Melihat Apa Itu Padepokan Tunggal Jati Nusantara Pasca Ritual Berujung Maut

TIMESINDONESIA, JEMBER – Pasca ritual maut yang merenggut nyawa 11 orang dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan, pihak Polres Jember terus melakukan penyelidikan.
Melalui hasil pemeriksaan sementara, Kelompok Tunggal Jati Nusantara merupakan suatu padepokan atau kelompok pengajian yang bergerak dalam hal pengobatan alternatif.
Advertisement
Hal tersebut diungkap Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo saat ditemui usai mendampingi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan santunan takziyah pada ahli waris korban Laka Laut Pantai Payangan, Senin (14/2/2022).
"Yang datang ke Padepokan Tunggal Jati Nusantara memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berlatar belakang masalah ekonomi, masalah keluarga, kesehatan fisik maupun batin, dan sebagainya. Sehingga mereka datang dan bergabung dengan padepokan tersebut," ungkap Kapolres.
Kegiatannya, lanjut Hery, yaitu seperti dzikir, doa, dan tindak lanjut seperti ritual yang dibacakan doa-doa dalam bahasa Jawa. Pihaknya akan menelusuri lebih dalam tentang doa-doa Jawa yang digunakan dalam ritual.
"Apakah doa-doa ini berkolerasi dengan aliran tertentu, nantinya kami akan menggali info lebih dalam dari para ahli tentang bacaan-bacaan yang digunakan," imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut Kapolres, padepokan tersebut sudah ada sejak tahun 2011. Tetapi, padepokan tersebut mulai aktif dan giat melakukan rekrutmen di tahun 2015. Diketahui bahwa anggota Padepokan Tunggal Jati Nusantara sebanyak kurang lebih 100 orang.
"Anggotanya kurang lebih 100 orang, namun untuk anggota aktif yang kesehariannya ikut pengajian sekitar 15 sampai 20 orang karena lokasinya sempit dan dilakukan di rumah," beber Hery.
Berdasarkan pengakuan, ritual seperti halnya di Pantai Payangan bukan hal baru yang dilakukan oleh Padepokan Tunggal Jati Nusantara, melainkan sudah beberapa kali dilakukan namun, ditempat yang berbeda.
"Ritual tersebut sudah beberapa kali mereka lakukan ditempat yang berbeda. Yang terakhir (Pantai Payangan, red) lokasinya cukup berbahaya. Disitu ada tebing yang menjorok kedalam, sehingga kalau ada ombak datang tidak kelihatan," pungkas Kapolres Jember.
Diketahui sebelumnya, Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang datang untuk melakukan ritual di Pantai Payangan sudah diingatkan oleh penjaga agar tidak mendekat ke arah pantai karena ombak cukup besar. Namun, pimpinan kelompok tersebut tidak mengindahkan larangan penjaga dan tetap menjalankan ritual. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |