Peristiwa Daerah

Ikatan Alumni Ponpes se Kabupaten Kediri Tuntut Permintaan Maaf Suharso Monoarfa

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 23:41 | 37.35k
Ikatan Alumni Ponpes Se Kabupaten Kediri menggelar rapat pernyataan sikap atas pernyataan kepala Bappenas. (FOTO: Canda Adisurya/TIMES Indonesia)
Ikatan Alumni Ponpes Se Kabupaten Kediri menggelar rapat pernyataan sikap atas pernyataan kepala Bappenas. (FOTO: Canda Adisurya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Ikatan Alumni Pondok Pesantren se Kabupaten Kediri mengeluarkan pernyataan sikap terkait perkataan Suharso Monoarfa, di ruang Exo garden Sabtu malam (20/8/2022). Hal ini dilakukan menyikapi pernyataan adanya keharusan menyediakan amplop usai bertemu para kiai atau ulama diberbagai daerah. 

Safaat Ali Mutasom selaku koordinator Ikatan Alumni Pondok Pesantren se Kabupaten Kediri menyatakan, tiga tuntutan yang disampaikan diantaranya menuntut permintaan maaf tanpa syarat dari yang bersangkutan secara virtual mau pun tertulis yang ditujukan kepada pengasuh Pondok Pesantren dan Kyai se Indonesia.

Advertisement

Ikatan-Alumni-Ponpes-se-Kabupaten-Kediri-3.jpgIkatan Alumni Ponpes se Kabupaten Kediri menggelar rapat. (FOTO: Canda Adisurya/TIMES Indonesia)

"Yang kedua kami menuntut mengharap kepada bapak Presiden jokowi Widodo mengevaluasi salah satu pembantunya yaitu Kepala Bappenas, kok bisa membuat kegaduhan seperti ini. Yang ketiga meminta Suharso mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Karena sebagai Partai Islam, dia harus menghormati para Kyai," ujar Safaat Ali Mutasom.

Menurutnya permintaan maaf yang pernah disampaikan oleh Suharso Monoarfa beberapa waktu lalu, hanya sepotong. Jika tuntutan segara tidak direspon, pihaknya tidak bisa menjamin kedepanya seperti apa.

"Kami tidak bisa menjamin bagaimana masyarakat nyaman. Sehingga membawa dampak kyai begini kyai begini," ujarnya. 

Gus Sulkan selaku Wakil Koordinator Ikatan Alumni Pondok Pesantren se Kabupaten Kediri menambahkan, bahwa permintaan maaf yang disampaikan belum cukup. 

"Karena dari kalimat maafnya itu masih diberi embel embel bahwa apa yang disampaikan masih dipotong potong, oleh teman penggiat sosial. Makanya permintaan maafnya harus disampaikan tanpa syarat. Kalau mau minta maaf harus tanpa syarat tertulis mau pun langsung," ungkapnya.

Gus Sulkan juga menyesalkan adanya perkataan Suharso Monoarfa, seorang pejabat yang seharusnya lebih tahu dan harus berhati-hati. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES