Kesehatan

DPR RI Minta Pemerintah Gercep Tangani Kasus Diabetes Anak

Senin, 06 Februari 2023 - 12:21 | 48.76k
Anggota Komisi IX F-PKS Netty Prasetyani. (Foto: Dok: DPR RI)
Anggota Komisi IX F-PKS Netty Prasetyani. (Foto: Dok: DPR RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi Kesehatan (IX) DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyoroti meningkatnya kasus diabetes pada anak sebanyak 70 kali lipat pada tahun 2023. Menurutnya, rilis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) soal meningkatnya kasus diabetes pada anak harus menjadi alarm penting bagi para pemangku kebijakan. 

Netty meminta pemerintah melalui kementerian/lembaga terkait untuk gerak cepat (gercep) menangani kasus tersebut.

"Pemerintah harus bergerak cepat melakukan berbagai upaya guna menekan kasus tersebut," kata Netty kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

Ia meminta agar program kesehatan yang selama ini telah dianggarkan setiap tahunnya dijalankan secara efektif dan sesuai target sasaran.

"Program kesehatan dalam aspek promotif, preventif dan kuratif harus dimaksimalkan oleh Kemenkes ke daerah-daerah darurat diabetes anak. Dalam aspek promotif harus dimulai dengan edukasi kepada para orang tua soal pangan sehat dan kaya nutrisi. Jangan sampai orang tua salah dalam memahami produk-produk makanan manis, semisal SKM baik digunakan untuk anak-anak," tambah anggota Fraksi PKS ini.

Lebih lanjut, Netty juga meminta pemerintah agar mengingatkan para pelaku industri di bidang konsumsi untuk taat terhadap kewajiban penyampaian informasi kandungan produk.

“Produsen harus jujur, jelas dan transparan dalam mencantumkan kandungan bahan dalam produknya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, bahkan seolah-seolah sengaja disembunyikan di tempat-tempat yang susah terlihat oleh konsumen. Ini hak konsumen yang harus dipenuhi secara bertanggung jawab," ungkap Netty.

Terungkap bahwa tren kasus diabetes pada anak melonjak berpuluh kali lipat sejak 2010. Kebanyakan, kasus anak mengalami diabetes melitus tipe 1. Kasus diabetes pada anak paling sering dialami di usia 5 hingga 6 tahun, atau menjelang remaja. Sayangnya, banyak dari mereka datang ke RS sudah dalam kondisi berat, sehingga sulit mendapatkan penanganan yang maksimal.

Menurut data dari IDAI hingga 31 Januari 2023 ada 1.645 pasien anak penderita diabetes yang tersebar di 13 kota. Ke-13 kota tersebut, yaitu Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Makassar, dan Manado.

Berdasarkan usia, sebaran kasus diabetes pada anak paling tinggi berada di usia 10-14 tahun dengan porsi 46,23 persen. Lalu, anak usia 5-9 tahun sebesar 31,05 persen, anak usia 0-4 tahun sebanyak 19 persen, dan anak usia lebih dari 14 tahun sebesar 3 persen. Jika dilihat dari jenis kelamin, sebaran kasus diabetes pada anak lebih banyak didominasi oleh perempuan dengan persentase 59,3 persen dan laki-laki 40,7 persen

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, jika tak tertangani, penyakit stroke dan gagal ginjal mengintai.

“Diabetes di Indonesia memang naik tinggi, diabetes itu kan mother of all diseases. Jadi kalau terus-terusan ada dan enggak di-treat (dirawat), itu bisa stroke, bisa jadi (gagal) ginjal, bisa jadi jantung," kata Menkes Budi di RS Kanker Dharmais, Jumat (3/2/2023) lalu.

Eks Wamen BUMN ini menambahkan, penderita diabetes yang sudah mengalami komplikasi gagal ginjal harus melakukan cuci darah. Cuci darah itu dilakukan sekitar 3-4 kali seminggu dan sekali cuci darah memakan waktu hingga 4-5 jam. Sementara itu, berdasarkan data penderita diabetes di Indonesia mencapai 13 persen dari total penduduk sekitar 270 juta. Hal ini setara dengan 35 juta jiwa.

“Kalau ini enggak di-treat (dirawat dan diobati), dia paling dekatnya itu cuci darah. Bayangkan kalau kita cuci darah tuh mesti 3-4 hari di RS, di sana 4-5 jam enggak bisa ngapa-ngapain, kan kasihan kualits hidupnya,” tegas Menkes Budi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES