Dunia Mengutuk Kembalinya Genosida Israel di Gaza

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dunia mengutuk kembalinya genosida yang dilakukan Israel melalui agresi keduanya di Gaza. Demonstrasi besar-besaran pecah Sabtu (22/3/2025) kemarin di beberapa negara. Diantaranya di Swedia, Stockholm (Swedia), Wina Austria), London (Inggris), Berlin (Jerman) dan negara-negara di Asia seperti Indonesia.
Para pengunjuk rasa menolak terhadap agresi Israel yang baru terhadap Gaza. Pengunjuk rasa itu juga berkumpul di depan kedutaan besar AS di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, dan di Jakarta, Indonesia untuk mengecam dukungan AS terhadap agresi Israel.
Advertisement
Sabtu, ibu kota Swedia, Stockholm diguncang demonstrasi besar-besaran yang memprotes rencana Presiden AS Donald Trump untuk merebut jalur Gaza dan secara paksa menggusur warga Palestina dari tanah mereka di Gaza.
Di distrik Odenplan, Stockholm, ratusan aktivis dan warga berkumpul untuk mengekspresikan solidaritas mereka kepada rakyat Gaza dan menolak apa yang mereka gambarkan sebagai rencana kolonial untuk mengusir paksa warga Palestina dari tanah air mereka.
Mereka mengangkat spanduk bertuliskan "Tidak untuk imperialisme Amerika, Tidak untuk pendudukan Zionis," membawa poster anti-Trump, dan meneriakkan slogan-slogan yang menolak "pemindahan paksa," sebelum berbaris ke Kementerian Luar Negeri Swedia.
Di Stockholm, ribuan demonstran juga berkumpul di daerah Odenplan, membawa bendera dan spanduk Palestina yang menuntut segera diakhirinya agresi.
Para pengunjuk rasa juga membawa boneka yang menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan wajahnya berlumuran darah. Sementara ditangan kirinya memegang boneka yang menggambarkan seorang anak Palestina yang terbunuh dalam agresi, dan ditangan kanannya boneka yang menggambarkan Presiden AS Donald Trump mencium tangan Netanyahu.
Demonstrasi ini dilakukan sebagai tanggapan atas seruan sejumlah organisasi masyarakat sipil untuk memprotes serangan Israel di Jalur Gaza.
Di Wina, Austria, para pengunjuk rasa berkumpul di Mariahilfer Strasse yang terkenal. Mereka mengibarkan bendera Palestina dan memegang plakat bertuliskan "Tidak untuk pembunuhan anak-anak," "Hentikan penembakan sekarang," dan "Boikot Israel."
Di London, Inggris, puluhan ribu orang yang bersolidaritas dengan Palestina, berdemonstrasi di luar kedutaan besar Israel di ibu kota Inggris. Mereka memprotes dimulainya kembali genosida oleh Israel di Gaza setelah melanggar perjanjian gencatan senjata.
Bahkan sejumlah selebriti Inggris juga ikut berpartisipasi di garis depan demonstrasi yang menentang agresi Israel terhadap Gaza itu dengan membentangkan spanduk bertuliskan, "Saya tidak akan diam!"
Hari ini,di Berlin, ibu kota Jerman, juga terjadi demonstrasi solidaritas dengan Palestina dan mengutuk praktik Israel di Gaza.
Ratusan orang berpartisipasi dalam demonstrasi yang diserukan oleh asosiasi Palestina di Berlin, yang berkumpul di Leopold Square di distrik Wedding.
Sementara itu para pengunjuk rasa pro-Palestina memegang plakat selama protes di luar kedutaan besar AS di Kolombo, Srilangka mengutuk serangan udara Israel terhadap Gaza dan menuduh AS mendukung mereka secara militer dan politik.
Di Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, ribuan pengunjuk rasa juga berkumpul di luar kedutaan AS di Jakarta, untuk mengecam agresi Israel yang didukung AS.
Beberapa kota di Maroko para demontrans pada Jumat malam, menolak dimulainya kembali perang pemusnahan Israel di Jalur Gaza.
Mereka mengecam pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata. Ribuan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik kurangnya dukungan untuk Palestina dan menuntut perlindungan warga sipil di Jalur Gaza.
Di antara kota-kota yang menyaksikan protes dan pawai adalah Casablanca dan Rabat (barat), Meknes, Marrakesh, Nador (utara), Tinghir (tenggara), dan Oujda (timur), sebagai tanggapan terhadap seruan dari organisasi masyarakat sipil seperti Komite Maroko untuk Mendukung Perjuangan Bangsa.
Beberapa kota di Maroko, termasuk ibu kotanya, Rabat, terjadi demonstrasi massa dalam rangka solidaritas dengan rakyat Palestina, menuntut diakhirinya serangan udara Israel di Gaza, pencabutan blokade, dan masuknya bantuan.
Demonstrasi tersebut mereda setelah ditandatanganinya perjanjian gencatan senjata, namun kembali lagi ketika Israel melanjutkan perang pemusnahannya di Jalur Gaza.
Thailand Kecewa
Thailand juga "kecewa" dengan serangan baru di Gaza. Thailand menyerukan pembebasan sandera, termasuk seorang warga negara Thailand.
Israel pada hari Selasa memulai serangan baru di daerah kantong yang dilanda perang itu, menghancurkan ketenangan yang relatif sejak gencatan senjata 19 Januari.
Serangan itu, yang sejauh ini paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku pada bulan Januari, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menyebabkan lebih dari 500 orang di Gaza meninggal dunia.
"Setidaknya 130 warga Palestina meninggal dunia dan 263 lainna terluka dalam 48 jam terakhir serangan Israel di Gaza," kata kementerian itu pada hari Sabtu.
"Thailand sangat prihatin dan kecewa dengan kembalinya permusuhan di Jalur Gaza,"kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand.
Bukan hanya Thailand yang kecewa, dunia juga mengutuk kembalinya genosida yang dilakukan Israel melalui agresi keduanya di Gaza. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |