Islamabad Diserang Drone Bunuh Diri: Begini Nasib Mahasiswa Indonesia di Pakistan

TIMESINDONESIA, ISALAMABAD – Ketegangan antara Pakistan dan India kembali memuncak setelah serangkaian serangan drone bunuh diri melanda sejumlah kota besar di Pakistan pada Kamis (8/5/2025).
Kota-kota seperti Karachi, Lahore, Rawalpindi, Gujranwala, Bahawalpur, Miano, dan Chhor menjadi sasaran drone jenis Herop UAV yang dirakit di India dengan nama Adani Agnikaa, hasil lisensi dari Israel Aerospace Industries.
Advertisement
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah insiden penembakan antara pasukan perbatasan dua negara di wilayah sengketa Azad Jammu dan Kashmir. Hal tersebut menyusul peluncuran roket jarak jauh oleh India pada dini hari 7 Mei 2025.
Drone-drone tersebut, yang mampu menempuh jarak hingga 1.000 kilometer dengan kecepatan 400 km/jam. Pesawat remot mini tersebut membawa muatan bahan peledak 23 kilogram.
Target Sasaran Drone
Benda-benda tersebut dilaporkan menargetkan fasilitas-fasilitas strategis di Pakistan. Salah satu drone sempat terekam warga sipil saat menukik ke arah pangkalan udara di Lahore, memaksa otoritas setempat menutup sementara Bandara Internasional Allama Iqbal.
Di Rawalpindi (kota kembar Islamabad)dua drone menghantam pusat kuliner dan area stadion kriket nasional. Kejadian ini memicu kepanikan warga yang langsung dievakuasi agar aparat militer bisa mengamankan lokasi dan meneliti bangkai drone.
Menanggapi serangan tersebut, militer Pakistan segera mengerahkan pasukan tambahan serta sistem pertahanan udara Oerlikon GDF 005. Juru bicara angkatan bersenjata Pakistan mengecam tindakan India sebagai serangan pengecut.
Mereka juga mengklaim bahwa pasukan bersenjata negara tersebut berhasil menjatuhkan tiga jet tempur Rafale, satu MiG-9, dan satu Sukhoi SU-30. Sejumlah 25 drone yang mengancam kawasan sipil juga berhasil dihancurkan.
Nasib Warga Indonesia
Di tengah meningkatnya eskalasi militer ini, komunitas Warga Negara Indonesia di Pakistan turut mengambil langkah antisipatif. Ketua Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Pakistan, Solihin Harahap, mengimbau para pelajar Indonesia untuk tetap berada di dalam rumah.
"Untuk sementara waktu dimohon menunda perjalanan luar kota hingga situasi membaik," ungkap Sholihin melalui press release. Dirinya juga menegaskan bahwa seluruh mahasiswa Indonesia dalam kondisi aman dan kegiatan belajar mengajar masih berjalan normal.
"Kami terus berkoordinasi dengan KBRI Islamabad serta memantau perkembangan situasi di lapangan. Bila terjadi keadaan darurat, kami siap bergerak cepat untuk melindungi keselamatan mahasiswa Indonesia di sini," ujar Solihin dalam keterangannya.
Situasi saat ini masih sangat dinamis, dan masyarakat internasional mulai mendesak kedua negara untuk menahan diri serta mengedepankan jalur diplomatik guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Rizal Dani |