Peristiwa Internasional Derap Nusantara

Presiden Macron Isyaratkan Prancis Akan Akui Negara Palestina dalam Konferensi Internasional Juni Mendatang

Kamis, 10 April 2025 - 11:56 | 33.51k
Presiden Prancis Emmanuel Macron menuju lokasi gala dinner di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). (Foto: Media Center G20 Indonesia)
Presiden Prancis Emmanuel Macron menuju lokasi gala dinner di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). (Foto: Media Center G20 Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan sinyal kuat bahwa negaranya tengah mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina, seiring rencana penyelenggaraan konferensi internasional di Arab Saudi pada Juni mendatang.

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi France 5, Rabu (9/4), Macron menyampaikan bahwa langkah pengakuan terhadap Palestina menjadi bagian dari upaya diplomatik Prancis di kancah internasional.

Advertisement

“Kita perlu membuat pengakuan... Tujuan kita adalah menjadi ketua bersama dalam sebuah konferensi dengan Arab Saudi pada Juni, di mana kita bisa menyelesaikan pengakuan ini,” ujar Macron.

Pernyataan itu menandai potensi perubahan signifikan dalam posisi resmi Prancis terkait konflik Israel-Palestina, di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap penyelesaian dua negara (two-state solution).

Dukungan Global terhadap Palestina

Hingga saat ini, lebih dari 140 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberikan pengakuan terhadap negara Palestina. Namun, negara-negara besar di Eropa Barat, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman, masih belum mengambil langkah resmi tersebut.

Peta konflik di kawasan ini telah berlangsung sejak pemungutan suara Majelis Umum PBB pada tahun 1947, yang menghasilkan rencana pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara: satu untuk bangsa Arab dan satu lagi untuk bangsa Yahudi. Yerusalem, berdasarkan resolusi tersebut, akan berada di bawah pengelolaan internasional.

Namun, rencana pembagian itu tidak sepenuhnya terealisasi. Ketika mandat Inggris atas Palestina berakhir pada Mei 1948, hanya negara Yahudi yang terbentuk dan kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya dengan nama Israel.

Sejak saat itu, status kenegaraan Palestina terus menjadi perdebatan panjang dalam diplomasi internasional dan menjadi salah satu isu paling sensitif di Timur Tengah.

Prancis dan Peran Diplomatik

Dengan mengusulkan konferensi bersama Arab Saudi, Prancis tampaknya ingin memainkan peran lebih aktif dalam proses perdamaian Timur Tengah, terutama di tengah eskalasi konflik yang terus berlanjut di wilayah tersebut.

Langkah Prancis ini juga berpotensi memberi tekanan diplomatik tambahan terhadap Israel, sekaligus memperkuat posisi Palestina dalam forum internasional.

Jika pengakuan resmi dari Prancis benar-benar terjadi, maka hal ini akan menjadi tonggak penting dalam dinamika geopolitik global, serta memperkuat dorongan internasional menuju penyelesaian damai dua negara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES