Resensi

5 Makam di Pacitan, Cocok untuk Wisata Religi saat Ramadan 2023

Selasa, 07 Maret 2023 - 14:45 | 123.12k
Ziarah Ramadan di Makam Kanjeng Jimat Pacitan. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Ziarah Ramadan di Makam Kanjeng Jimat Pacitan. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Berikut rekomendasi 5 makam tokoh di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang cocok untuk wisata religi saat Ramadan 2023. 

1. Makam Kanjeng Jimat

Makam Kanjeng Jimat yang berada di Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pacitan ini merupakan salah satu situs bersejarah. Lokasinya di puncak Giri Sampurno kerap menjadi jujukan peziarah. Tidak hanya Indonesia, namun mancanegara. 

Waktu kunjungan paling ramai adalah menjelang Ramadhan. Selanjutnya hari raya Idul Fitri. Sedangkan warga setempat biasanya berziarah setiap malam Jumat.

Di makam ini, bisa dirasakan suasana sepi serta hawa yang sejuk membuat pikiran tenang. Belum lagi kadar oksigen di puncak bukit melimpah membuat tubuh terasa lebih bugar sehingga menjadikan suasana ruhani semakin fokus ibadah ramadan kepada Tuhan. 

Seperti diketahui, Kanjeng Jimat merupakan Bupati ketiga Pacitan yang dilantik menggantikan Setroketipo, bupati sebelumnya. Gelar Jogokaryo pun melekat selama sang tokoh memangku jabatan tertinggi di belahan pesisir selatan Pulau Jawa.

Kanjeng Jimat juga dikenal sebagai penyebar agama Islam yang berasal dari daerah Arjowinangun. Sebuah perkampungan di timur Sungai Grindulu yang belakangan berdiri Pondok Pesantren Nahdlatus Suban

2. Makam Kyai Santri

Makam-di-Pacitan-b.jpgMakam Kyai Santri di Pacitan.  (FOTO: Dok TIMES Indonesia) 

Makam Kiai Santri terletak di Dusun Mojo, Desa/Kecamatan Punung kurang lebih 1,5 kilometer ke arah utara dari terminal angkutan umum. 

Disarikan dari buku Babad Mojo karya R. Ganda Wardaya, 1935, Kiai Santri merupakan orang saleh yang dikenal sebagai salah satu penyebar Agama Islam dan penguasa wilayah Maling Mati era Kerajaan Majapahit. Konon, Raja Majapahit memiliki 135 putra yang tersebar ke beberapa penjuru. 

Kesucian Kiai Santri teruji saat ia dituduh berbuat serong dengan Dewi Ratri istri Ki Ageng Mojo. Tanda kesuciannya adalah darah yang keluar berbau wangi dan berwarna putih setelah ditusuk menggunakan sebuah keris lantaran tak berdosa. 

Situs makam ini pertama direnovasi tahun 2020 lalu oleh para tokoh setempat. Selain menjadi jujukan peziarah, kini setiap malam tertentu area makam Kiai Santri kerap dimanfaatkan warga melakukan rutinitas keagamaan. Terutama menjelang Ramadan. 

Untuk mengenang Kiai Santri, warga melakukan upacara adat Nyadran yang masih dilestarikan sampai sekarang. 

3. Makam Mbah Umar Tumbu

Makam-di-Pacitan-c.jpgMakam Mbah Umar Tumbu. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

KH Umar Tumbu dikenal sebagai ulama kharismatik pendakwah tersohor dengan nama asli Umar Sahid. 

Dia adalah ulama pendakwah yang makamnya ada di Desa Jajar, Kecamatan Donorojo. Menjelang Ramadan kerap diziarahi dari berbagai kalangan. 

Masyarakat pasti sudah tahu tentang perjalanan KH Umar Tumbu yang wafat pada 4 Januari 2017 silam. 

KH Umar Tumbu wafat dalam usia 114 tahun. Pada masa remajanya, ia menjadi murid KH Dimyathi Abdullah di Pesantren Tremas Arjosari Pacitan. 

Makamnya yang berada di belakang asrama Ponpes Nurrohman yang ia asuh kini menjadi jujukan wisatawan dari berbagai daerah. Terlebih saat bulan Ramadan ramai dikunjungi para peziarah. 

4. Makam Mbah Kethok Jenggot

Makam Mbah Kethok Jenggot yang ada di Dusun Kulak, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari ini memiliki kisah masa silam yang kental dengan perjuangan. 

Sebagaimana Ramadan 2023 mendatang, warga setempat melakukan ziarah di makam ini. 

Konon, dengan kesaktiannya Mbah Kethok Jenggot bisa babat alas dan membuka tanah Desa Tremas.

Mbah Kethok Jenggot memiliki nama muda Raden Bagus Sudarmaji. 

Sosoknya termasuk salah seorang punggawa dari Keraton Surakarta Hadiningrat.

Berkat Raden Bagus Sudarmaji inilah pemberontakan Adipati Banteng Wareng berhasil ditumpas. 

Selain itu, Raden Bagus Sudarmaji juga memiliki pusaka tongkat yang terbuat dari pucang kalak di saat semedi di bawah pohon dengan memegang tongkatnya.

Akhirnya ia wafat dengan cara musno atau menghilang dengan raganya dan sekarang daerah tersebut dikenal dengan Dusun Kulak. 

Sebagai informasi, Raden Bagus Sudarmaji mempunyai jambang yaitu jenggot panjang yang tidak mempan dipotong. Akhirnya dikenal dengan sebutan Mbah Kethok Jenggot oleh masyarakat.

Ada yang mengatakan, bahwa pusara makam Mbah Kethok Jenggot pada hari-hari tertentu mengeluarkan pancaran cahaya, namun hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya. 

Makam Mbah kethok Jenggot ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Keraton Surakarta Hadiningrat beberapa waktu lalu. Setiap ramadan juga dijadikan wisata religi. 

5. Eyang Yahuda

Eyang Yahuda memiliki nama asli Syekh Abdurrahman yang makamnya berada di dusun Margodadi, desa Nogosari, kecamatan Ngadirojo. 

Eyang Yahuda sendiri memiliki pertalian nasab dengan Kyai Ageng Muhammad Besari di Tegalsari yang meninggal pada tahun 1760an. Menurut perhitungan lahir sekitar tahun 1714 atau 1715 silam. 

Rekam jejaknya tetap abadi. Eyang Yahuda mendirikan Masjid Tegalsari Ponorogo dan Pesantren Gebang Tinatar pada tahun 1742 silam. 

Eyang Yahuda sendiri merupakan salah seorang trah Tegalsari yang menyebarkan Islam di wilayah Wengker Selatan Pacitan. 

Jika diperhatikan karakteristik makamnya, Syekh Yahuda bisa dipastikan ikut terlibat dalam perang Jawa yang dikobarkan Pangeran Diponegoro pada tahun 1825-1830. 

Dengan demikian, Eyang Yahuda yang terkenal dengan kewaliannya hidup sezaman dengan Kanjeng Kyai Kasan Besari (1799-1862), yakni cucu dari Kyai Ageng Muhammad Besari Ponorogo. 

5 makam religi tersebut merupakan tempat persinggahan para ulama dan wali yang semasa hidupnya berjuang menyebarkan Islam di wilayah selatan Pulau Jawa. Khususnya Kabupaten Pacitan, umat Islam bisa menziarahinya saat Ramadan 2023 mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES