Peristiwa Daerah

Semeru Art Gallery Malang, Kafe dan Galeri Seni Bersatu dalam Semangat Persaudaraan

Kamis, 17 April 2025 - 03:25 | 25.67k
Beberapa pemuda mengobrol di seberang ruang Semeru Art Gallery dengan dinding-dinding yang ramai berisi mural dan lukisan . (FOTO: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia)
Beberapa pemuda mengobrol di seberang ruang Semeru Art Gallery dengan dinding-dinding yang ramai berisi mural dan lukisan . (FOTO: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Lebih dari sepuluh tahun berdiri, tepatnya sejak 13 Januari 2015 hingga kini, Semeru Art Gallery tumbuh menjadi salah satu tempat yang membuka lebar ruang kesenian dan kebudayaan di jantung kota Malang, Jawa Timur.

Kafe seni ini, terkenal dengan gaya interiornya yang eksentrik, dipenuhi mural dan lukisan dengan berbagai genre. Kehadiran karya seni memuncukan nuansa tersendiri, berbeda dari gaya kafe kebanyakan.     

Advertisement

“Every Art Can Go Inside, semua kesenian bisa masuk ke sini,” terang Puguk, selaku penganggung jawab operasioal tempat tersebut.

Kepada TIMES Indonesia, Puguk menjelaskan, bahwa kafe ini membuka ruang bagi siapun yang hendak melakukan, menyelenggarakan kegiatan publik, atau menyumbang apapun yang berkaitan dengan  keseinian. Baik pameran seni rupa, seni tulis, kriya batik, seni musi, semua memiliki kesempatan yang sama.

Puguk menceritakan latar belakang kafe seklaigus galeri seni ini berdiri. Semua bermula dari keresahan yang ia alami dengan kawan-kawannya di masa lalu. Ketika masih bergelut di unit kegiatan mahasiswa Sanggar Minat (Samin) Universitas Negeri Malang, ia dan kawan-kawan merasa kesulitan mendapatkan ruang berkesenian di luar kampus.

Sangat sedikit venue yang tersedia. Itupun kalau tidak harus reservasi dahulu jauh-jauh hari,  atau kalau tidak hanya ada venue dengan biaya sewa tinggi.

Semeru-Art-Galery-Malang.jpg

Ruang serba putih di Semeru Art Gallery yang diperuntukkan khusus untuk pagelaran pemeran kesenian. (FOTO: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia)

Hal ini memunculkan ide untuk membuka geleri seni sendiri. Setelah survei, akhirnya mereka mendapat tempat, yang kini lebih dikenal dengan nama Semeru Art Gallery. Ada juga sebutan nama lain dari kafe sekaligus galeri seni ini, Warung 14, nama ini sebenarnya ada lebih awal, diambil dari nomor urut ruang bangunan yang mereka tempati di Jalan Semeru, yakni nomor empat belas.

Tempat ini diputuskan untuk dikelola atas kepemilikian bersama, komunal. Begitupula dengan semua pekerja di dalamnya. Mulai dari penganggung jawab operasional, petugas dapur, maupun staf kasir, semua dijalin dari prinsip bekerja sekelompok pertemanan. Tanpa hierarki profesi.

Promosi tempat pun hanya mengandalkan ajakan dari teman ke teman. Tak lebih. “Tidak ada karyawan di sini. Ini milik bersama semua,” ungkap Puguk.

Bahkan segala mural yang penuh menghiasi dinding-dinding dan lukisan yang ada di tempat tersebut, dibuat dari sumbangan atau kesukarelawan teman-teman Puguk. Dan semua orang juga boleh melakukan hal yang kurang-lebih sama, menyumbangkan hasil karya seninya untuk dipajang di tempat itu.

Beberapa kali Semeru Art Gallery dibuat pameran seni. Ada ruangan khusus yang disediakan untuk publik untuk dapat menggelar pameran. Ruangan serba putih. Pihak yang bersangkutan diperbolehkan merombak sedemikian rupa keinginannya ruangan tersebut, termasuk mengecat ulang dan lain sebagainya yang diperlukan.

Dengan catatan, setelah selesai berkegiatan, ruangan khusus untuk publik itu dikembalikan dengan cat seba putih kembali.

Tidak ada biaya sewa khusus yang cukup tinggi untuk meminjam ruang tesebut, hanya biaya operasional, mencakup air, listrik, dsb—sekitar Rp150 ribu sampai Rp200 ribu. Pihak pengelola sengaja tidak memasang tarif berlebih, sebab mereka ingat, mereka ingin sepenuhnya bisa membantu semua pihak yang memajukan kesenian dan kebudayaan.

“Kami selalu ada dan men-support teman-teman. Dan kami harap begitu juga sebaliknya,” kata Puguk. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES