Khutbah Idul Adha: Menyembelih Rekam Jejak Negatif dengan Pisau Jurnalisme Positif

TIMESINDONESIA, PACITAN – Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ.

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ. وَبَلَغَنَا إِلَى هٰذَا الْيَوْمِ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تُرْجَى مِنْهُ الشَّفَاعَةُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْعُقُوْلِ السَّلِيْمَةِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ : لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Hadirin jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan kepada kita. Pada hari yang penuh berkah ini, kita berkumpul untuk merayakan Idul Adha, hari yang mengingatkan kita akan ketakwaan, pengorbanan, dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.

Idul Adha tidak hanya tentang ritual penyembelihan hewan qurban, tetapi juga tentang penyembelihan sifat-sifat negatif dalam diri kita dan menggantinya dengan kebaikan dan keikhlasan. Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan bagaimana kita bisa "menyembelih" rekam jejak negatif dengan pisau jurnalisme positif.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Kita perlu memahami lebih lanjut tentang apa makna Idul Adha dan sebuah pengorbanan. 

Idul Adha mengajarkan kita tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar'." (QS. Ash-Shaffat: 102).

Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan ketundukan Nabi Ismail AS adalah contoh nyata dari ketakwaan dan keikhlasan. Mereka rela mengorbankan sesuatu yang sangat berharga demi menjalankan perintah Allah SWT.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam rekam jejak negatif. Ini bisa berupa kebiasaan buruk, perilaku yang tidak terpuji, atau bahkan dosa-dosa yang kita lakukan. Dalam konteks modern, hal ini juga bisa tercermin dalam bagaimana kita menggunakan media sosial dan informasi yang kita sebarkan.

Rekam jejak negatif ini tidak hanya merugikan diri kita sendiri tetapi juga bisa merusak reputasi dan hubungan kita dengan orang lain. Allah SWT berfirman:

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra: 36).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan dan ucapan kita akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dalam berperilaku dan berbicara, terutama dalam era digital saat ini.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Salah satu cara untuk menyembelih rekam jejak negatif adalah dengan menggunakan pisau jurnalisme positif. Jurnalisme positif adalah pendekatan dalam dunia media yang berfokus pada pemberitaan yang konstruktif, inspiratif, dan memberikan solusi, bukan sekadar sensasi atau kontroversi.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menekankan pentingnya berkata yang baik. Dalam konteks jurnalisme, ini berarti menyampaikan berita yang bermanfaat dan membangun, bukan yang memecah belah atau merusak.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Setelah memahami tentang ayat di atas, kita perlu melakukan langkah-langkah menerapkan Jurnalisme Positif. 
Pertama, Verifikasi Fakta: Sebelum menyebarkan informasi, pastikan informasi tersebut benar dan sudah diverifikasi. Jangan mudah terpancing oleh berita yang belum jelas kebenarannya.
Kedua, Fokus pada Solusi: Alih-alih hanya mengkritik atau menyoroti masalah, fokuslah pada solusi yang bisa diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Ketiga, Inspirasi dan Edukasi: Berita yang baik adalah berita yang bisa menginspirasi dan mendidik masyarakat. Carilah cerita-cerita inspiratif yang bisa menjadi teladan bagi orang lain.
Keempat, Hindari Sensasi Berlebihan: Jangan mencari sensasi atau kontroversi semata untuk menarik perhatian. Berita yang berlebihan justru bisa menimbulkan kebingungan dan konflik di masyarakat.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Contoh-contoh Jurnalisme Positif

Kisah Inspiratif: Menceritakan kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh yang berhasil mengatasi tantangan dalam hidupnya dengan cara yang positif.
Inovasi Sosial: Meliput inovasi-inovasi sosial yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, seperti program-program pemberdayaan masyarakat atau inisiatif lingkungan.
Pendidikan dan Kesehatan: Memberikan informasi yang mendidik tentang kesehatan, pendidikan, dan hal-hal lain yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Pendapat Tokoh

Banyak tokoh yang mendukung pentingnya jurnalisme positif. Salah satunya adalah Nelson Mandela yang pernah berkata:

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia."

Pendidikan, dalam hal ini termasuk pendidikan melalui media, adalah alat yang sangat penting untuk membentuk opini publik dan mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Mengapa Penting?

Mengapa jurnalisme positif penting? Karena media memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi tindakan masyarakat. Dengan menyebarkan berita yang positif dan konstruktif, kita bisa membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih beradab.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Menyembelih Rekam Jejak Negatif

Idul Adha adalah momentum yang tepat bagi kita untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Mari kita jadikan semangat pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagai inspirasi untuk menyembelih rekam jejak negatif dalam hidup kita.

Dengan mengadopsi jurnalisme positif, kita tidak hanya membersihkan diri kita sendiri tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil seperti tidak menyebarkan berita hoaks, berbicara baik di media sosial, dan selalu mencari sisi positif dalam setiap berita yang kita sampaikan.

Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70).

Marilah kita selalu berusaha berkata yang benar dan positif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia jurnalistik.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jamaah Idul Adha yang berbahagia,

Marilah kita jadikan Idul Adha ini sebagai momentum untuk menyembelih rekam jejak negatif dan menggantinya dengan kebaikan. Mari kita aplikasikan jurnalisme positif dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita hidayah dan taufik-Nya, sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan penuh keberkahan dan kebaikan. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

جَعَلَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِينَ وَالْفَائِزِينَ وَالْمَقْبُولِينَ كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ. آمِينَ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ.

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement