Gus Baha: Asal Tidak Maksiat Pasti Dapat Lailatul Qadar
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rais Syuriyah PBNU KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha meyakini bahwa Lailatul Qadar bisa didapatkan oleh semua Muslim, asal mampu menjaga diri dari perbuatan maksiat. Menurutnya, hal ini adalah bonus dari Allah untuk umat Nabi Muhammad yang umumnya berusia pendek.
"Keyakinan saya, pokoknya dicari (Lailatul Qadar), yakinlah kamu pasti dapat," ungkap Gus Baha saat ngaji Santri Gayeng, Rabu (12/4/2023).
Advertisement
Gus Baha menjelaskan, keyakinan itu muncul setelah ia mengkaji sebuah keterangan bahwa Nabi Muhammad mengisahkan Nabi Nuh yang berusia 950 tahun dan juga nabi-nabi sebelumnya yang berusia ratusan tahun.
"Terus ada keresahan. Bagaimana dengan umatku yang usainya pendek? Terus Allah merespons keresahan Nabi dengan memberi bonus Lailatul Qodar yang setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun 4 bulan," beber Gus Baha.
Jika melihat riwayat tersebut, kata Gus Baha, berarti setiap umat Nabi Muhammad yang selama bulan Ramadan diisi dengan kegiatan-kegiatan positif dan tidak melakukan maksiat, pasti akan mendapatkan Lailatul Qadar.
"Asal tidak maksiat, menurut saya pasti mendapat Lailatul Qadar," tegasnya.
"Karena memang (Lailatul Qadar) itu keresahan Nabi Muhammad yang dijawab Allah dengan memberi bonus meski umatmu berusia pendek, diberi ibadah Lailatul Qadar," tambahnya.
Menurut Gus Baha, ia biasanya mencari Lailatul Qadar sejak tanggal 11 Ramadan. Baginya, mulai 11 Ramadan adalah tanggal ideal karena berada di tengah-tengah antara keterangan dalam Al-Qur'an dan Hadits.
Gus Baha kemudian mengutip Surat Al-Baqarah ayat 185 yang menyebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadan. Jika mengacu pada ayat tersebut, berarti dari tanggal 1 sampai 29 atau 30 Ramadhan adalah Lailatul Qadar, karena dalam ayat itu tidak disebutkan tanggalnya.
"Makanya ada ulama yang berpendapat (Lailatul Qadar) dimulai tanggal 1 (Ramadan)," sambungnya.
Gus Baha kemudian mengutip sabda Nabi Muhammad: Carilah dengan sungguh-sungguh Lailatul Qadar di malam kesepuluh terakhir bulan Ramadan.
"Berarti ada juga yang mencari (Lailatul Qodar) tanpa bersungguh-sungguh, tapi sejak tanggal 1 (Ramadan)," sambungnya.
Jika mencari sejak tanggal 21, kata Gus Baha, berarti dihitungnya sebagai permulaan dan belum masuk kategori sungguh-sungguh. Menurut Gus Baha, yang dimaksud 'sungguh-sungguh' adalah klimaks.
"Klimaks itu mulainya tanggal 1. Kalau mulainya tanggal 21, kata Malaikat: Lho kok baru mencari sekarang? berarti dianggap pemula. Makanya gak dapat karena pemula," ujarnya.
Gus Baha kemudian menggarisbawahi kalimat sungguh-sungguh pada sabda Nabi tersebut. Ia menegaskan, tanggal 21 Ramadhan itu mencari dengan sungguh-sungguh, bukan mulai mencari.
"Teks hadits menyebut sungguh-sungguh tanggal 21. Tidak ada dalam riwayat harus kamu cari sejak tanggal 21," jelasnya.
Gus Baha pun kembali menegaskan, Lailatul Qadar merupakan bentuk kasih sayang dan rahmat dari Allah untuk umat Nabi Muhammad, diharapkan semua umat Islam yang tidak bermaksiat bisa mendapatkannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imam Kusnin Ahmad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |