Kesehatan TIMES Ramadan

Puasa Bantu Jaga Kesehatan Mental, Inilah Penjelasannya

Sabtu, 01 April 2023 - 16:06 | 73.70k
Ilustrasi Puasa Ramadan 2023.
Ilustrasi Puasa Ramadan 2023.
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Korelasi puasa ramadan dan kesehatan mental tentunya menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Akan tetapi belum semua umat muslim mengetahui dengan jelas apakah benar ada hubungan antara pelaksanaan ibadah puasa dengan dampaknya pada proses perkembangan mental seseorang.

Mungkin pemahaman terkait haqiqat puasa yang sebenarnya sangat luas belum sepenuhnya dipahami oleh umat muslim. Sebab ibada puasa adalah ibadah satu tahun sekali dengan cakupannya yang juga sangat luas, meliputi dimensi individual, sosial, dan vertical.

Dan pada kenyataannya pemahaman umum pada mayoritas umat Islam tentu hanya pada nilai ibadah serta dampaknya pada kondisi fisik. Padahal jika ditelaah lebih jauh tentu ada dampak lain yang bisa didapatkan oleh semua umat muslim.

Apalagi sebagai bulan palin diutamakan Allah dari pada bulan lainnya, maka tentu ada banyak rahasia didalam pelaksanaan dan perintah puasa. Salah satunya adalah kemungkinan adanya hubungan dasar terkait puasa dan kesehatan mental.

Lantas apa saja pengaruh yang perlu untuk umat muslim ketahui terkait dua variable tersebut, berikut adalah penjelasannya.

Pemahaman Terkait Hubungan Puasa dan Kesehatan Mental Menurut Dr. Quraish Shihab

Ada banyak sekali pendapat yang menjelaskan mengnai dampak puasa untuk kesehatan mental. Akan tetapi pada ulasan kali ini semua aspek terkait dampak tersebut akan dijelaskan dalam bentuk pemahaman tafsir Dr. Quraish Shihab dari karynya Tafsir Al Misbah.

Dalam kontek memperkenalkan Alquran, buku ini berusaha menghidangkan suatu bahasan pada setiap surat pada apa yang dinamai dengan tujuan surat atau tema pokok surat, dan setiap surat ada tema pokoknya. 

Pada tema itulah terdapat uraian ayat yang salah satunya menjelaskan mengenai korelasi puasa dan kesehatan mental.

Puasa Untuk Obat Jiwa

Untuk pengobatan kejiwaan di antara usaha yang dapat dilakukan dalah membina kembali sifat yang baik dalam diri, menanggalkan kebiasaan yang tidak baik, dan melatihnya mengendalikan diri. 

Orang dapat memperoleh ketenangan jiwa, karena iya dapat bersifat baik dan mengendalikan dirinya. 

Oleh karena itu juga maka akan muncul kesembuhan, karena orang bebas dari sifat dan perasaan yang menekan, bebas dari kebiasaan yang buruk, dan bebas dari dorongan hawa nafsu jahat. 

Aspek ini tentu sejalan dengan penafsiran Quraish Shihab terhadap ayat puasa quran seperti surat an-Nisa ayat 92 dalam tafsir al misbah bahwa pada ayat ini mengenai hukuman bagi kejahatan seperti pembunuhan Allah menyuruhnya untuk bertaubat dan melakukan puasa dua bulan berturut-turut, ini hubungan puasa dan kesehatan mental dalam bentuk hukuman.

Selain itu ada juga beberapa ayat Allah terkait perintah h berpuasa sebagai hukuman atau sebagai penebusan dosa karena kesalahan, kelalaian, atau karena kemaksiatan selain pada surat an-Nisa juga pada surat alMaidah ayat 89 Allah menyuruh puasa bagi sebagai kifarat sumpah.

Selain itu pada Q.S. al Maidah ayat 95 Allah menyuruh berpuasa kepada orang yang membunuh binatang buruan ketika ihram.

Puasa Melatih Diri Hadapi Godaan Syahwat

Aspek selanjutnya terkait hubungan puasa dan kesehatan mental tentu ada pada proses melatih diri untuk tahan terhadap godaan syahwat. 

Salah satu penyakit jiwa yang sangat berbahaya adalah terjerumus kedalam kejahatan syahwat.

Dan hal tersebut direalisasikan dalam bentuk penafsiran M Quraish Shihab tentang ayat-ayat puasa di atas. Seperti pada Q.S. al-Baqarah ayat ayat 187 pada ayat ini dijelaskan waktu melakukan hubungan suami istri dimana pada saat puasa haram melakukan hubungan seks walaupun suami istri.

Demikian ini dapat di tarik kesimpulan bahwa sebagai alat pembiasaan membendung atau pengendalian syahwat, karena dalam puasa ia diajarkan menahan syahwat terhadap istrinya yang padahal halal untuk disetubuhi.

Puasa Sebagai Media Melatih Emosi Positif

Aspek selanjutnya terkait hubungan puasa dan kesehatan mental tentu ada pada proses melatih diri untuk bisa mengendalikan emosi ke arah positif. 

Sebagaimana dijelaskan oleh M. Quraish dalam menafsirkan Q.S. al-Baqarah ayat 183 diwajibkannya bagi orang beriman untuk berpuasa, dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183 menggunakan lafad صيام ّال) ash-shiyam) serta pada Q.S. Maryam ayat 26 tentang puasa nadzar siti Maryam menggunakan ماٗوۡص َ

dan secara makna dhahir adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan seks. 

Namun secara esensi puasa juga harus mampu menahan dari sesuatu yang bisa membatalkan pahala puasa seperti berdusta, lalu berkata kotor, menipu dan melakukan kedurhakaan atau kefasikan lainya.

Puasa Sebagai Media Untuk Melatih Kepekaan Sosial

Aspek terakhir terkait hubungan puasa dan kesehatan mental tentu ada pada proses melatih diri untuk melatih diri dalam peka terhadap kondisi sosial.

Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 187 dijelaskan bahwa puasa di mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari serta tidak boleh makan dan minum. Sehingga selama kurang lebih antara 13 jam harus tidak makan dan minum pasti akan merasakan rasa lapar, haus, dan dahaga.

Alasan tersebut yang tentunya mampu memberikan proses untuk memahami serta merasakan penderitaan orang-orang miskin dan tidak mampu sehingga dengan puasa akan menumbuhkan sikap sosial dan simpati terhahadap kesusahan orang lain.

Melalui semua mekansime semua penjelasan hubungan puasa dan kesehatan mental berdasar pada tafsif Al Misbah karya Dr. Quraish Shihab maka tentu bisa menjadi bekal utama bagi semua umat muslim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES