Peristiwa Internasional

Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa Turki Lebih 3000 Orang

Selasa, 07 Februari 2023 - 06:28 | 118.36k
Masyarakat di Turki bersama para relawan terus berusaha menolong para korban dari reruntuhan gedung.(FOTO: The Sun)
Masyarakat di Turki bersama para relawan terus berusaha menolong para korban dari reruntuhan gedung.(FOTO: The Sun)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Turki dan Suriah sampai pagi ini telah lebih dari 3000 orang.

Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) menyebutkan jumlah korban tewas di Turki mencapai 2.316 orang.

Sementara itu menurut angka dari pemerintah Damaskus dan White Helmets, petugas penyelamat yang berlokasi di wilayah barat laut yang dikendalikan oleh pasukan oposisi, hampir 1.300 orang tewas di Suriah.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyatakan gempa kembar hari Senin (6/2/2023) kemarin merupakan "bencana terbesar" sejak gempa bumi Erzincan 1939, yang menewaskan sekitar 33.000 orang.

Jumlah korban tewas dan luka akibat bencana gempa bumi terburuk ini diperkirakan akan terus meningkat karena tim penyelamat masih terus mencari di bawah tumpukan puing yang luas.

Gempa pertama berkekuatan 7,7 SR berpusat di provinsi Kahramanmaras di tenggara Turki yang meruntuhkan seluruh blok apartemen di beberapa kota sekaligus menambah lebih banyak kehancuran pada jutaan warga Suriah yang terlantar akibat perang bertahun-tahun.

Gempa bumi kedua menurut AFAD, terjadi siang hari dengan kekuatan 7,6 skala Richter.

Gempa-Turki-b.jpg

Gempa kedua ini juga merobohkan lebih banyak bangunan dan seperti yang pertama, terasa di seluruh wilayah.

Selain Kahramanmaras, provinsi tenggara Gaziantep , Diyarbakir, Elazig, Malatya, Adıyaman, Kilis, Hatay, Osmaniye, dan Bingol juga dilanda gempa.

Cuaca musim dingin yang membeku, menambah penderitaan ribuan orang yang terluka atau kehilangan tempat tinggal sekaligus menghambat upaya untuk menemukan korban selamat.

"Temperatur yang sangat dingin, mempersingkat waktu yang dibutuhkan tim penyelamat untuk menyelamatkan korban selamat yang terperangkap," kata pakar bahaya alam di Nottingham Trent University, Dr Steven Godby.

"Sulitnya bekerja di daerah yang dilanda perang saudara akan semakin mempersulit upaya penyelamatan," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan, White Helmets mengatakan, ratusan keluarga masih terperangkap di bawah reruntuhan.

White Helmets adalah Pertahanan Sipil Suriah, organisasi sukarelawan yang beroperasi di beberapa bagian Suriah yang dikuasai oposisi dan di Turki.

Dalam pernyataannya di televisi, Senin malam, pejabat AFAD, Orhan Tatar mengatakan, lebih dari 5.500 bangunan runtuh dan lebih dari 6.400 orang diselamatkan dari bangunan yang runtuh di tenggara Turki.

Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengatakan, wilayah itu merasakan setidaknya 145 gempa susulan, dsn ia menambahkan tiga gempa lebih kuat dari skala 6.

Produser Al Jazeera di Gaziantep Turki, Ahmed al-Khatib menggambarkan,  orang-orang yang selamat dari bencana tidak tahu harus pergi ke mana.

Ratusan dan ribuan mobil keluar masuk di jalan. Mereka  tidak merasa aman bahkan di dalam masjid atau gedung pemerintah sehingga mereka lebih suka berdiri di luar. 

Suhu di beberapa daerah diperkirakan turun di bawah titik beku dalam semalam, kondisi yang buruk bagi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal. Hujan dan salju bahkan  turun di seluruh wilayah.

Bencana terbaru itu sudah menjadi korban tewas tertinggi akibat gempa bumi di Turki ketika gempa dengan kekuatan yang sama menghancurkan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang pada tahun 1999.

Presiden Erdogan menyebutnya sebagai bencana bersejarah dan menyatakan tujuh hari berkabung.

"Setiap orang berusaha dengan sepenuh hati meskipun musim dingin, cuaca dingin dan gempa bumi yang terjadi pada malam hari membuat segalanya menjadi lebih sulit," katanya.

Erdogan mengatakan 45 negara telah menawarkan bantuan dalam upaya pencarian dan penyelamatan.

Sebagian besar untuk Turki, dengan Rusia dan bahkan janji bantuan Israel kepada pemerintah Suriah. Tapi tidak jelas apakah ada yang akan pergi ke kantong yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah.

Sampai kini tercatat sudah lebih dari 3000 orang menjadi korban meninggal dunia akibat gempa bumi Turki dan Suriah itu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES