Peristiwa Internasional Info Haji 2023

Banyak Jemaah Haji Lansia Alami Dimensia, Ini Solusinya

Selasa, 06 Juni 2023 - 11:28 | 96.96k
Lansia memiliki potensi mengalami dimensia setelah perjalanan jauh dan merasakan perbedaan geografis serta lingkungan baru. (Foto: MCH 2023)
Lansia memiliki potensi mengalami dimensia setelah perjalanan jauh dan merasakan perbedaan geografis serta lingkungan baru. (Foto: MCH 2023)
FOKUS

Info Haji 2023

TIMESINDONESIA, MADINAH – Musim haji 2023, bertema haji ramah lansia. Karena jumlah lansianya begitu banyak. Dan, salah satu penyakit rentan pada lansia adalah, dimensia. Laporan yang dirilis oleh petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan, sejumlah jemaah haji lansia mengalami demensia setelah tiba di Madinah.

Untuk mengatasi hal tersebut, tenaga kesehatan haji segera memberikan pendampingan kepada pasien dan mendorong mereka untuk bersosialisasi dengan jemaah lain.

Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran, menjelaskan bahwa beberapa jemaah haji lansia mengalami disorientasi, seperti meminta pulang saat masih berada di pesawat atau tetap mengira berada di kampung halaman mereka setelah tiba di tanah suci. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi demensia.

Demensia biasanya ditandai dengan gangguan dalam berpikir, termasuk disorientasi terhadap tempat, waktu, dan orang-orang di sekitar mereka. Gejala awal yang sering muncul meliputi kehilangan ingatan, terutama terhadap peristiwa-peristiwa yang baru saja dialami. Juga, kesulitan dalam mempelajari hal-hal baru, konsentrasi yang buruk, serta kesulitan mengingat waktu dan tempat, terutama setelah perpindahan dari kampung halaman ke embarkasi atau ke tanah suci.

"Demensia ini menjadi fenomena pada jemaah haji Indonesia tahun ini karena jumlah jemaah lansia lebih banyak darisebelumnya," ujar dr. M. Imran, Senin (5/6/2023).

Bagi jemaah yang mengalami demensia, perlu diberikan stimulasi kognitif. dr. Imran menjelaskan bahwa stimulasi tersebut dilakukan dengan mengajak pasien berinteraksi dan bersosialisasi.

Jemaah-Haji-Lansia-a.jpg

Tenaga kesehatan haji juga memberikan pendampingan kepada pasien guna mencegah kemungkinan terjadinya demensia. Jika jemaah mengalami demensia, mereka akan segera dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk menerima terapi stimulasi kognitif. Terapi ini biasanya dapat mengembalikan ingatan pasien.

Namun, dr. Imran menekankan pentingnya tetap waspada setelah pasien pulih, karena demensia dapat muncul kembali sewaktu-waktu, terutama akibat kelelahan dan dehidrasi. Jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas di luar kegiatan ibadah haji, mengingat kondisi panas di Arab Saudi dapat menyebabkan kelelahan dan dehidrasi.

"Jemaah lansia masih bisa dicegah agar tidak mengalami demensia, artinya gejala disorientasi tidak muncul. Salah satu cara pencegahannya adalah dengan memberikan stimulasi kognitif, seperti mengajak mereka bercerita, ngobrol dan bersosialisasi," paparnya.

Jemaah yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali.

Jangan Memaksa Aktivitas Fisik

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo memberikan sejumlah imbauan bagi jemaah haji agar lancar dan sehat beribadah haji.

Dia  mengatakan, kepada seluruh jemaah haji Indonesia terutama lansia dan risiko tinggi kesehatan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah.

Bagi jemaah haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jwmaah lansia dan risiko tinggi.

"Waspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya," papar Liliek.

Ia juga mengimbau kepada jemaah haji jangan lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. Dan, minum sebelum haus.

Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.

"Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapapun petugas kesehatannya, supaya nanti bisa segera diberikan tindakan," tutur Liliek terkait kesehatan jemaah haji 2023 asal Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES