TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebiasaan Sahur Rasulllah nampaknya perlu menjadi teladan besar kepada semua umat islam dan tentunya perlu menjadi pertimbangan kuat untuk melakukannya selama bulan Ramadan.
Seringkali dilakukan nabi tentunya telah sesuai dengan syariat agama, apalagi seringkali juga langsung diwahyukan oleh Allah SWT.
Seperti yang telah dipahami sebelumnya bahwa makan sahur memiliki hukum Sunnah yang saat diwajibkan.
Advertisement
Artinya melakukan ibadah saur tersebut tentunya memilikni nilai tersendiri sehingga sangat dianjurkan bagi orang yang berpuasa. Hal ini juga diperkuat dengan sebuah hadits dikatakan, “Sahurlah karena di sana terdapat keberkahan”.
Makan sahur dalam agama merupakan keringanan (rukhsah) bagi setiap muslim apabila hendak atau ingin mengerjakan puasa. Sebab sesuai rukun puasa yakni kewajiban untuk menahan haus dan lapar satu hari penuh tentu membutuhkan tenaga lebih dari hari biasanya, aspek inilah yang berusaha dijelaskan melalui Kebiasaan Sahur Rasulllah.
Apalagi Allah SWT mensyariatkan langsung mengenai pentingnya makan sahur dan buka puasa agar ibadahnya untuk meringankan. Bahkan Allah SWT sangat menyukai umatnya yang anjuran utana serta sudah diringankan-Nya. Untuk memberikan pemahaman lebih ideal mengenai anjuan ini maka berikut adalah ulasannya.
Kebiasaan Sahur Rasulllah Berdasarkan Waktu Utama
Nabi Muhammad SAW tentunya sangat menganjurkan kepada umatnya untuk secepatnya mengakhirkan sahur. Kebiasaan Sahur Rasulllah ini terdapat dalam banyak hadits. Mulai dari hadits riwayat Ahmad, “Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur”.
Pertimbangan selanjutnya juga bisa berasal dari penguatan riwayat lain yang mengatakan bahwa rosulullah seringkali melakukan sahur saat sepertiga malam. Hal ini juga diriwatkan melalui hadist dari Abu Bakar Al Kalabazi dalam salah satu kitabnya Bahrul Fawaid,
وسئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الليل أسمع؟ قال: الثلث الأخير من الليل. وقد قال صلى الله عليه وسلم: من الفطرة تأخير السحور، أراد إن شاء الله أن يقع في الثلث الأخير من اليل ليكون فيه دعوة واستغفار فيجاب، وسؤال حاجة فتقضى
Artinya,
“Nabi SAW pernah ditanya, ‘Malam apa yang paling didengar (do’a)?’ ‘Sepertiga terakhir malam,’ tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, ‘Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.’ Kemungkinan yang dimaksud mengakakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Karena pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT.”
Berdasarkan riwayat dari kitab tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa Kebiasaan Sahur Rasulllah tersebut dilakukan pada waktu sepertiga malam. Hal ini juga diperkuat dengan apa yang telah disampaikan oleh Hudzaifah, sebab ia pernah makan sahur langsung bersama Nabi Muhammad SAW saat menjelang subuh, (HR Ibnu Majah).
Dalam kesaksian dari Hudzaifah ini semakin meyakinkan sebab juga diperkuat oleh pengakuan Zaid bin Tsabit. Zaid dalam masa hidupnya juga pernah sahur langsung bersama Nabi Muhammad SAW kemudian dialnjutkan dengan shalat berjamaah.
Ketikan diambil informasi dan ditanyakan mengenai berapa lama jarak yang dilakukan oleh rosulullah antara makan dan shalat, Zaid menjawab, “Kisaran membaca lima puluh ayat,” (HR Ibnu Majah). Hal ini membutikan bahwa ada jeda khusus pada saat hendak melakukan ibadah sahur dan sholat subuh.
Kebiasaan Sahur Rasulllah Diiringi Ibadah Tambahan
Melihat kembali kebiasaan sahur Rasulullah menurut kitab Bahrul Fawaid tersebut maka ada beberapa penjelasan di akhir kalimatnya yang memberikan asumsi besar bahwa Rasulullah melakukan sahur lebih awal bersamaan dibukanya ampunan dan hidayah pada dini hari selam bulan Ramadan.
Nanti Muhammad tidak hanya melaksanakan makan sahur semata, melainkan juga ibadah sholat dan zikir untuk menunjang kualitab amalan tambahan. Mulai dari sholat, mengaji, dan amalan penting lainnya.
Melalui riwayat ini maka nabi Muhammad juga berusaha menjelaskan bagaimana pentingnya bangun tengah malam dibulan Ramadan untuk melakukan kebiasaan sahur Rasulullah seraya beribadah.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |