Kesehatan

Tetap Waspadai DBD di Kabupaten Probolinggo, Setahun Ada 13 Nyawa Melayang

Senin, 30 Januari 2023 - 11:12 | 97.66k
Nyamuk Aedes Aegypti yang jadi penyebab DBD. (Foto: Pixabay)
Nyamuk Aedes Aegypti yang jadi penyebab DBD. (Foto: Pixabay)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kasus penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Probolinggo, Jatim, masih cukup tinggi. Dalam setahun terakhir ini, angka kematian akibat penyakit tersebut mencapai belasan orang meninggal dunia.

Pada tahun 2022, kasus demam berdarah ditemukan 295 kasus. Dari jumlah yang ditemukan itu, terdapat 13 pasien yang dirawat meninggal dunia. Kemunculan penyakit ini berpotensi ketika musim hujan tiba.

Nyamuk yang disebut Aedes aegypti ini dengan cepat berkembangbiak pada genangan air. Di seluruh daerah, kasus demam berdarah kerap meningkat saat musim hujan.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica. Demam berdarah dengue adalah penyakit musiman. Masyarakat diminta untuk selalu mewaspadai adanya penyebaran penyakit itu.

“Setiap musim hujan, kami Dinas Kehatan selalu mewaspadai temuan kasus penyakit tersebut. Kami terus memantau wilayah-wilayah yang ditemukan penyebaran demam berdarah dengue,” katanya.

Dari temuan kasus yang ada di tahun 2022 lalu, pihaknya melakukan penantauan di beberapa wilayah di Kabupaten Probolinggo, sesuai temuan kasus itu di tahun 2022.  

Dewi menyebut, wilayah yang paling banyak ditemukan kasus DBD itu adalah Kecamatan Dringu, Pajarakan, dan Kecamatan Paiton. Karena itu, tiga wilayah ini rutin dipantau.

“Jadi pada tahun 2022 kemarin, dari 295 kasus, 13 orang diantaranya meninggal dunia. Ini menjadi atensi bagi kami Dinas Kesehatan,” ungkapnya.

Kasus DBD begitu meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni di tahun 2021. Pada tahun 2021 kata Dewi, terdapat 193 kasus dan 3 pasien di antaranya meninggal dunia. Sememtara pada tahun 2020 terdapat 170 temuan kasus dengan seorang pasien meninggal dunia.

“Masyarakat harus berperan aktif untuk melakukan pencegahan itu. Kami Dinas Kesehatan tidak bisa melakukan pencegahan itu tanpa peran dari masyarakat itu sendiri,” paparnya.

Apakah Harus Dengan Fogging untuk Pencegahan?

Dewi Vironica mengungkapkan fogging juga telah dilakukan jika sudah benar-benar dibutuhan. Namun kata dia, tindakan ini tidak terlalu efektif. Sebab, hanya membunuh nyamuk dewasa dan yang terbang di lokasi temuan penyakit. Sementara, jentik nyamuk hanya bisa diberantas dengan menguras tempat penampungan air.

Pihak Dinas Kesehatan telah melakukan fogging sebanyak 73 kali pada wilayah yang ditemukan kasus DBD. Hasil yang efektif untuk pencegahan itu kata Dewi, itu membutuhkan kesadaran dari masyarakat itu sendiri.

Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab DBD

Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mengambil orang yang terinfeksi virus. Setelah sekitar satu minggu, nyamuk kemudian dapat menularkan virus kepada orang yang sehat dengan menggigitnya.

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki karakteristik berbeda dengan nyamuk lainnya. Nyamuk ini tubuhnya kecil, berwarna hitam, memiliki pola sisik terang dan gelap yang unik di perut dan dada, serta pita terang dan gelap bergantian di kaki. Dengan begitu, masyarakat Kabupaten Probolinggo, diminta untuk selalu mewaspadai adanya panyakit demam berdarah dengue atau DBD tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES