Berternak Kuda, Tradisi Unik Masyarakat Sumba

TIMESINDONESIA, WAINGAPU – Pulau Sumba dikenal sebagai pulau yang dikenal dengan populasi kuda dan tradisi beternak kuda.
Ternak kuda bagi masyarakat Sumba bukan hanya sekedar memiliki fungsi perekonomian namun juga mempunyai nilai penting dalam kehidupan sosial budaya bagi masyarakat Sumba.
Advertisement
“Ternak kuda atau Njara salah satu tradisi unik bagi masyarakat Sumba karena kuda itu bukan sekedar ditunggangi tetapi sebagai kendaraan hidup yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Sumba,” jelas pemerhati dan pecinta Pariwisata budaya Sumba Yudi T.T Rawambaku, S.E, Par Kamis (1/9/2022).
Menurut Yudi, kuda dalam tradisi budaya orang Sumba sebagai hewan tunggangan pada peritiwa pengburan bangsawan atau Raja, mengawal bangsawan Raja ke medan perang pertempuran, memikul beban hasil bumi seperti jagung, padi dan lainnya atau Mandara.
Selain itu juga kuda sebagai alat prosesi berburu dan mengejar kuda liar dengan cara menjirat atau laso (Pamopu Njara) serta proses peminangan perempuan (purru ngandi) dan atau proses membawa lari perempuan (plai ngandi tau).
Aapun kuda tunggang bagi laki-laki Sumba sebagai bentuk kebesaran dan kebanggaan dan kuda juga bagi orang Sumba dapat dilatih untuk menari atau ronggeng ketika mendengar musik seperti gong dan tambur (Njara Rianja).
Yudi menjelaskan, kuda Sumba sebenarnya berasal dari Mongol ketika terjadi ekspansi negara-negara ke wilayah Asia dalam rangka berdagang. Pulau Sumba menjadi tempat tujuan perdagangan padagang Mongol yang datang menggunakan kapal laut. Bangsa Mongol juga membawa kuda sebagai alat transport.
“Jadi kuda-kuda Mongol itu bisa beradaptasi dengan alam pulau Sumba maka terjadi perubahan morfologi karena alam sehingga kuda-kuda Mongol bisa hidup di Sumba jadi dinamakan kuda Sandelwood Island dimana pulau Sumba juga disebut pulau cendana karena memiliki cendana kualitas bagus,” tuturnya.
Yudi menjabarkan, kuda memang menjadi bagian penting bagi orang Sumba. Bahkan hingga saat ini setiap tahunnya masyarakat Sumba melaksanakan tradisi pacuan kuda, meneruskan tradisi sejak dulu.
“Jadi selain itu kuda sebagai tradisi budaya masyarakat Sumba namun hingga saat ini kuda juga dapat dijadikan ajang Festival atau parade 1000 ekor kuda yang sudah beberapa kali dilaksanakan di Kabupaten Sumba Timur,” ungkap Yudi T.T Rawambaku pemerhati dan pecinta pariwisata budaya Sumba. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |