Peristiwa Daerah

Wali Kota Madiun Sentil Dinkes Soal Menu Anak Stunting

Selasa, 18 Oktober 2022 - 23:37 | 42.61k
Launching WSS ditandai dengan pelepasan dan bagi-bagi balon bagi peserta oleh Wali Kota Madiun. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Launching WSS ditandai dengan pelepasan dan bagi-bagi balon bagi peserta oleh Wali Kota Madiun. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MADIUNWali Kota Madiun H. Maidi tidak ingin program warung stop stunting (WSS) asal-asalan. Tidak hanya tepat sasaran, kualitas makanan yang diberikan kepada balita stunting dan ibu hamil (bumil) harus dijaga.

Bahkan orang nomor satu di Pemkot Madiun itu langsung menegur kepala dinas kesehatan (dinkes) soal menu makanan yang diberikan saat acara makan bersama anak stunting dan launching WSS di Edupark Ngrowo Bening, Selasa (18/10/2022).

Advertisement

"Roladenya kok keras. Untuk anak kecil apa ya tedhas (kuat menggigit). Nasinya juga yang agak lemes (lembek). Coba bu kadinkes sebelum diberikan dicek dulu," tegur Wali Kota Maidi. 

Sebagai upaya menurunkan angka stunting, Maidi menegaskan, Pemkot Madiun menyediakan makanan bergizi seminggu sekali untuk balita dan bumil. Selain makanan, penerima juga diberikan voucher belanja bahan makanan seperti telur, susu, minyak goreng, sayur dan buah.

Balita-stunting-mendapat-jatah-makanan.jpgYuni Maidi istri Wali Kota Madiun menyuapi balita peserta makan bersama anak stunting. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)

"Setiap minggu makanan yang mateng dan mentah bisa diambil di lapak UMKM. Ada 27 warung stop stunting, tiap kelurahan ada," ungkap Maidi.

Untuk memastikan makanan yang diberikan sesuai dengan standar kebutuhan gizi, lanjut Maidi, akan ada pengawasan dari puskesmas setempat. "Katering yang menyediakan makanan speknya sudah bagus. Nanti diawasi oleh puskesmas dan PKK," tegas Maidi. 

Pemkot Madiun merogoh kocek cukup banyak untuk program WSS. Dialokasikan Rp 5,4 miliar dari APBD untuk memberikan makan mingguan gratis untuk 514 balita stunting dan 408 bumil.

"Stunting ini menjadi masalah tidak hanya nasional tetapi juga Kota Madiun. Kelahiran bisa kita rem tetapi anak yang lahir harus unggul," kata Maidi.

Maidi berharap para ibu yang memiliki anak balita stunting tidak perlu minder. Sebaliknya mereka diminta untuk aktif berkonsultasi dengan tenaga kesehatan agar balita bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

"Ibu-ibu harus serius dengan gizi anaknya. Tidak usah minder. Nanti dikasih petunjuk bagaimana biar anaknya tidak stunting. Selama program ini (WSS), balita yang berat badannya naik dan pertumbuhannya bagus akan saya beri hadiah," kata wali kota.

Balita-stunting-mendapat-jatah-makanan-dan-bahan-mentah-a.jpgBalita stunting mendapat jatah makanan dan bahan mentah saat mengikuti launching WSS. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)

Program WSS disambut baik warga. Wilis Ambarwati, warga Kelurahan Pangongaan, Kota Madiun mengungkapkan anak perempuannya memiliki berat badan rendah dan tidak sebanding usianya. Di usia 2,5 tahun, berat badan balita bernama Lutfia itu hanya 9 kilogram.

"Memang sulit makan nasi. Sukanya makan buah. Waktu posyandu dikasih saran dan petunjuk supaya asupan kalori anak saya tercukupi," kata Wilis.

Program warung stop stunting (WSS) dijadwalkan berlangsung selama 9 minggu. Wali Kota Madiun H. Maidi menyebut baru Kota Madiun yang memiliki gagasan dan melaksanakan program pemberian makan gratis untuk balita stunting dan ibu hamil. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES