Peristiwa Internasional

Gempa di Sichuan China, 16 Orang Masih Hilang

Selasa, 06 September 2022 - 17:29 | 31.30k
Petugas membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan di jalan raya akibat gempa bumi di Kabupaten Luxian, Provinsi Sichuan, China, Kamis (16/9). (Foto: ANTARA/HO-Xinhua)
Petugas membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan di jalan raya akibat gempa bumi di Kabupaten Luxian, Provinsi Sichuan, China, Kamis (16/9). (Foto: ANTARA/HO-Xinhua)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – 16 orang masih dinyatakan hilang dan korban meninggal menjadi 65 orang setelah gempa bumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang wilayah provinsi Sichuan, China barat daya.

Media pemerintah China, Selasa (6/9/2022) menyatakan pihak berwenang masih terus berusaha melakukan pencarian sekaligus memberikan pertolongan kepada mereka yang mengalami luka dan terjebaki di reruntuhan bangunan.

Advertisement

Gempa kuat itu melanda daerah pegunungan di wilayah Luding, provinsi Sichuan, yang terletak di tepi Dataran Tinggi Tibet dimana lempeng tektonik bertemu dan sering dilanda gempa.

Gempa ini juga mengguncang gedung-gedung di ibu kota provinsi Sichuan Chengdu yang dihuni 21 juta penduduk yang sedang menjalani penguncian karena Covid-19.

Kantor berita resmi, Xinhua melaporkan. listrik padam dan bangunan rusak di kota bersejarah Moxi di prefektur otonomi Tibet Garze, dimana ditemukan 37 orang meninggal dunia. Tenda didirikan untuk menampung  50.000 an orang yang dipindahkan dari rumah yang tidak aman akibat gempa.

Penyiar CCTV negara itu juga menunjukkan kru penyelamat sedang menandu seorang wanita yang tampak terluka dari rumah yang runtuh di Moxi, dimana banyak bangunan yang terbuat dari campuran kayu dan batu bata. Sekitar 150 orang dilaporkan mengalami cidera.

Diketemukan juga 28 orang meninggal dunia di daerah tetangga Shimian, pinggiran kota Ya'an. 248 orang lainnya dilaporkan terluka, terutama di Moxi, dan 12 orang lainnya dilaporkan hilang.

Tiga dari mereka yang meninggal dunia adalah pekerja di Area Pemandangan Hailuogou, gletser dan cagar alam hutan.

Pihak berwenang juga melaporkan batu dan tanah jatuh dari lereng gunung, menyebabkan kerusakan pada rumah dan gangguan listrik. "Satu tanah longsor memblokir jalan raya pedesaan, meninggalkannya berserakan dengan batu," kata Kementerian Manajemen Darurat.

Bangunan berguncang di Chengdu, 200 kilometer (125 mil) dari pusat gempa.

Gempa bumi dan penguncian mengikuti gelombang panas dan kekeringan yang menyebabkan kekurangan air dan pemadaman listrik karena ketergantungan Sichuan pada tenaga air. Itu terjadi di atas penguncian besar terbaru di bawah kebijakan ketat "nol-Covid" China.

Gempa paling mematikan di China dalam beberapa tahun terakhir adalah gempa berkekuatan 7,9 pada tahun 2008 yang menewaskan hampir 90.000 orang di Sichuan.

Gempa tersebut menghancurkan kota-kota, sekolah-sekolah dan masyarakat pedesaan di luar Chengdu, yang mengarah pada upaya bertahun-tahun untuk membangun kembali dengan bahan-bahan yang lebih tahan.

Dilansir China Daily, Presiden China, Xi Jinping, Senin menyerukan usaha habis-habisan untuk menyelamatkan orang-orang yang terkena dampak gempa di Kabupaten Luding di provinsi Sichuan China barat daya. Ia menegaskan, menyelamatkan 
 meminimalkan korban harus menjadi tugas utama.

Xi Jinping juga menggarisbawahi perlunya memperkuat pekerjaan pemantauan gempa untuk menjaga dari bencana sekunder. "Upaya harus dilakukan untuk memukimkan kembali orang-orang yang terkena gempa untuk memungkinkan mereka menjauh dari bahaya," tambahnya.

Hingga kini upaya pencarian terhadap
16 orang yang masih dinyatakan hilang terus dilakukan dan korban yang meninggal dunia bertambah menjadi  menjadi 65 orang setelah gempa bumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang wilayah provinsi Sichuan, China barat daya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES