Peristiwa Nasional

Ribuan Umat Keluarga Buddhayana Indonesia Peringati Waisak 2025 di Candi Sewu

Senin, 12 Mei 2025 - 23:23 | 11.98k
Bhikku Sangha melaksanakan prosesi sarana pujha dari Candi Lumbung menuju candi Sewu, dalam peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak, Senin (12/5/2025). (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Bhikku Sangha melaksanakan prosesi sarana pujha dari Candi Lumbung menuju candi Sewu, dalam peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak, Senin (12/5/2025). (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ribuan Keluarga Buddhayana Indonesia memadati pelataran Candi Sewu, Kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, Senin (12/5/2025) sore. Mereka sudah berdatangan sejak siang hari untuk memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 yang akan berlangsung hingga malam hari menjelang detik detik Waisak yang akan jatuh pada pukul 23.59.29 WIB.

Dengan mengusung tema “Semangat Kebersamaan untuk Indonesia Maju”, perayaan tahun ini menjadi momentum spiritual sekaligus sosial yang menggugah semangat toleransi dan persatuan bangsa. Ketua Panitia Waisak Candi Sewu, Daryono, S.Ag., M.Si., menyampaikan bahwa sekitar 5.000 umat hadir dalam peringatan ini.

Advertisement

“Mereka datang dari berbagai daerah, mulai dari Provinsi Jawa Tengah, DIY, hingga kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Palembang, Banjarmasin, Lampung, dan Papua,” kata Daryono.

Rangkaian acara Hari raya Tri Suci Waisak di Candi Sewu dimulai dengan prosesi sarana puja yang berangkat dari Candi Lumbung menuju altar utama Candi Sewu. Prosesi ini dilanjutkan dengan pensakralan altar, ritual puja bakti, serta meditasi bersama menjelang detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 23.55.29 WIB. Momen ini menjadi titik puncak perayaan, di mana umat Buddha merenungkan kembali tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.

Bhikku-Sangha-a.jpgPenyerahan sarana Pujha di Pelataran Candi Sewu, Senin, 12/5/2025. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)

Tidak hanya sebagai bentuk penghormatan religius, peringatan Waisak di Candi Sewu juga dirancang sebagai ruang perjumpaan lintas komunitas. Dalam kegiatan Dharmasanti Waisak, umat Buddha, Bhikkhu Sangha, Majelis Buddhayana Indonesia, bersama dengan perwakilan dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Klaten, dan Kementerian Agama Republik Indonesia, duduk bersama dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan.

Kegiatan ini, menurut Daryono, bertujuan menguatkan nilai-nilai gotong royong, saling menghargai dalam keberagaman, serta menjaga persatuan dalam kerangka kebangsaan Indonesia.

“Indonesia adalah rumah besar kita bersama. Keberagaman budaya, suku, agama, ras, dan golongan adalah berkah yang harus dirawat. Nilai-nilai universal ajaran Sang Buddha sangat relevan untuk memperkuat semangat kebhinekaan dan persatuan,” jelas Daryono.

Sebagai bagian dari acara Dharmasanti, pentas seni sendratari Sumunaring Manjushri Grha turut ditampilkan untuk memperkaya nuansa budaya peringatan Waisak. Sendratari ini mengisahkan kemuliaan Bodhisatva Manjushri, sosok yang melambangkan kebijaksanaan dan wawasan transenden. Dalam tradisi Buddhayana, Candi Sewu dikenal sebagai Manjushri Graha, tempat yang dianggap sebagai perwujudan nilai-nilai kebijaksanaan dan keharmonisan.

Lebih lanjut, Daryono mengatakan, penampilan sendratari Sumunaring Manjushri Grha  menjadi simbol dari bersinarnya kembali rumah Manjushri, sekaligus pengingat bahwa nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur melalui arsitektur dan ajaran-ajaran spiritual dapat terus menyinari kehidupan masyarakat masa kini.

“Peringatan Waisak 2025 di Candi Sewu menjadi penanda bahwa spiritualitas tidak hanya menyangkut hubungan individu dengan yang ilahi, tetapi juga mencakup upaya kolektif membangun masyarakat yang rukun, damai, dan penuh welas asih, pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES