakit non rujukan ini, ada yang sudah siap bahkan ada yang belum siap sama sekali. Kita akan terus melakukan pendampingan, hingga mereka benar-benar bisa melayani pasien Covid-19,", ujarnya.

Di Banyuwangi barat sendiri, bila kasus Covid-19 terus terjadi penambahan, rencananya akan memanfaatkan gedung sekolah sebagai fasilitas isolasi pasien.

Untuk diketahui, berdasarkan data Covid-19 Jawa Timur, per hari ini tercatat ada 8.008 warga Banyuwangi yang terpapar virus. Sebanyak 653 kasus diantaranya masih aktif. Sementara jumlah kasus kematian mencapai 779 kasus dengan rasio kematian 9,73 persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES