Inilah Kisah Lailatul Qadar yang Pernah Rasulullah Alami

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kisah lailatul qadar nampaknya bisa menjadi salah satu gambarab utama sebagai peristiwa penting yang selalu hadir pada setiap bulan Ramadan. Sebagai malam agung dan sangat melimpah pahala yang diberikan oleh Allah maka tidak jarang umat muslim selalu berlomba-lomba dalam mendapatkan anugrah malam suci Ramadan 2023 ini.
Seluruh umat Islam tentunya telah meyakini bahwa peristiwa penting malam Lailatul Qadar merupakan kejadian yang lebih mulia serta nilainya sama dengan beribadah selam seribu bulan. Apalagi malam ganjil yang selalu diyakini datang pada sepuluh hari terakhir di bulan suci ini merupakan waktu yang sangat dinanti oleh seluruh umat Islam.
Advertisement
Sebab jika umat islam mampu untuk melakukan amal kebaikan dan ibadah pada malam tersebut, maka ganjaran yang akan diterima seperti telah melakukan ibadah dengan kesetaraan layaknya ibadah 1.000 bulan atau 83 tahun. Akan tetapi disisi lain tentu ada Kisah lailatul qadar yang menarik untuk diperhatikan.
Kisah lailatul qadar Yang Pernah Rasulullah Alami
Satu kisah penting yang setidaknya perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa terjadi serta datangnya malam suci ini pernah dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusan dan kekasih Allah, ketakjuban dalam melihat dan merasakan malam lailatul qadar menyisakan kesan tersendiri kepada rasulullah.
Berikut ini merupakan kisah Nabi Muhammad yang merasakan datangnya malam Lailatul Qadar.
Kisah lailatul qadar Yang Pernah Rasulullah Alami di malam ke-27 ramadan
Kisah lailatul qadar yang dirasakan oleh rasulullah bersama umatnya salah satunya terjadi pada malam ke-27 di bulan suci Ramadan. Pada saat malam itu tiba semua umat musli mengikuti apa yang rasulullah lakukan, salah satunya dengan tidak tidur dan memilih untuk iktikaf di masjid.
Kebiasaan rasulullah untuk melakukan I’tikaf di masjid dan beribadah ini memang seringkali dilakukan pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Sehingga para sahabat dan seluruh umat islam pada masa itu juga ikut melaksanakan kebiasaan ibadah sesuai apa yang telah dilakukan oleh rasul.
Pada satu bulan Ramadan yang bertepatan pada tanggal 27 tersebut umat islam yang ikut beribadah dengan rasulullah menyaksikan kondisi malam memang sedikit mendung tanpa bintang. Selain itu juga diiringi dengan angin-angin sepoi yang dirasakan sejuk oleh umat islam kala itu.
Kisah lailatul qadar yang pernah dirasakan oleh rasulullah ini berlanjut pada saat semua umat muslim yang beri’tikaf lalu melakukan shalat. Pada saat shalat dan ketika sedang sujud hujan kemudian turun sangat deras, karena masjid kala itu tidak beratap maka secara otomatis hujan pun langsung menggenangi seluruh masjid.
Saat hujan turun ada beberapa sahabat yang berinisiatif untuk membatalkan shalat dengan tujuan untuk berteduh sementara waktu sampai hujan reda. Akan tetapi niat untuk membatalkan shalat tersebut urung dilakukan sebab melihat rasulullah masih tetap dalam sujudnya tanpa bergerak sama sekali.
Dalam beberapa pendapat mengatakan terkait Kisah lailatul qadar saat sujud di malam tersebut rasulullah seakan menemuka kenyamanan dan keindahan tersendiri. Sehingga air hujan yang begitu deras turun serta semakin menggenangi masjid tidak menjadi alasan serta halangan untuk tetap bersujud kepada Allah.
Bahkan kondisi sujud yang dilakukan oleh rasulullah tersebut terhitung sangat lama dan dalam kondisi tidak bergerak sama sekali. Hal ini menandakan bahwa rasulullah memang menikmati keindahan malam lailatul qadar yang memang kedatangannya sangat ditunggu-tunggu oleh semua umat islam.
Akhirnya rasulullah beranjak daru sujudnya dan pada saat itu juga hujan pun reda. Kemudian sahabat Anas bin Malik, yang menyaksikan rasulullah telah bangun dari sujud dan tempat duduknya langsung berlaku dari mengambil pakaian kering untuk Nabi Muhamad.
Namun rasulullah kemudian mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya”.
Dari Kisah lailatul qadar yang pernah rasulullah alami ini tentu bisa diambil kesimpulan bahwa ada banyak sekali misteri dan teka-teki yang membuat umat islam wajib untuk memecahkannya dalam menggapai keindahan malam lailatul qadar.
Perintah dan Anjuran rasululah untuk menggapai malam Lailatul Qadar
Melalui Kisah lailatul qadar yang pernah rasulullah alami dan disaksikan oleh para sahabat tersebut maka kemudian muncul perintah terkait anjuran untuk menggapai malam yang hanya datang satu kali selama satu tahun tersebut.
Anjuran ini juga dirwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa Rasulullah SAW menjelaskan, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).
Kemudian pendapat ini juga dikuatkan dengan hadist riwayat bukhari bahwa “Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah”
Semua aspek terkait Kisah lailatul qadar diatas serta perintahnya tentu bisa menjadi pertimbangan serta gambaran bagi umat muslim untuk menggapai malam seribu bulan tersebut semaksimal mungkin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |