Suara Rakyat Pagari Pancasila

Peringati Harlah Pancasila 1 Juni, Pagar NKRI Ikhtiar Bumikan dan Pagari Pancasila dengan AI

Kamis, 01 Juni 2023 - 06:40 | 71.84k
Logo semangat #PagariPancasila Pagar NKRI. (Ilustrasi: Sudarmaji)
Logo semangat #PagariPancasila Pagar NKRI. (Ilustrasi: Sudarmaji)
FOKUS

Pagari Pancasila

TIMESINDONESIA, MALANG – dir="ltr">Ini cara unik dan menarik organisasi Pagar NKRI (Persatuan dan Gotong Royong untuk NKRI) memperingati Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni hari ini. Ormas yang berpusat di Malang, Jatim, ini    berusaha membumikan dan memagari Pancasila di era teknologi digital dengan tagline Pagari Pancasila.

Ketum Pagar NKRI, Gus Edy Hayatullah SP MM, mengatakan, tim Pagar NKRI bekerjasama dengan media online TIMES Indonesia akan memproduksi konten tentang Pancasila dan Pagari Pancasila sebanyak 780 di bulan Juni ini. Khusus hari ini, 1 Juni akan memproduksi 78 konten.

"Angka 78 dan 780 konten kita ambil dari 78 tahun lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, atau 78 tahun yang lalu," ucap Gus Edi.

Konten-konten itu akan disebar secara periodik kepada publik. Konten ini berupa tulisan, video, animasi, desain quote, dan puisi serta sajak. Penyebarannya lewat media mainstream TIMES Indonesia dan medsos.

Pancasila di Era Digital dan AI

Gus Edi menjelaskan, era digital dan AI saat ini sudah menjadi era dan peradaban baru bagi generasi sekarang. Karenanya, Pancasila sebagai falsafah terdalam bangsa penting untuk diberikan pada generasi era baru ini.

Caranya? "Membumikan Pancasila secara digital melalui teks, video, animasi, quote, puisi, sajak, dan tentu AI," kata Gus Edi.

"Mengapa AI, karena sekarang eranya. Era teknologi generasi ketiga ini sudah mulai dirambah generasi baru. Maka Pancasila sebagai falsafah terdalam bangsa perlu dibumikan dan dipagari lewat apa yang menjadi eranya generasi sekarang, yakni AI," tambahnya.

Dosen Pancasila yang juga Wakil Ketua 2 STAIMA Al Hikam Malang ini menjelaskan, Pancasila yang merupakan roh dan falsafah terdalam bangsa, tetap tidak lekang oleh zaman meski dikelilingi oleh perkembangan teknologi dan peradaban yang begitu cepat.

"Teknologi dan peradaban yang terus berubah bukanlah halangan untuk membumikan Pancasila, melainkan sebaliknya, menjadi kesempatan untuk mendekatkan Pancasila kepada generasi muda dalam bentuk dan bahasa yang mereka pahami," tandasnya.

Membumikan dan memagari Pancasila dengan AI bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya melalui aplikasi belajar sejarah dan falsafah yang interaktif berbasis AI, game edukasi, atau platform diskusi digital yang menggunakan AI untuk menyaring dan memoderasi konten.

"Tujuannya bukan hanya membuat Pancasila lebih mudah diakses dan dipahami oleh generasi muda, tapi juga untuk menjaga dan melindungi Pancasila dari pengaruh negatif yang bisa mengancam eksistensinya," tambah Gus Edi yang juga wakil bendahara PCNU Kota Malang ini.

Dengan menggunakan AI, kita bisa memastikan bahwa Pancasila bukan hanya tetap relevan. Tapi juga menjadi falsafah hidup yang terus menerus diterapkan dan diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dari generasi ke generasi.

"Inilah cara Pagar NKRI merayakan dan memperingati Hari Lahir Pancasila," tandasnya.

Generasi AI Harus Tetap Pancasilais

Gus Edi Hayatullah, juga berbicara tentang bagaimana generasi AI harus tetap menghargai dan mengikuti nilai-nilai Pancasila.

"Pancasila tidak hanya relevan untuk generasi yang hidup sebelum kemajuan teknologi informasi, tetapi juga sangat penting bagi generasi AI," kata Gus Edi.

"Kami percaya bahwa dengan AI, kita dapat membangun lingkungan yang mencerminkan dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila. Teknologi AI harus digunakan untuk mempromosikan kerukunan dan persatuan, dan bukan sebaliknya."

Gus Edi menekankan bahwa generasi AI harus tetap Pancasilais, dan ini bukanlah tugas yang mudah. Ia berargumen bahwa teknologi AI memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi, dan dalam beberapa kasus, ini bisa mempengaruhi bagaimana kita memahami dan menerapkan Pancasila.

"Poin pentingnya, sangat urgen untuk memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan dan digunakan dengan cara yang sejalan dengan Pancasila," tegas putera mantu KH Hasyim Muzadi ini.

Generasi AI, kata dia, harus memahami bahwa teknologi adalah alat, dan itu seharusnya tidak mengubah nilai-nilai bangsa. Sebaliknya, itu harus digunakan untuk memperkuat dan mempromosikan nilai-nilai tersebut.

"Ini adalah kesempatan kita untuk menggunakan AI sebagai alat untuk mendidik dan membentuk generasi muda agar lebih memahami dan menghargai Pancasila," tegasnya.

Ia berharap, melalui inisiatif ini, generasi muda Indonesia yang tumbuh di era digital akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Pancasila dan bagaimana mereka dapat menjalankan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik dalam interaksi langsung maupun dalam dunia digital.

"Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa Pancasila tidak hanya tetap hidup dalam hati dan pikiran kita, tetapi juga dalam teknologi dan aplikasi yang kita gunakan setiap hari," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES