Religi

Kisah Sahabat Abu Bakar Diangkat Jadi Khalifah saat Bulan Ramadan

Minggu, 26 Maret 2023 - 09:57 | 205.52k
 ilustrasi Ramadan 2023. (dok. times indonesia)
ilustrasi Ramadan 2023. (dok. times indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kisah Abu Bakar As Siddiq dalam perjuangannya membela islam dan mempertahankan agama tentu patut menjadi perhatian penting oleh semua umat manusia. Kualitas diri abu bakar sebagai pribadi yang luas biasa alim, pintar, dan tegas tentunya perlu diteladani oleh semua umat muslim.

Satu aspek yang perlu untuk diketahui adalah bahwa kisah menarik dari abu bakar ini terjadi pada saat bulan puasa. Dan pada bulan Ramadan ini peristiwa tersebut menjadi riwayat penting dalam sejarah kepemimpinan umat islam, khususnya pada saat sepeninggal nabi Muhammad SAW.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Kisah Abu Bakar dalam pengangkatannya sebagai khalifah pengganti rasulullah memang memiliki berbagai pro dan kontra. Akan tetapi hingga akhir kepemimpinannya abu bakar mampu membawa perubahan cukup besar dari semua aspek kebutuhan rakyat yang dipimpinnya.

Sebagai umat muslim maka cerita mengenai awal mula kepemimpinan abu bakar merupakan satu kajian utama dengan nilai penuh makna di bulan Ramadan. Dengan semua aspek cerita menarik tersebut maka perlu ada upaya untuk merealisasikan semua nilai ini kepada cara mengembangkan diri di bulan Ramadan.

Berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai Kisah Abu Bakar pada saat hendak di baiat untuk menjadi khalifah meneruskan estafet kepemimpinan rasulullah.

2 Kisah Abu Bakar Saat Hendak Di Bai’at Sebagai Khalifah Pada Bulan Ramadan

Peristiwa penting dari pengangkatan abu bakar menjadi khalifah ini merupakan bagian penting yang tentunya perlu mendapatkan perhatian. Apalagi beberapa detik sebelum dilantik menjadi Khalifah terdapat kisah menarik dari abu bakar ini yang kemudian bisa menjadi pelajaran berharga bagi kaum muslimin.

1.    Abu Bakar Ash Siddiq Masih Menyempatkan Berdagang

Kisah Abu Bakar yang hendak diangkat menjadi pengganti nabi pada saat hendak meneruskan estafet kepemimpinan juga semakin menarik untuk dikaji sebab pada saat beberapa jam sebelum dilantik abu bakar masih melakukan rutinitas yang biasa dia kerjakan setiap pagi. Seperti yang telah diketahui abu bakar sehari-hari sangat aktif berdagang.

Pada hari di mana dia akan dilantik pemimpin, Abu Bakar masih tetap saja sibuk menyiapkan barang dagangan untuk dijual ke pelaggannya dipasar. Dia berangkat ke pasar dengan membawa sejumlah barang dagangan di pundaknya.

Kisah Abu Bakar ini berlanjut saat berjalan menuju pasar ditengah jalan, Abu Bakar bertemu dengan Umar bin Khatab dan Abu Ubaidah. Dua sahabat nabi ini tentu tampak bingung saat menyaksikan Abu Bakar dengan santai tetap melakukan rutinitasnya pagi itu dengan membawa barang dagangan.

Kedua sahabat Nabi itu langsung bertanya kepada Abu Bakar mengenai apa yang akan dilakukanya pagi itu dengan semua barang yang biasa dibawa tersebut.

"Aku akan ke pasar," ujar Abu Bakar. Jawaban dari abu bakar ini sontak membuat Umar dan Abu Ubaidah terkejut, apalagi  mereka tahu, Abu Bakar hari ini akan dilantik menggantikan rasulullah. Sehingga Kisah Abu Bakar ini menjadi semakin dikenal terkait ketekunannya.

“Apa yang akan kau lakukan di sana? Sedangkan siang ini kau akan dibaiat menjadi khalifah pengganti Rasulullah?”, tanya Umar kembali.

Mendengar pertanyaan kembali dari umar bin khattab tersebut maka ada alasan penting mengapa abu bakar masih harus berdagang, sebab tidak lain ingin menafkahi keluarganya. Abu Bakar mengatakan, siapa lagi yang akan memberi makan keluarga jika bukan dirinya sendiri.

Mendengar alasan dari abu bakar ini maka Umar dan Abu Ubaidah segera meyakinkan pengganti nabi Muhammad sebagai pemimpin kota makkah ini bahwa dia tak akan kekurangan makanan ataupun kelaparan pada saat telah menjadi khalifah.

“Kaum muslimin akan memberikan secara rutin setiap hari separuh daging kambing dan pakaian, mulai dari kepala sampai perut untuk keluargamu,” Ucap Umar Bin Khattab dan Abu Ubaidah.

Selain berdagang menjual baju di pasar, Abu Bakar juga dikenal sebagai pemerah susu kambing milik seseorang hamba bernama Al-Hayy. Salah seorang pembantu Al Hayy khawatir Abu Bakar tak akan lagi memerah susu setelah sang sahabat Nabi mengemban jabatan sebagai khalifah.

“Sekarang engkau tidak lagi memerah susu untuk kami,” kata pembantu Al Hayy.

Dari Kisah Abu Bakar inilah maka bisa diambil pelajaran bahwa saat bulan Ramadan tiba bukan menjadi alasan untuk tidak bekerja. Bahkan sesuai kisah tersebut, meski ada tanggung jawab besar yang harus diemban selanjutnya, tanggung jawab menafkahi keluarga tidak bole menjadi alasan untuk malas ketika Ramadan tiba.

2.    Abu Bakar Ash Siddiq Mampu Melerai Pertikaian 4 Golongan

Kisah Abu Bakar Selanjutnya pada saat hendak dilantik menjadi khalifah yang bertepatan pada bulan Ramadan adalah kemampuannya untuk melerai 4 golongan yang berbeda pendapat pada saat penentuan sosok penganti rasul. Hal ini menjadi kisah penting yang sejatinya memberikan asumsi terbaik bagi semua kaum muslimin.

Seperti yang telah diketahui bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka estafet kepemimpinan setelah beliau menjadi problem di kalangan umat Islam. Bahkan belum sempat suasana berduka hilang karena ditinggal rasulullah, sudah ada beberapa golongan yang sudah membicarakan pengganti rasul.

Singkat cerita, empat kaum yang sempat bersitegang tersebut serta terdiri dari Ansor, Muhajirin, Aus dan Khazraj melakukan musyawarah besar untuk menentukan siapa pemimpin yang cocok pasca Rasul wafat. Dan Semua golongan tersebut tentunya memiliki kandidat calon masing-masing untuk menjadi pengganti utama sampai situasi sempat memanas.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES