Peristiwa Internasional

Iran:  Percuma Berunding dengan Amerika Serikat

Sabtu, 14 Juni 2025 - 15:49 | 16.76k
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bersumpah untuk memberikan
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bersumpah untuk memberikan "hukuman berat" atas agresi Israel baru-baru ini (FOTO: Al Jazeera/Associated Press)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei menyatakan bahwa perundingan soal program nuklir Iran dengan Amerika Serikat sudah tidak ada artinya setelah serangan Israel, karena Washington justru mendukung agresi tersebut.

"Pihak lain (AS) bertindak dengan cara yang membuat dialog menjadi tidak berarti. Anda tidak bisa mengklaim berunding dan pada saat yang sama membagi pekerjaan dengan membiarkan rezim Zionis (Israel) menargetkan wilayah Iran," katanya.

Advertisement

Ia menambahkan, rezim Israel justru telah berhasil mempengaruhi proses diplomatik dan tentunya serangan Israel tidak akan terjadi tanpa izin Washington.

Iran sebelumnya telah menuduh AS terlibat dalam serangan Israel.

Putaran keenam perundingan soal nuklir antara AS-Iran akan diadakan pada hari Minggu besok di Muscat, tetapi tidak jelas apakah akan dilanjutkan setelah serangan Israel, Jumat dini hari kemarin.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Reuters mengaku bahwa dia dan timnya telah mengetahui rencana serangan Israel. Tetapi mereka masih melihat ruang untuk kesepakatan, Reuters melaporkan.

Korban Tewas Jadi 3 Orang

Sampai siang ini tiga orang di Israel dikabarkan tewas dan 90 lainnya terluka akibat murka Iran dengan melakukan pembalasan ke wilayah Tel Aviv dan sekitarnya setelah zionis dengan tanpa alasan Jumat (13/6/2025) dini hari kemarin menyerang Iran dan membunuh para jendral-jendralnya serta ahli-ahli nuklirnya.

Sejumlah bangunan di Tel Aviv juga hancur, sebuah keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Delapan belas jam setelah Israel memulai serangannya, Iran telah membalas dengan melancarkan dua gelombang serangan rudal terhadap Israel tadi malam dengan menggunakan puluhan atau mungkin ratusan rudal balistik, dalam serangan Iran paling kuat terhadap Israel.

Dilansir Al Jazeera, Garda Revolusi Iran segera mengonfirmasi telah melancarkan serangan terhadap puluhan target di Israel, termasuk pusat militer dan pangkalan udara rezim Zionis yang merampas kekuasaan.

Reuters mengutip pernyataan dari seorang pejabat Iran yang menyatakan tidak akan ada tempat yang aman di Israel dan pembalasan dendam akan menyakitkan. "Musuh Zionis akan membayar harga yang mahal atas pembunuhan para pemimpin, ulama, dan rakyat kami," tegas pejabat itu.

Israel dibuat kewalahan dengan serangan itu dan dengan dibantu pasukan Amerika Serikat mereka terus berusaha menyembunyikan besarnya kerugian yang diakibatkan oleh serangan Iran.

Militer Israel telah mendesak penduduk untuk tidak menerbitkan atau membagikan lokasi atau video serangan rudal Iran. "Musuh sedang memantau dokumen-dokumen ini untuk meningkatkan kemampuan ofensifnya," tambah militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Iran menamakan serangan itu "Operasi Janji Sejati 3," dengan mencatat bahwa dua serangan Iran sebelumnya disebut dengan nama  "Janji Sejati 1," yang terjadi pada April 2024, dan "Janji Sejati 2," yang terjadi pada Oktober 2024.

Jumlah kematian di pihak Israel diumumkan secara bertahap. Tak lama setelah serangan Iran.

Otoritas Penyiaran Israel mengonfirmasi bahwa 17 orang juga terluka akibat serangan rudal Iran, tanpa menyebutkan jenis luka-lukanya apakah serius atau ringan.

Magen David Adom (layanan ambulans Israel) juga melaporkan bahwa jumlah orang yang terluka akibat roket yang jatuh di Israel tengah telah meningkat menjadi 21 orang, termasuk dua orang dalam kondisi kritis.

Magen David Adom juga mengonfirmasi bahwa ada orang yang terjebak di dalam sebuah gedung di Tel Aviv akibat rudal yang diluncurkan dari Iran. Kemudian layanan ambulans Israel juga mengumumkan bahwa jumlah orang yang terluka akibat rudal Iran telah meningkat menjadi 90 orang .

Setelah serangan Israel yang tidak beralasan terhadap Iran yang sampai siang ini tercatat telah menewaskan sedikitnya 78 orang itu, warga Israel kini harus meringkuk ketakutan.

Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa Operasi Rising Lion yang melibatkan lebih dari 200 jet tempurnya itu menargetkan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan program rudal balistik negara itu.

Netanyahu berdalih bila tidak dihentikan, Iran bisa memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang sangat singkat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES