Pendidikan

Keren! Dispendik Banyuwangi Punya Satgas Khusus Cegah Kekerasan di Sekolah

Selasa, 07 Februari 2023 - 15:00 | 82.75k
Kadispendik Banyuwangi, Suratno, S Pd, MM. (Foto : Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Kadispendik Banyuwangi, Suratno, S Pd, MM. (Foto : Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Inovasi terus dilakukan Dinas Pendidikan atau Dispendik Banyuwangi, Jawa Timur. Bukan hanya dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan saja. Tapi juga untuk mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan sekolah.

Kekerasan dimaksud seperti, intoleransi, perundungan dan pelecehan seksual. Baik yang dilakukan oleh sesama pelajar atau lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Banyuwangi, Suratno, S Pd, MM mengatakan, dalam mendorong suksesi pihaknya memiliki Satgas khusus. Yakni Satgas Anti Kekerasan Sekolah.

“Dalam waktu dekat kami akan melakukan rapat terpadu guna percepatan kinerja Satgas,” katanya, Selasa (7/2/2023).

Rencananya, lanjut Suratno, rapat terpadu akan digelar pada Kamis, 9 Februari 2023 mendatang. Sejumlah elemen akan dilibatkan, seperti Forpimda dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Sebagai langkah pencegahan lain, Dispendik Banyuwangi, juga akan menambah serta mengubah pola pelatihan rutin bagi para guru. Materi yang diberikan juga bukan hanya soal pengembangan dunia pendidikan saja. Tapi lebih menguatkan materi-materi intoleransi, perundungan dan pelecehan seksual.

“Kami mempunyai program guru penggerak dan In House Training (IHT) yang diberikan kepada guru dan tenaga pendidik untuk mengantisipasi permasalahan tersebut,” ujarnya.

Semangat pencegahan masalah intoleransi, perundungan dan pelecehan seksual yang dimotori Dispendik Banyuwangi ini patut diacungi jempol. Terlebih ketiga permasalahan tersebut juga menjadi salah satu fokus Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu di Banyuwangi kasus kekerasan seksual pada anak memang cukup tinggi. Mulai dari pemerkosaan anak belasan tahun yang dilakukan oleh ayah tiri. Bahkan ada pihak yang seharusnya melindungi pelajar malah melakukan aksi tidak terpuji tersebut.

Sementara korban dari kekerasan seksual merupakan anak-anak yang sedang duduk di bangku sekolah. Karena itu, Dispendik Banyuwangi berupaya agar para anak korban bisa mendapatkan hak-haknya. Salah satunya dengan melakukan pendampingan psikologis.

Tidak hanya itu, Dispendik juga memastikan agar para korban tetap bisa menempuh pendidikan dengan rasa aman dan nyaman.

“Upaya kami adalah mencegah tiga masalah tersebut agar tidak terjadi di lingkungan sekolah,” ungkapnya.

Namun, demi mendorong suksesi diperlukan kerjasama para pihak. Mengingat tempat pendidikan bukan hanya sekolah. Melainkan juga terdapat peran orang tua dan lingkungan.

Untuk itu, Suratno, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah perundungan, intoleransi dan kekerasan seksual pada anak.

“Mari kita bergotong royong untuk mencari cara pencegahan permasalahan tersebut,” kata Kadispendik Banyuwangi, Suratno, S Pd, MM. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES