Peristiwa Daerah

Banyuwangi Dibayangi Cuaca Ekstrem hingga 27 Mei 2025, Berikut Penjelasan BMKG

Senin, 19 Mei 2025 - 21:31 | 10.44k
Foto. Ilustrasi seorang wanita yang sedang kehujanan di jalanan. (FOTO: AI Image)
Foto. Ilustrasi seorang wanita yang sedang kehujanan di jalanan. (FOTO: AI Image)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda wilayah Banyuwangi dan sekitarnya hingga 27 Mei 2025.

Cuaca ekstrem ini dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor, akibat peningkatan intensitas hujan lebat disertai petir, angin kencang, dan juga puting beliung.

Advertisement

“Saat ini secara klimatologi sebagian besar wilayah Jawa Timur sudah memasuki awal musim kemarau dan sebagian kecil wilayah masih dalam masa pancaroba sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi,” kata Kepala BMKG Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (19/5/2025).

Cuaca ekstrem di Jawa Timur, termasuk Banyuwangi, dipicu oleh beberapa faktor atmosfer. kondisi Dinamika atmosfer terkini menunjukan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di Laut Jawa.

Gangguan gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Low yang diprakirakan akan melintas wilayah Jawa Timur dalam 10 hari ke depan, juga dapat mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang intens.

“Selain itu, kondisi atmosfer lokal yang masih labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas di wilayah Jawa Timur mendukung untuk pertumbuhan awan Cumulonimbus yang cukup signifikan,” jelas Taufiq.

Wilayah lain yang diprediksi terdampak antara lain, Kota Surabaya, Batu, Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Kediri, Malang, Pasuruan, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Bangkalan, Sampang, dan Sumenep.

Masyarakat dan instansi terkait diimbau untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.

“Kami menghimbau agar masyarakat tidak memaksakan untuk melanjutkan perjalanan saat cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan,” tutur Taufiq. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES