Kebiasaan Nabi Muhammad Ketika Ramadan Sebelum dan Sesudah Menjadi Rasul

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebiasaan Nabi Muhammad di bulan Ramadan menjadi sering kali menjadi panduan bagi umat muslim. Ada banyak kisah kebiasaan Nabi Muhammad ketika menjelang, saat menjalani Ramadan, bahkan sebelum atau setelah menjadi Rasul. Ada beberapa aspek penting terkait teladan teladan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Datangnya bulan Ramadan 2023 merupakan satu hal yang mungkin mayoritas orang Islam akan sangat menunggu bulan tersebut sebagai salah satu bulan yang penuh rahmat dan melimpahnya pahala dari Allah. Terlebih juga Nabi Muhammad yang memang melakukan kebiasaan-kebiasaan maksimal dalam menjalankan ibadah puasa.
Advertisement
Sebagai utusan Allah yang sangat mulia, kebiasaan Nabi Muhammad ini patut untuk menjadi contoh bagi semua umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Sifat Maksum atau telah terhapusnya dosa Rasulullah tersebut proses ibadah puasa secara tekun tetap dijalaninya sebagai salah satu bentuk teladan bagi semua umat Islam.
Berikut ini merupakan salah satu kebiasaan Nabi Muhammad untuk diperhatikan sebagai salah satu wujud penting dalam memaksimalkan ibadah puasa umat muslim di dalam bulan Ramadan agar mampu untuk mencapai ridha Allah SWT.
2 Kebiasaan Nabi Muhammad Sebelum Dan Sesudah Diangkat Menjadi Rosulullah
Seperti yang telah diketahui bahwa Nabi Muhammad berpuasa sembilan kali Ramadhan selama hidupnya: delapan kali berpuasa selama 29 hari dan sekali berpuasa selama 30 hari. Dalam sistem kalender Hijriyah setiap bulannya itu 29 hari dan terkadang 30 hari, tidak sampai 31 hari sebagaimana sistem kalender Masehi.
1. Kebiasaan Nabi Muhammad Sebelum Menjadi Rasul
Kebiasaan Nabi Muhammad dalam menjalankan ibadah puasa sebelum menjadi rasul tentunya juga perlu untuk diperhatikan secara detail. Sebab perintah untuk menjalankan ibadah puasa secara maksimal dalam satu bulan penuh tentunya masih bersamaan dengan proses ditunjuknya Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
Nabi Muhammad dikisahkan dalam beberapa riwayat memang sangat memuliakan, kemudian merindukan, lalu mengenang, bahkan sangat mengistimewakan bulan Ramadhan. Beliau selalu konsisten untuk mengerjakan hal-hal baik serta positif dan amal ibadah secara penuh saat bulan Ramadhan, baik sebelum ataupun setelah beliau diangkat menjadi Rasul.
Mengambil beberapa pernyataan dalam buku “Puasa pada Umat-umat Dulu dan Sekarang” karya dari Sismono, kebiasaan Nabi Muhammad untuk berkhalwat (memencilkan diri) serta kemudian bertahannus atau mengheningkan pikiran di Gua Hira pada saat bulan Ramadhan tiba merupakan kisah menarik yang perlu diperhatikan dan dipahami.
Saat itu Nabi Muhammad hanya memiliki bekal roti kering, lalu kurma, dan air sebagai bekal dari istrinya, Siti Khadijah pada saat hendak mengasingkan diri dalam beribadah di Gua Hira sebulan penuh, kemduian akan baru pulang ke rumah setelah bulan Ramadhan habis.
Dalam proses khalwatnya nabi Muhammad tidak lupa untuk terus bermunajat, bertaqarrub, dan bermujahadah secara maksimal kepada Tuhan. Nabi Muhammad melakukan kebiasaan itu secara konsisten setiap kali bertemu dengan bulan Ramadhan hingga benar-benar merasakan terbukanya hijab bagi hati dan pikirannya dengan lebih maksimal.
Akhirnya, melalui kebiasaan Nabi Muhammad tersebut kemudian Malaikat Jibril mendatangi untuk memberinya wahyu pertama dari Allah. Dan sejak saat itu juga maka Nabi Muhammad secara resmi dikukuhkan menjadi Rasul Allah.
2. Kebiasaan Nabi Muhammad Di Bulan Puasa Setelah Menjadi Rosul
Kemudian kebiasaan Nabi Muhammad ketika menjelang bulan puasa atau bahkan sedang menjalani ibadah Suci bulan Ramadan ketika telah ditunjuk sebagai Rasul semakin meningkat secara drastis dan selalu konsisten memberikan ibadah-ibadah berkualitas untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Semua kebiasaan tersebut tentunya meningkat secara drastis baik secara ibadah atau muamalah bahkan secara kebiasaan sosial misalnya contoh pada saat Nabi Muhammad meningkatkan ibadah membaca Alquran pada bulan puasa maka hal tersebut dilakukan secara konsisten dan penuh semangat.
Hal tersebut dibuktikan dengan bagaimana Malaikat Jibril selalu datang di bulan Ramadan untuk menemani Nabi Muhammad dalam bertadarus Alquran. Dikisahkan juga bahwa kebiasaan Nabi Muhammad tersebut baru akan berhenti Ketika Nabi akan memilih untuk melakukan ibadah lain seperti berita beritikaf di Masjid Nabawi.
Sebagaimana satu riwayat, puasa dan Al-Qur’an yang dibaca pada malam Ramadhan akan memberikan syafaat penuh kepada orang yang mengerjakannya ibadah tersebutkelak pada hari kiamat. Pendapat ini juga diperkuat dengan riwayat dari Ahmad yaitu
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari”, ِAl-Qur’an juga berkata: “Aku mencegahnya dari tidur dimalam hari, maka kami mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat.”
Selain itu kebiasaan lain nabi pada saat bulan Ramadhan adalah bersedekah dengan ikhlas kepada sesama. Hal ini dibuktikan dengan hadits riwayat Tirmidzi, yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad menegaskan sedekah yang paling baik adalah sedekah pada bulan Ramadhan.
Selain itu, hadist ini juga diperkuat dengan anjuran dari Nabi Muhammad yang mengatakan “kalau siapapun yang memberi makan orang yang sedang berpuasa maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa.”. Semua kebiasaan Nabi Muhammad ini tentunya perlu diteladani secara maksimal oleh semua umat muslim.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.