Peristiwa Daerah

Arah Kiblat Sejumlah Masjid di Bondowoso Masih Tidak Tepat

Selasa, 08 Februari 2022 - 21:37 | 60.00k
Pengukuran arah kiblat pembangunan masjid baru di Kelurahan Badean. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Pengukuran arah kiblat pembangunan masjid baru di Kelurahan Badean. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Berdasarkan hasil pendataan tim hisab rukyat Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bondowoso, arah kiblat sebagian besar masjid di Bumi Ki Ronggo belum tepat. 

Hal itu, diketahui setelah tim dari Kemenag melakukan kalibrasi di berbagai daerah. Namun demikian, sebagian besar tempat tersebut arah kiblatnya sudah sesuai.

Advertisement

Ketua Tim Hisab Rukyat Kemenag Bondowoso, Suharyono mengatakan, total di Bondowoso terdapat 1.200 tempat ibadah berupa masjid. Kemudian mushala sekitar 3.000-4.000. 

Menurut dia, usai melakukan kalibrasi arah kiblat di berbagai tempat ibadah ada yang sudah sesuai. Namun tak sedikit arah kiblat tempat ibadah yang kurang tepat arah . 

"Artinya perlu kita kalibrasi lagi. Kita luruskan lagi arah kiblatnya," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (8/2/2022).

Dari 1.200 masjid, pihaknya baru melakukan kalibrasi di 300 tempat saja. Karena keterbatasan tenaga yang tergabung dalam tim tersebut. 

Selain itu, pihaknya melakukan kalibrasi juga masih berdasarkan panggilan. Terlebih melakukan kalibrasi di masjid juga dianggap menjadi hal yang rawan. "Kami pernah dicap sebagai perusak masjid," kenang dia.

Salah satu penyebab tempat ibadah di Bondowoso masih ada yang kurang tepat, karena terlalu lama dijajah oleh Belanda.

"Pada zaman dahulu, ada tokoh belanda yang belajar Islam dengan tujuan memecah belah. Termasuk terkait arah kiblat yang diarahkan cukup ke barat saja," jelas dia.

Padahal secara hitungan kata dia, dengan ilmu falakiyah, arah kiblat tidak cukup ke barat. Padahal jika hanya ke arah barat, maka akan tembus ke Tanzania dan ke Afrika. 

"Makanya harus dihitung dari arah barat miring ke kanan itu berapa derajat. Arah barat itu 270 derajat. Padahal arah kiblat kita 294 sekian," paparnya.

Terdapat beberapa cara untuk melakukan perhitungan arah kiblat. Diantaranya menggunakan bayang-bayang matahari, pada jam tertentu, ada waktu bayang-bayang benda yang tegak lurus, mengarah langsung ke arah kiblat. "Setiap hari jamnya beda. Tapi hasilnya pas," ungkap dia.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengukur arah kiblat adalah menggunakan bantuan kompas. Cara ini membutuhkan beberapa hal yang harus dilakukan sehingga hasilnya dapat maksimal.

Selain itu, lanjut dia, untuk mengukur arah kiblat pada masjid dengan car kalibrasi variasi magnet, lintang bujur, dan lain sebagainya. Selain itu, untuk mengukur menggunakan kompas tidak boleh diletakkan di bawah atau di lantai. "Itu juga ada kelemahan, plus minusnya tapi kecil," jelas pria yang juga Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Bondowoso itu. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES