Wisata

Haji 2024: Mengunjungi Museum Wahyu, Jejak Sejarah Islam di Kaki Jabal Nur

Minggu, 16 Juni 2024 - 06:35 | 18.10k
Pojok interaktif Museum Wahyu. (FOTO: Tangkapan layar)
Pojok interaktif Museum Wahyu. (FOTO: Tangkapan layar)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Museum Wahyu adalah salah satu destinasi wisata spiritual yang terletak di Hira Cultural District, di kaki Jabal Nur (Gunung Cahaya). Tempat ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi umat Islam, oleh karena itu jemaah haji 2024 asal Indonesia berupaya mengunjungi tempat tersebut.

Puncak Jabal Nur yang merupakanlokasi pusat Museum Wahyu terdapat Gua Hira, lokasi di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT pada 21 Ramadhan (atau versi lain 17 Ramadhan) yang bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi.

Menyusuri Jejak Nabi Muhammad SAW

Di dalam Museum Wahyu, pengunjung akan disambut dengan suasana yang mengajak mereka menyusuri perjalanan sejarah Islam. Di depan museum, terdapat video pengenalan tentang Gua Hira serta tata denah museum yang memudahkan pengunjung untuk menelusuri setiap sudutnya. 

Salah satu daya tarik utama museum ini adalah mini theater yang menampilkan kisah para Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelar khusus yang diberikan kepada beberapa nabi dan rasul yang memiliki ketabahan dan tingkat tinggi, termasuk di dalamnya Nabi Muhammad SAW.

Selain mini theater, museum ini juga dilengkapi dengan simulator Gua Hira, yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman spiritual tanpa harus mendaki Jabal Nur yang cukup menguras energi.

"Saya barusan dari Museum Wahyu, mini theatre dan simulator Gua Hiro nya membuat saya terkesima," ungkap Ahmadi, salah satu jemaah haji Indonesia asal Malang. 

Pengalaman Spiritual yang Mendalam

Museum yang diresmikan pada tahun 2023 tersebut menawarkan pengalaman spiritual dan budaya yang mendalam tentang sejarah Islam. Tontonan perjalanan nabi hingga mendapatkan wahyu di dalam museum ini memberikan pemahaman yang lebih jelas dan mendalam tentang peristiwa penting tersebut. Untuk mereka yang tidak memiliki fisik yang kuat untuk mendaki hingga ke Gua Hira, simulator dan penampilan di mini theater ini menjadi alternatif yang sangat tepat.

Kunjungan yang Memperkaya Iman

Sihan Waluyo, seorang jemaah haji berusia 64 tahun, membagikan pengalamannya yang berkesan setelah mendaki hingga ke Gua Hira. Meski usianya sudah tidak muda lagi, semangatnya untuk mendekatkan diri kepada sejarah Nabi Muhammad SAW begitu besar. "Saya juga sempat duduk di dalam Gua Hira sambil membayangkan apakah saya bisa dekat sama Nabi SAW ya," ungkapnya dengan penuh haru.

Bagi pengunjung lain seperti Ahmadi dan Sena, museum ini menjadi tempat yang ideal untuk merasakan kedekatan spiritual tanpa harus melakukan pendakian. Mereka yang mungkin enggan mendaki, tetap bisa merasakan keagungan dan keajaiban tempat tersebut melalui fasilitas yang disediakan oleh museum.

Informasi Pengunjung

Museum Wahyu buka setiap hari, dari Minggu sampai dengan Sabtu. Tiket masuk dijual dengan harga SAR 20 untuk dewasa dan SAR 10 untuk anak-anak. Pengunjung dapat dengan mudah mencapai museum ini dengan taksi atau bus dari Masjidil Haram, dengan perjalanan yang memakan waktu sekitar 15-20 menit.

Museum Wahyu bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat untuk memperkaya iman dan pengetahuan tentang sejarah Islam. Pengalaman spiritual yang ditawarkan di sini memberikan makna mendalam bagi setiap pengunjung terutama jemah haji 2024 dati Indonesia yang datang yang datang berkunjung ke kota Mekkah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES