Teks Khutbah Jumat Lengkap: Harta Terpuji dan Harta Tercela
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berikut adalah teks Khutbah Jumat lengkap yang biasanya dibacakan oleh khatib di atas mimbar. Materi Khutbah Jumat kali ini membahas tentang harta terpuji dan harta tercela.
الحمدُ للهِ الْمَوْجُودِ أَزْلًا وَأَبَدًا بِلا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَثْمَانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيْدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ، لَا نَبِي بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيرِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كتابه : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (١٠) تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خير لكم إن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (۱۱) (الصف: ۱۰-۱۱)
Advertisement
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Dalam kesempatan khutbah pada siang hari ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema: "Harta Terpuji dan Harta Tercela".
Hadirin.
Dalam perbendaharaan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, harta benda dicela sekaligus dipuji. Ini menunjukkan bahwa harta ada yang tercela dan ada yang terpuji. Di antara hadits yang mencela harta adalah hadits shahih riwayat Ibnu Hibban dan Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةٌ وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ رَوَاهُ أَحْمَدُ وَابْنُ حِيَان).
Maknanya: "Setiap umat memiliki fitnah (ujian dan cobaan), dan fitnah umatku adalah harta" (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
Di antara hadits yang memuji harta adalah hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dari sahabat 'Amr bin 'Ash bahwa Nabi bersabda:
نعما بالمال الصالح لِلرَّجُلِ الصَّالِح (رَوَاهُ أَحْمَدُ).
Maknanya: "Sebaik-baik harta yang baik adalah harta yang dimiliki oleh orang yang shalih" (HR Ahmad).
Orang yang menggunakan harta juga terbagi menjadi dua. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat Imam Muslim:
إِنْ هَذَا الْمَالَ خَضِرَة حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِحَقِهِ، وَوَضَعَهُ فِي حَقِهِ، فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ هُوَ، وَمَنْ أَحَدُهُ بِغَيْرِ حَلِهِ، كَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ).
Maknanya: "Sesungguhny Sesungguhneperti tanaman yang indah nan hijau. Orang yang memperolehnya dengan cara yang benar dan menempatkannya pada jalan yang benar, maka harta itu akan menjadi penolongnya (untuk taat dan memperoleh pahala). Dan barangsiapa memperolehnya dengan cara yang tidak benar, maka ia seperti orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang" (HR Muslim)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Tiga hadits yang shahih di atas menjelaskan kepada kita tentang macam-macam harta serta macam-macam cara menggunakannya. Harta yang terpuji adalah harta yang dihasilkan oleh seseorang dengan cara yang tidak diharamkan, lalu dibelanjakan untuk jalan yang tidak dimurkai oleh Allah. Harta inilah yang akan menjadi penolong (ni'ma al ma'unah) karena harta itu akan membantu dan mengantarkan pemiliknya kepada kebaikan.
Orang yang menggunakan hartanya untuk menafkahi isterinya, anak-anaknya, kedua orang tuanya atau kerabatnya yang lain dengan niat yang baik, yaitu niat mendekatkan diri kepada Allah tanpa terkotori oleh sifat riya' atau berbangga diri (al Fakhr), maka orang ini seakan telahbersedekah kepada fakir miskin.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إذا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ ( رَوَاهُ البُخَارِي)
Maknanya: "Jika seseorang menafkahkan hartanya untuk keluarganya dengan niat mengharap ridla dan pahala dari Allah, maka harta itu terhitung sedekah baginya" (HR al Bukhari).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyerupakan harta dengan tanaman yang hijau, terlihat indah oleh mata, dan orang yang melihatnya terpesona serta menginginkan untuk memilikinya.
Seorang Mukmin yang mengambilnya dari tempat yang dihalalkan oleh Allah, lalu membelanjakannya pada jalur yang dihalalkan oleh Allah, maka hartal tersebut menjadi penolongnya di akhirat.
Karena Allah ta'ala menjadikan harta sebagai alat dan sarana untuk memperoleh pahala dan balasan baik di akhirat. Abu Bakr ash-Shiddiq pernah memiliki harta yang luar biasa berlimpah.
Lalu beliau membelanjakannya untuk menegakkan dakwah Rasulullah dan membantu kaum Muslimin yang lemah yang ditindas orang-orang Musyrik di Mekah sebelum hijrah.
Beliau telah mendermakan jumlah yang sangat banyak dari hartanya tersebut. Dan ketika tiba saatnya Rasulullah mengajak untuk mendermakan harta untuk kemaslahatan ummat Islam, Abu Bakr mendermakan seluruh hartanya yang tersisa. Ini terjadi pada permulaan dakwah Islam di Mekah.
Ternyata ketika itu tidak ada seorang sahabat pun yang melakukan seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr kecuali 'Umar bin Khathab. "Umar meneladani Abu Bakr dan mendermakan separuh harta yang dimilikinya untuk kepentingan dakwah Islamiyah.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Sedangkan harta yang tercela adalah yang diperoleh dengan cara yang haram. Cara-cara yang diharamkan oleh Allah sangatlah banyak di antaranya harta yang diperoleh dengan cara korupsi, menipu, berboh dan menyembunyikan aib (cacat) yang ada pada suatu barang ya dijual. Termasuk harta yang haram adalah yang diperoleh dengan cara riba. Terutama riba al Qardi.
Riba al Qardi adalah riba atau tambahan yang dihasilkan dari mengutangi orang lain dengan syarat bunga atau memanfaatkan fasilitas tertentu milik orang yang berutang tersebut. Harta riba ini termasuk harta yang keharamannya sangat besar. Dosa ribatidak kalah dengan dosa mencuri. Keduanya sama-sama tergolong dosa besar.
Kaum Muslimin yang berbahagia.
Kewajiban yang berkaitan dengan harta yang kita miliki sangatlah banyak. Tidak hanya menafkahi orang yang menjadi tanggungjawab kita. Di samping itu juga ada hak-hak lain dalam harta yang wajib kita penuhi seperti zakat fitrah maupun zakat mal yang mesti kita bayarkan kepada orang yang berhak menerimanya. Termasuk kewajiban orang yang berharta juga adalah menopang dakwah Islamiyah dengan harta.
Pada prinsipnya, seorang Muslim dituntut untuk berperan serta dalam menyebarkan dakwah islamiyah. Peran tersebut bisa dipenuhi dengan jiwa, tenaga dan fikiran atau juga bisa dengan harta bagi mereka yang memiliki harta.
Orang yang berhasil mengekang dirinya dan memaksa nafsunya untuk berderma demi kepentingan dakwah Islam, maka ia adalah orang yang beruntung. Jika diibaratkan perdagangan, maka orang seperti ini sedang berdagang dengan Allah dan perdagangan yang dia lakukan dengan Allah adalah perdagangan yang selalu menguntungkan.
Allah ta'ala berfirman:
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُكُمْ عَلى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (١٠)
تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خير لكم إن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (۱۱) (الصف: ۱۰-۱۱)
Maknanya: "Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kalian Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? Yaitu kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui" (QS ash-Shaff: 10-11)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Berjihad di jalan Allah yang dimaksud oleh ayat ini adalah kullu 'amal khairi (setiap amal kebaikan). Oleh karena itu, membangun masjid dan memakmurkan masjid termasuk Jihad di jalan Allah. Membangun sekolah-sekolah Islam dan pondok-pondok pesantren atau mendanai kegiatan pendidikan Islam juga termasuk jihad di jalan Allah.
Mendanai kebutuhan-kebutuhan dai untuk berdakwah juga termasuk jihad di jalan Allah. Mewakafkan tanah atau yang lainnya untuk kepentingan dan kemaslahatan dakwah juga termasuk jihad di jalan Allah. Menginfakkan harta untuk kegiatan-kegiatan sosial keagamaan juga termasuk jihad di jalan Allah.
Menyantuni para fakir miskin atau memberikan modal usaha kepada mereka juga termasuk jihad di jalan Allah. Membantu para pemuda dan pemudi Muslim untuk menikah atau membiayai sebagian kebutuhan rumah tangga mereka juga termasuk jihad di jalan Allah.
Kaum Muslimin yang berbahagia.
Semua pintu jihad di jalan Allah yang telah disebutkan di atas biasa disebut dengan istilah sedekah.
Sedekah adalah bukti kekuatan iman orang yang bersedekah dan tanda bahwa la percaya penuh terhadap janji yang Allah berikan kepada orang yang bersedekah. Yaitu pahala dan ganti dari harta yang sudah diinfakkan. Sedekah juga bisa menjadi sebab seseorang dibebaskan dari siksa neraka.
Seringkali Nabi mengatakan tentang sebagian sahabat yang berderma: si fulan telah membeli dirinya dari neraka dengan bersedekah. Janganlah kita merasa malu dengan pemberian yang sedikit, karena itu lebih baik daripada tidak memberi sama sekali.
Kemudian nilai sedekah tidak dilihat dari besar atau kecilnya pemberian. Uang seribu bisa lebih besar nilai pahalanya daripada seratus ribu. Semua tergantung kepada niat dan kondisi ekonomi seseorang. Suatu ketika Rasulullah bersabda: "Satu dirham mendahului seratus ribu dirham."
Ditanyakan kepada beliau: Bagaimana itu bisa terjadi? Rasulullah menjawab: "Seseorang memiliki dua dirham lalu la menyedekahkan satu dirham dan yang satu dirham disisakan untuk dirinya, dan seorang lagi bersedekah dengan seratus ribu dirham dari hartanya yang sangat banyak."
Rasulullah menegaskan bahwa orang yang menyedekahkan satu dirham lebih besar pahalanya dari orang lain yang menyedekahkan seratus ribu dirham. Hal itu dikarenakan orang pertama menyedekahkan separuh dari seluruh hartanya. Dia berhasil mengalahkan nafsunya untuk kepentingan akhiratnya. Orang ini tidak mengatakan, aku hanya punya dua dirham bagaimana mungkin aku menyedekahkan satu dirham?.
Dia lebih mementingkan akhirat, melawan nafsunya dan berharap ridla dan pahala dari Allah. Sedangkan orang kedua yang bersedekah dengan seratus ribu dirham, hartanya sangat banyak. Jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan dengan total harta yang dia miliki.
Hadirin jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah.
Demikian khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ والذكر الحكيم، وتقبل مني وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.
Khutbah II
الحمدُ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَشْهَدُ أن لا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُللهِ وَكَفَى، وأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ أمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ الله أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللهم اغفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاء مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْعَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاء وَالْمُنكر والبغي والسيوف المُخْتَلِفَة وَالشَّدَائِدَ وَالْبِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ يُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قدير.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشاء والمنكر والبغي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
Teks Khutbah Jumat ini disarikan dari Ustadz Nur Rohmad, Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan dan Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Mojokerto. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |