Ekonomi

Dosen di Ngawi Sukses Ternak Bebek Pedaging, Omzetnya Belasan Juta

Rabu, 01 Februari 2023 - 19:18 | 468.28k
Luthfi, dosen muda di Ngawi sukses beternak bebek pedaging omzet belasan juta. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)
Luthfi, dosen muda di Ngawi sukses beternak bebek pedaging omzet belasan juta. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Beternak bebek pedaging bukan pekerjaan sampingan yang sepele. Jika dikelola dengan baik, ternak bebek bisa menghasilkan pundi-pundi yang lumayan. Seperti halnya cerita Alan Luthfi Gesang Saputra, seorang dosen Manajemen Pendidikan Islam (MPI) sebuah kampus di Kabupaten Ngawi yang sukses budidaya bebek pedaging dengan omzet belasan juta.

Luthfi, demikian dosen muda STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi itu kerap disapa. Ditemui di kediamannya, Desa Kedunggudel, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Luthfi membagikan cerita sukses berternak bebek pedaging disela-sela aktivitas mengajar di kampus. Luthfi mengatakan, dirinya memulai ternak bebek pedaging di akhir tahun 2021 silam.

"Sudah satu tahun berjalan menggeluti usaha ternak bebek pedaging di rumah," kata Luthfi kepada TIMES Indonesia, mengawali ceritanya pada Selasa (1/2/2023).

Luthfi mengisahkan, pada mulanya dia tertarik ternak bebek pedaging setelah melihat sebuah postingan di media sosial. Merasa cocok, dia lantas mencari berbagai refrensi sebelum menjalankan usahanya itu. Termasuk belajar dari para peternak bebek pedaging yang lebih dahulu menggeluti usaha tersebut.

Masa Panen Singkat, Perawatan Mudah, Cuan Maksimal

Bebek.jpgBebek pedaging singkat masa panennya, dan mudah perawatannya. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)

Dikatakan Luthfi, waktu untuk ternak bebek pedaging termasuk singkat. Sebelas dua belas dengan ternak ayam potong. Cuma butuh waktu 48 hari hingga 2 bulan, bebek pedaging sudah bisa dipanen. Bagi Luthfi, ternak bebek pedaging tentu saja sangat cocok dengan berbagai rutinitas sebagai seorang pengajar di kampus.

Ternak bebek pedaging tidak menyita banyak waktu. Dalam sekali memasukan DOC atau bibit bebek, hanya membutuhkan waktu maksimal 2 bulan sudah dapat dipanen. Itu juga termasuk untuk perawatan bebek, dari umur bibit hingga siap jual juga tergolong cukup mudah dan dapat dilakukan siapapun.

Luthfi mengatakan, sejak memulai usaha ternak bebek setahun silam, sudah 6 kali dia memanen. Praktis hanya butuh waktu 60 hari saja, sejak masuk kandang, bebek pedaging sudah bisa menghasilkan cuan.

"Bebek usia 48 hari sudah masuk sortir. Artinya sudah bisa dipanen, hingga nanti di usia maksimal 2 bulan," ucapnya.

Untuk perawatan bebek pedaging, kata Luthfi, tidak berbeda dengan budidaya unggas pada umumnya. Hanya saja yang menjadi perbedaan, untuk pakan bebek pedaging memang lebih dioptimalkan. Dia merinci, dari usia DOC, bebek pedaging hanya diberikan pakan berupa vurr. Proses pemberian pakan jenis vurr berlangsung hingga usia bebek mencapai 11 hari.

Bebek usia DOC hingga 11 hari harus ditempatkan dalam kandang khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga DOC bebek agar selalu dalam kondisi lingkungan yang hangat. Selain itu juga mengurangi risiko kematian di usia DOC. Setelah bebek usia 12 hari hingga masa panen, bisa ditempatkan di kandang dengan kapasitas yang lebih luas.

Untuk pakan bisa menggunakan konsentrat dan dedak beras atau kebi. Sementara untuk periode pemberian pakan disesuiakan dengan selera peternak. Bisa dua kali sehari, atau tiga kali sehari.

"Waktu pemberian pakan bebek, kalau saya pagi, sore, dan malam hari. Jadi 3 kali dalam sehari," ujarnya.

Satu kali masa produksi, Luthfi mengaku memasukan 500 ekor bebek pedaging. Dari sejumlah itu, risiko kematian bebek juga cukup rendah. Berbeda dengan unggas lain yang cenderung tinggi kematiannya.

Harga bebek pedaging per ekor ukuran dewasa saat ini mencapai Rp36 ribu. Dalam satu kali masa panen, omzet yang bisa didapatkan Luthfi mencapai belasan juta rupiah, kurun waktu hanya 2 bulan saja.

"Kalau 500 ekor, bisa 18 jutaan sekali panen," katanya.

Tips Terhindar dari Kerugian Beternak Bebek Pedaging

Luthfi-Dosen-Pengusaha-2.jpgBeternak bebek pedaging bisa menjadi pekerjaan sampingan yang tidak menguras waktu. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)

Setiap usaha, apalagi peternakan tentu ada risikonya. Entah itu kematian unggas, atau penyakit menular pada bebek. Menurut Luthfi, agar terhindar dari risiko kerugian, ada sejumlah hal yang harus dilakukan para peternak.

Diantaranya dengan memastikan kandang bebek pedaging selalu kering. Luthfi bilang, bebek pedaging akan jauh lebih sehat apabila kandang tidak lembab. Menjaga kondisi kandang agar selalu dalam kondisi kering bisa disiasati dengan pemilihan lahan yang mendapat sinar matahari penuh. Termasuk menjaga kebersihan kandang dari kotoran bebek pedaging.

"Yang juga harus diperhatikan, kandang harus di karantina, artinya tidak boleh ada unggas lain yang boleh masuk area kandang. Menjaga agar tidak ada virus yang terbawa dari luar," jelas Luthfi.

Tertarik beternak bebek pedaging? Luthfi membagikan rincian bagi yang berminat memiliki pendapatan tambahan dengan beternak bebek. Diantaranya yang harus disiapkan yakni kandang dengan sirkulasi udara yang baik, serta selalu dalam kondisi yang kering. Siapkan juga untuk saluran air yang rutin diganti setiap saat.

Modal awal untuk beternak bebek pedaging termasuk tidak sedikit. Untuk DOC bebek, berkisar harga Rp 5.000 per ekor. Kemudian untuk pakan, seperti vurr, konsentrat, dan dedak beras, dapat disesuaikan dengan jumlah bebek pedaging yang diternak.

"Yang paling penting memiliki jaringan distribusi bebek pedaging. Supaya nanti ketika panen, kita tidak kebingungan menjual bebek," papar Alan Luthfi Gesang Saputra, dosen MPI di Kabupaten Ngawi yang sukses ternak bebek pedaging. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES