Tak Mau Pulang karena 3 Temannya Meninggal, Aremania Probolinggo Ini Dipondokkan

TIMESINDONESIA, MALANG – Aremania asal Probolinggo bernama Rusdi (17) sudah lebih dari 11 hari pasca tragedi Kanjuruhan Malang tak berani pulang. Tragedi di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) lalu mengakibatkan ketiga temannya meninggal dunia.
Rusdi setiap harinya berada di area Stadion Kanjuruhan. Ia pun juga tidur di luar stadion, salah satunya di bawah patung Singa Tegar Jawara.
Advertisement
Warga sekitar kala itu menemukan Rusdi di area Stadion Kanjuruhan dalam kondisi sudah diajak berkomunikasi, seperti halnya orang linglung.
Rusdi, mondar-mandir di area Stadion Kanjuruhan dengan tatapan kosong seperti tanpa harapan ataupun ketakutan.
Ya, kala itu Rusdi berangkat ke stadion Kanjuruhan Malang bersama ketiga temannya. Nahas, dari total 132 korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan Malang, tiga di antaranya adalah teman Rusdi.
Aremania Probolinggo, Rusdi saat ditemui salah satu pemain Arema FC, Jayus Hariono, Kamis (13/10/2022). (Foto: Dok. Aremania/TIMES Indonesia)
Bahkan, untuk bertahap hidup selama lebih dari 11 hari di area Stadion Kanjuruhan, Rusdi sampai harus menjual handphonenya untuk bisa bertahan hidup. Hal itu dikatakan salah satu warga yang menemukan Rusdi di area stadion Kanjuruhan Malang, yakni Awang Karta.
"Handphonenya dijual Rp800 ribu, terakhir sisa uangnya Rp40 ribu," ujar Awang, Rabu (12/10/2022) kemarin siang.
Mendengar hal ini, sejumlah tim official Arema FC pun bergegas mencari keberadaan Rusdi untuk memberikan pertolongan.
Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro menceritakan setelah mendengar kabar Aremania Probolinggo ini, ia bersama kapten Arema FC, Alfarizi dan pemain lainnya Jayus Hariono mencari keberadaan Rusdi.
Setelah bertemu, Rusdi pun kini tengah diurus dan dipenuhi seluruh kebutuhannya oleh kedua pemain Arema FC dan Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro.
"Baru dua hari ini dengar sempat sebelumnya viral juga. Kemarin sempat hilang, akhirnya kita ketemukan," ujar Kuncoro, Kamis (13/10/2022) pagi tadi.
Saat bertemu dengan Rusdi, Kuncoro merasakan bagaimana ia juga pernah kehilangan dan merasa sendirian. Berangkat dari situ, ia terpanggil hatinya untuk membantu sepenuhnya apa yang dibutuhkan oleh Rusdi sebagai korban tragedi Kanjuruhan.
Rencananya, Rusdi dipondokan di Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Aremania Probolinggo, Rusdi saat ditemui oleh sejumlah Aremania lain, Kamis (13/10/2022). (Foto: Dok. Aremania/TIMES Indonesia)
"Nantinya kita akan masukkan ke pondok pesantren milik Romo Soeroso dan Romo sangat peduli sekali dengan Aremania," ungkapnya.
Saat bertemu dengan Rusdi, lanjut Kuncoro, dirinya tak ingin mengetahui apa yang dialami Rusdi saat kejadian tragedi tersebut. Sebab, Rusdi dirasa masih sangat trauma jika disuruh mengingat tragedi yang telah merenggut nyawa ketiga temannya.
"Ya kita ngobrol bercanda. Dia (Rusdi) masih trauma berat kalau diminta cerita kejadian," imbuhnya.
Apalagi, lanjut Kuncoro, Rusdi ini sudah tak memiliki orang tua atau yatim piatu, maka rencana selanjutnya sesuai keinginan Rusdi, ia akan dimasukkan ke pondok pesantren.
"Apalagi ini kan (Rusdi) sudah gak punya orang tua. Bukan orang Malang, tapi dia mau disini. Kan terenyuh dan gak bisa membayangkan," katanya.
Disisi lain, Rusdi juga telah mendapatkan berbagai bantuan hingga kejutan dari kapten Arema FC, Alfarizi saat ditemukan. Alfarizi memberikan kebutuhan Rusdi, seperti sepatu, pakaian hingga tas diberikan secara langsung kepada Rusdi.
"Insyallah kita akan bantu terus, karena dia kan sekarang sudah termasuk dari keluarga kita juga. Mari kita bantu bersama-sama," tuturnya.
Sementara itu, Rusdi menceritakan bahwa ia usai tragedi Kanjuruhan Malang tersebut sempat ingin pulang. Setelah sampai di terminal, ia memutuskan kembali lagi ke Stadion Kanjuruhan dan mengurungkan niatnya untuk pulang.
"Temanku sudah gak ada semua, jadi gak berani pulang ke Probolinggo," imbuhnya.
Kini ia merasa senang mendapatkan perhatian dari official Arema FC. Ia juga telah memutuskan untuk ikut ke pondok pesantren.
"Dapat bantuan dari pemain. Senang, terimakasih pemain Arema Alfarizi ngasih sepatu, baju, celana, tas dan sendal ya senang. Setelah ini mau ke pondok aja," ujarnya. (*)
KONTAK BANTUAN
Seburuk apapun masalah dan kondisi yang dialami oleh para korban dan keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, tindakan emosional, berpikir negatif dan bahkan melakukan tindakan kriminal, bukanlah solusi yang baik. Jika para korban dan keluarga korban mengalami masa sulit, stres, trauma atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Pusat Layanan Psikososial bagi Korban dan Keluarga Korban Terdampak Tragedi Stadion Kanjuruhan dengan menghubungi: (0812 3257 5796). Tim Trauma Healing akan mendampingi Anda.
Layanan Trauma Healing ini menjadi pilihan Anda dan bisa meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan langsung bisa datang ke Posko yang sudah ada dan sudah disiapkan oleh tim yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang dan bekerja sama dengan banyak pihak. Atau bisa datang ke kantor TIMES Indonesia di TIMES SQUARE IJEN, Jl Besar Ijen No 90-92 Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, atau bisa klik link website ini: timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |