Religi TIMES Ramadan

Masjid-Masjid di Ponorogo yang Wajib Dikunjungi Selama Ramadan

Kamis, 07 Maret 2024 - 22:22 | 66.96k
yang didirikan KH Hasan Besari selalu ramai jemaah di bulan suci Ramadan.  (FOTO: Marhaban/TIMES Indonesia)
yang didirikan KH Hasan Besari selalu ramai jemaah di bulan suci Ramadan. (FOTO: Marhaban/TIMES Indonesia)
FOKUS

TIMES Ramadan

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Sambil menimba pahala di bulan suci Ramadan, tak ada salahnya untuk melakukan wisata religi. Wisata religi itu bisa berkunjung ke masjid-masjid.

Dengan berkunjung ke masjid, kita bisa mempelajari banyak hal, seperti belajar sejarah, mengagumi bentuk bangunan masjid, dan mendalami ilmu agama. Selain untuk mempelajari segala hal bahkan memberi kesejukan tersendiri dalam perjalanannya, dengan berwisata mengunjungi masjid juga bisa menambah pahala dengan mengaji sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Advertisement

Berdasarkan pantauan TIMES Indonesia, berikut masjid di Ponorogo yang cocok sebagai wisata religi, khususnya saat Ramadan tahun 2024 ini.

1. Masjid Tegalsari

Masjid yang terletak di Desa Tegalsari Jetis Ponorogo ini selalu menjadi jujugan mayoritas umat Islam baik dari dalam maupun luar kota Ponorogo. Masjid yang dirancang oleh KH Hasan Besari tahun 1742 ini, konon diyakini oleh para jemaahnya sangat istimewa.

Masjid yang berarsitektur Jawa dan memiliki 36 tiang tersebut saat Ramadan tidak pernah sepi dari jemaah. Apalagi di malam-malam ganjil bulan Ramadan atau malam likuran, puluhan ribu jemaah tumplek blek di masjid Tegalsari untuk berburu malam Lailatul Qadar.

2. Masjid Baiturahman Setono

Masjid-Baiturahman.jpgMasjid Baiturahman yang didirikan Kiai Donopuro salah satu masjid kuno di Ponorogo yang dibangun tahun 1600. (FOTO:  Marhaban/TIMES Indonesia)

Masjid ini termasuk masjid kuno di Ponorogo yang Didirikan tahun 1600. Masjid Baiturahman yang berada di Dukuh Setono Tegalsari Jetis Ponorogo erat kaitannya dengan masjid Tegalsari, karena Kiai Donopuro pendiri masjid tersebut merupakan guru dari KH Muhammad Besari yang babad di Tegalsari.

Oleh umat Islam Ponorogo masjid Baiturahman juga dianggap mempunyai tuah di saat bulan suci Ramadan. Tak heran setiap Ramadan ribuan jemaah datang untuk beribadah dan ziarah ke masjid yang menjadi Saksi sejarah penyebaran Islam di Ponorogo ini.

3. Masjid Imam Puro

Masjid yang berada di Desa Sukosari Ponorogo ini sudah berusia 240 tahun lebih. Konon masjid ini didirikan oleh KH Imam Puro, cucu Sultan Banten dan cucu menantu KH Muhammad Besari Tegalsari. KH Imam Puro putra pertama dari Tubagus Abu Yamin dari Demangan Siman Ponorogo.

KH Imam Puro sendiri diutus sang ayah untuk menyebarkan Islam di wilayah Sukosari atau tepatnya di Dukuh Danyang. Selain masjid, KH Imam Puro juga mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan dari luar daerah.

Selain peninggalan masjid, KH Imam Puro juga meninggalkan sebuah kitab yang ditulis tangan. Dan kitab tersebut berisi berbagai pembahasan mengenai agama Islam baik dalam Alquran maupun Hadits.
Selama bulan Ramadan masjid Imam Puro ini selalu menjadi jujugan jemaah dari arah Ponorogo barat laut, termasuk dari Kabupaten Magetan.

4. Masjid Agung Ponorogo

Masjid-Agung-Ponorogo-ata.jpgMasjid Agung Ponorogo ata (FOTO:  Marhaban/TIMES Indonesia)

Masjid yang dibangun oleh Adipati Ponorogo RMAA Tjokronegoro menggambarkan perpaduan kultur Islam dengan budaya Jawa sangat terlihat kental. Masjid Agung Ponorogo ini sudah ada sejak tahun 1858 silam. 

RMAA Tjokronegoro merancang Masjid Agung Ponorogo yang terdiri dari dua bangunan utama. Masjid itu memiliki tiang berjumlah 16 yang terbuat dari satu buah pohon jati raksasa. Konon RMAA Tjokronegoro membangun Masjid Agung Ponorogo ini dengan menerapkan ritual khusus saat membangun masjid ini, dimana seluruh pekerjanya wajib dalam keadaan suci saat mengerjakan bangunan.

Dari cerita disebutkan bahwa proses pembuatan Masjid Agung Ponorogo ini tidak menggunakan alat-alat pertukangan khusus, para pekerja hanya diminta membaca puji-pujian kepada Allah SWT saat bekerja.

Masjid Agung Ponorogo sudah beberapa kali mengalami pemugaran, terakhir saat Kabupaten Ponorogo dipimpin Bupati Markum Singodimedjo, dengan menambah bangunan kubah berjumlah 9, yang menggambarkan jumlah wali songo.

Masjid Agung Ponorogo atau masjid RMAA Tjokronegoro yang berada di sisi barat alun-alun Ponorogo ini selalu ramai dikunjungi jemaah, apalagi saat bulan suci Ramadan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES