Romantis, 12 Kalimat dari Novel Dr Lia Istifhama Bikin Gagal Patah Hati

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Politisi perempuan yang diprediksi lolos sebagai senator Jatim, Dr. Lia Istifhama memiliki jiwa romantis yang terbukti dalam novelnya, Berkisah Tentang Hati.
Mengambil latar belakang seorang mahasiswi yang berusaha bangkit dari patah hati, membuat novel yang dirilis 2022 lalu layak dibaca bagi para remaja yang patah hati atau sedang tersakiti. Kumpulan quotes yang menggugah spirit bangkit dengan untaian kata romantis, layak jadi referensi menuju gagal patah hati.
Advertisement
Menariknya, keponakan Gubernur Khofifah tersebut pun mampu mengarahkan para remaja untuk menguatkan cinta kepada keluarga dan sahabat, ketimbang mantan kekasih yang pergi dengan sisa kedustaan cinta.
“Bisa jadi, cerita bermula dari luka, sebelum akhirnya menjadikan CINTA berujung pada BAHAGIA.”
Kutipan tersebut ditulis di cover belakang novel, Mellow tidak sih?
Nah, sekarang ulik disini 12 rangkaian kalimat baper namun bikin gagal patah hati tersebut ya?
1. Puisi pembuka pagi
“Dear pagi ...”
Selamat datang kembali
Setelah penat kisah yang terlalui
Syukurlah kau masih menampakkan diri
Namun ada satu pinta dari diri ini
Janganlah kau bertanya tentang ilalang ini
Mengapa bermula kecil ia menjulang tinggi
Bukankah itu wujud fitrah dari Illahi
Ia tidak perlu makan layaknya manusiawi
Cukuplah hujan dan sinar matahari menyinari
Karena ilalang tercipta sebagai makhluk mandiri
Dan kekuatannya muncul dari pribadinya sendiri
2. Ungkapan ‘curhat’ kepada sang pencipta
Ya Rabbi, aku seakan sedang berusaha menghibur diri. Namun apakah mampu ku lakukan itu tatkala ku masih sendiri? Ku ingin berkata, berteriak. Betapa luka adalah hal yang tak pernah ku duga. Dan luka adalah hal yang tak ingin ku punya. Namun mengapa luka itu pernah hadir dan masih terasa hadir?
Apakah karena belum lunturnya perasaan malu dan ego yang menilai diri sendiri sebagai sosok yang tak pantas dilukai? Ku kemudian menatap langit yang semakin terlihat terang dan menampakkan pagi. Ku coba berbisik dalam hati: Pagi…bisakah kau hadirkan semangat diri?
3. Sendiri, jangan iri
Keindahan atas cinta, Apakah makna yang nyata atasnya? Apakah juga mampu ku miliki? Seperti halnya mereka yang terlihat bahagia atas indahnya kisah mereka? Ku berusaha buang sejauh mungkin, melepas seluas mungkin hingga kedua mataku tak lagi melihat mereka, bangunan rasa yang menyatu dalam keindahan kisah.
Ya Rabbi, apakah iri dan dengki sedang mengetuk pintu hati? Sedangkan aku, aku tak ingin keduanya memasuki pintu dan mengisi setiap relung hati dan hari. Ku pejamkan mata: “Jangan masuk. Aku menolak atas kalian, wahai perpaduan iri dan dengki. Ku hanya ‘sedang ingin’ memiliki bahagia seperti halnya mereka, Bahagia dengan indahnya cinta yang menyatu.”
4. Cintai keluarga, jangan terjebak cinta buta
“Bahwa cinta buta kadang kala dapat membutakan kita bahwa keluargalah, sesungguhnya pondasi cinta.”
5. Selalu ada sahabat
“Dan kita semua … selalu menjadi bagian anak manusia yang memiliki rajutan persahabatan. Cinta yang terhadir dalam persahabatan, itulah yang selalu memantik kebahagiaan dalam setiap hari kita. Setiap embun pagi yang tertampakkan oleh kita, seakan pengingat bahwa selalu ada sahabat dan mereka yang sayang pada kita, yang selalu bersiap menghadirkan bahagia dalam hari kita.”
6. Menutup luka dengan melebur diri, seperti filosofi kopi
“Kopi Pagi”
Manusia memiliki pilihan.
Menjadi pemenang tapi tidak dikenang.
Ataukah menjadi besar setelah dihempaskan?
Ibarat kopi, ketika bijinya dileburkan, maka aroma wangi dan kegurihan rasanya dinikmati banyak orang.
Setiap bijinya menyatu dengan setiap biji lainnya.
Tidak ada lagi pengkultusan ego individual. Karena kopi telah mewujudkan diri sebagai bagian dari keseluruhan kenikmatan kopi yang diseduh semua orang.
Ia dilebur, dari situlah ia menyatu dengan lainnya.
7. Pahit dulu, manis kemudian
“Bahwa hidup adalah perjuangan. Perjuangan menjadi tangguh dan bertahan atas pahit yang memang harus terasakan sebelum manis terhaturkan.”
8. Cinta keluarga, harus terjaga
“Aku, kamu, mereka, dan kita semua, adalah sama. Kita semua memiliki masa kecil. Memiliki torehan kisah cinta yang telah diperkenalkan oleh orang tua dan kerabat kita saat kita sangatlah dini memahami hal itu. Dan kita pun tak memiliki satu pun alasan untuk menepis rasa syukur atas semua kisah kita.”
9. Matahari dan kegelapan
“Kelak kisah ini akan tertutup secara indah, seperti halnya terpaan sinar matahari telah membuka mataku yang tertutup. Dan kau, sang kegelapan, pergilah bersama kabut.”
10. Rindulah kepada masa lalu yang indah
“Ku rindu aku yang dulu. Yang selalu mensyukuri kebaikan tanpa perlu terjebak dengan merindukan kebaikan dari seseorang yang ternyata tak dapat rasakan rindu padaku. Dan kini aku tahu, bahwa adanya hari ini takkan dapat mengabaikan kebaikan mereka yang telah menabur cinta dalam hari-hari di masa lalu kita. Maka, adakah alasan bagi kita untuk mengaburkan segala kebaikan mereka yang pernah mendampingi kita pada masa lalu?”
11. Keluarga, jangan terganti
"Keluarga adalah tempat kita singgah di dunia. Mereka mengajarkan bahwa cinta adalah nyata dan selalu ada untuk kita. Maka, haruskah kita mencari cinta baru yang hanya menghadirkan luka dan membuat kita terlupa akan keluarga?”
12. Kata pamungkas, nih
“Jangan pernah merasa sendiri, karena selalu ada mereka yang tak ingin kau sendiri.”
Fix, meleleh gak sih? Dan itu hanyalah 12 rangkaian kalimat puitis selain ratusan quotes dari ning Lia yang kiranya layak menjadi bahan renungan agar Hari Kasih Sayang atau Valentine Day 14 Februari nanti, tetap terasa indah termasuk bagi jomblowan dan jomblowati yang budiman.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |