Ekonomi

ADB: Penguatan Industri Manufaktur Kunci Indonesia Menuju Negara Maju

Senin, 06 Mei 2024 - 11:24 | 14.10k
Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia, Jiro Tominaga (FOTO: Antara)
Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia, Jiro Tominaga (FOTO: Antara)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia, Jiro Tominaga menegaskan bahwa penguatan industri manufaktur menjadi poin kunci dalam menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Hal itu disampaikannya dalam Pertemuan Tahunan ADB Ke-57 di Tbilisi, Georgia, Senin (6/5/2024) waktu setempat.

"Penguatan industri manufaktur menjadi hal yang sangat penting," ujar Jiro dalam wawancara dengan ANTARA dan CNBC.

Penguatan dan kemajuan dalam industri manufaktur diyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6-7 persen per tahun, sebuah target yang diperlukan untuk mencapai status negara maju.

Selain itu, Jiro menyoroti pentingnya kelanjutan reformasi ekonomi, khususnya dalam meningkatkan daya saing dan kondisi bisnis. Pengembangan ekonomi hijau dan investasi hijau juga dipandang sebagai langkah penting, karena tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.

Upaya pengembangan infrastruktur juga dianggap sebagai hal yang tidak boleh terputus. Semua upaya ini diharapkan akan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berjangka panjang, sambil mengurangi emisi gas rumah kaca demi keberlanjutan lingkungan.

Jiro menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan, dengan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berarti meningkatnya emisi gas rumah kaca.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga menegaskan peran penting industri manufaktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada 2022, industri manufaktur tumbuh sebesar 5,01 persen, melebihi capaian tahun sebelumnya sebesar 3,67 persen.

Pemerintah berkomitmen untuk terus mengambil langkah-langkah strategis guna mempercepat pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah dengan mengembangkan sektor industri manufaktur agar lebih produktif dan inovatif.

"Dalam jangka pendek, kita akan mendorong konsumsi domestik dengan menguatkan sektor industri. Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, kita akan melanjutkan transformasi ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan investasi di sektor industri, serta mempersiapkan SDM industri yang kompeten," tambahnya.

Pemerintah juga berfokus pada hilirisasi industri komoditas, dengan menargetkan tiga kelompok utama: industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang mineral, dan industri berbasis migas dan batubara.

Realisasi investasi di sektor industri manufaktur pada 2022 mencapai Rp497,7 triliun, yang diharapkan akan meningkatkan lapangan kerja. Total serapan tenaga kerja pada 2022 diperkirakan mencapai 19,11 juta orang, dengan perkiraan 19,2-20,2 juta orang pada 2023.

“Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk memperkuat hilirisasi di sektor industri manufaktur. Langkah ini telah terbukti memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, antara lain meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi asing, meningkatkan devisa dari ekspor, dan meningkatkan jumlah lapangan kerja,” ujar Menteri Perindustrian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES