Sejarah Hari Ini: 3 September, Kelahiran Palang Merah Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejarah hari ini berkaitan dengan berdirinya PMI (Palang Merah Indonesia). Meski memiliki sejarah panjang sejak era kependudukan Belanda, PMI baru berdiri pada 3 September 1945, saat Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. 3 September juga mencatat beberapa peristiwa lainnya, seperti topan Ike di Filipina yang menyebabkan 1300 lebih orang meninggal dunia.
1945: Berdirinya Palang Merah Indonesia
Advertisement
Palang Merah Indonesia (PMI) berdiri pada 3 September 1945. (foto: diary pmi/facebook)
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Dikutip dari web PMI, perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah.
Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Foto relawan PMI di era kemerdekaan saat memberikan susu kepada anak kecil. (foto: wikipedia)
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 yang di ketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. Didalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka 16 Januari 1950 pemerintah belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya ke PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan.
Kedudukan PMI semakin jelas setelah Pemerintah Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan dengan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI. Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949
Berdasarkan data per-Februari 2019, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 474 kabupaten/Kota, 3.406 Kecamatan dan mempunyai hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap melakukan pelayanan.
1984: Topan Ike Menerjang Filipina
Ilustrasi (AFP)
Sedikitnya 1.300 orang tewas dan ratusan lainnya terluka setelah badai melanda Filipina selatan. Kecepatan angin hingga 185 kmh (115 mph) meninggalkan jejak kehancuran saat Topan Ike menghantam provinsi Surigao del Norte di pulau Mindanao, Filipina selatan.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, telah mengumumkan bahwa dia telah menyisihkan $4.000.000 (£3.060.000) untuk pekerjaan bantuan, tetapi sejauh ini menolak tawaran bantuan dari luar.
Bencana ini mengikuti topan lain yang melanda Filipina pada awal tahun. Kedua badai tersebut telah mempengaruhi 2,4 juta orang Filipina. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |