LDL Bukan Musuh Utama: Akar Penyakit Jantung Justru Gula dan Peradangan Kronis

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selama bertahun-tahun kita percaya bahwa kolesterol jahat—LDL—adalah biang keladi utama penyakit jantung. Tapi bagaimana jika itu hanya setengah dari cerita?
Berbagai penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa penyebab utama kerusakan pembuluh darah bukanlah LDL, melainkan peradangan kronis dan gula darah tinggi (hiperglikemia) yang perlahan-lahan merusak dinding dalam arteri kita. LDL hanya menjadi “jahat” jika masuk ke dinding pembuluh darah yang sudah rusak lebih dulu oleh peradangan.
Advertisement
“Kerusakan endotel (dinding pembuluh darah) adalah pintu masuk penyakit jantung, bukan kolesterol tinggi itu sendiri.”
— Dr. Peter Libby, Harvard Medical School
Plak Aterosklerosis: Dimulai dari Luka Mikro di Arteri
Bayangkan dinding arteri Anda seperti jalan raya. Gula darah tinggi, rokok, stres, dan tekanan darah tinggi merusaknya seperti retakan di aspal. Di sinilah LDL masuk, terjebak, lalu teroksidasi. Proses ini memicu terbentuknya plak yang menyumbat aliran darah ke jantung dan otak.
Tanpa luka dan peradangan ini, LDL tidak akan berbahaya. Ini seperti menyalahkan mobil karena kecelakaan, padahal jalannya yang rusak.
Fakta: LDL Adalah Molekul Penting
LDL bukan racun. Ia membawa kolesterol ke seluruh tubuh, dibutuhkan untuk membuat hormon, vitamin D, dan memperbaiki sel-sel tubuh. Jadi, terlalu rendahnya LDL justru bisa mengganggu fungsi tubuh—terutama pada lansia.
Tinggi LDL Tapi Sehat? Bisa Saja!
Beberapa penelitian pada lansia menunjukkan bahwa kadar LDL tinggi tidak selalu berarti risiko jantung tinggi. Bahkan, justru berkorelasi terbalik dengan angka kematian. Artinya, mereka yang LDL-nya tinggi malah lebih panjang umur—selama tidak ada peradangan kronis dalam tubuhnya.
Gula Darah: Musuh Dalam Selimut
Hiperglikemia merusak dinding pembuluh darah lebih cepat dari kolesterol. Gula berlebih memicu produksi zat beracun bernama AGEs (advanced glycation end-products), yang mempercepat penuaan dan peradangan di pembuluh darah.
Lompatan gula darah setelah makan juga lebih berbahaya dibanding kadar kolesterol tinggi yang stabil. Inilah sebabnya banyak penderita diabetes mengalami serangan jantung meskipun kadar LDL mereka normal.
Jejak Konflik Industri Gula
Fakta mengejutkan: pada dekade 1960-an, industri gula di AS secara aktif mendanai riset untuk menutupi peran gula dalam penyakit jantung. Mereka mengalihkan perhatian ilmuwan ke kolesterol dan lemak jenuh sebagai kambing hitam. Hal ini dibongkar dalam sebuah investigasi oleh Harvard University yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine tahun 2016.
Kesimpulan: Saatnya Ubah Fokus
Daripada hanya fokus menurunkan kolesterol dengan obat, mari kita lebih serius menangani penyebab utamanya: inflamasi kronis dan gula darah yang tidak terkendali. Pola makan rendah gula, aktivitas fisik, dan mengurangi stres justru menjadi strategi pencegahan jantung yang lebih mendasar.
LDL bukanlah musuh sejati. Ia hanya menjadi “penjahat” jika tubuh kita terus dibakar oleh peradangan dan kelebihan gula.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |