Religi TIMES Ramadan

Cara Ulama Nusantara Membumikan Sunah Nabi

Selasa, 02 April 2024 - 11:23 | 19.53k
Oleh: Abdul Adzim Irsad Jalal
Oleh: Abdul Adzim Irsad Jalal
FOKUS

TIMES Ramadan

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Setiap bulan Ramadan, semua umat islam berlomba-lomba memakmurkan masjid dengan beragam kegiatan sunah, seperti; qiyam Ramadan (tarawih), witir, dan I’tikaf. Dan yang paling menarik adalah, umat muslim berlomba-lomba berbagi makan, minum (takjil) kepada masyarakat yang sedang berpuasa, baik di Masjid, Kampus, Sekolah, bahkan di jalan-jalan. Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.

Dari Zaid bin Khalid Al-Zuhani, dari Nabi SAW bersabda, "Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, ditulis baginya sebagaimana pahala yang berpuasa dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun. Barang siapa yang memberi bekal orang yang berperang di jalan Allah atau keluarganya, niscaya akan ditulis baginya sebagaimana pahala yang berperang dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berperang sedikit pun (HR. Ahmad).

Advertisement

Hadis ini meng-inspirasi kepada setiap muslim, untuk berlomba-lomba berbagi sedekah makanan, dan minuman kepada orang yang sedang berpuasa. Semakin sering berbagi, semakin banyak pahalanya. Di Indonesia sudah menjadi perilaku sosial sejak ber-abad-abad, dimana setiap muslim memiliki semangat tinggi agar bisa berbagi kepada sesama. Tentu saja, sesuai dengan kemampuan, dan kondisi masing-masing. 

Di seluruh masjid dan musala Nusantara, setiap menjelang Magrib, selalu ada saja  yang menyediakan teh, kopi, es cendol, kolak, dawet, nasi kotak, bubur, bahkan kurma dan gorengan yang menjadi ciri khas buka puasa Muslim Nusantara. Bahkan, ada juga yang berbagi uang kepada masyarakat. Perilaku sosial ini adalah bentuk dari pengamalan sunah Rasulullah SAW. jadi, sunah nabi telah membumi sejak Islam masuk di Indonesia. 

Secara tidak langsung, gerakan ulama Nusantara di dalam membumikan sunah Nabi, berhasil. Bulan puasa telah melahirkan insan-insan yang dermawan. Terbukti dengan banyaknya masyarakat muslim yang suka berbagi makanan, minuman, di masjid dan Musala. Ini juga menjadi bukti nyata, bahwa orang Indonesia telah mengamalkan sunah Nabi. 

Dengan kata lain, puasa Ramadhan benar-benar melahirkan kesalehan sosial masyarakat Indonesia. Tidak ada negara yang kedermawanannya melebihi muslim Indonesia. Itu tidak lepas dari peran para ulama yang mengajarkan sunah nabi, dan memberikan keteladan sunah nabi kepada masyarakat luas di seluruh Nusantara.

CAF, salah satu badan Amal asal inggris merilis laporan World Giving Index 2023,  yang memuat negara-negara paling dermawan di dunia. Penilaian CAF,  berdasarkan hasil sebuah survei, dengan melibatkan sekitar 147.186 responden dari 142 negara pada 2023. Ternyata, hasilnya luar biasa, dimana tahun 2023 Indonesia meraih nilai sangat tinggi, yaitu 68 dari 100 poin dari 142 negara, jika dibandingkan dengan negara yang lain.

Penilaian itu sangat wajar, sebab sejak ber-abad-abad, para ulama di pesantren-pesantren mengajarkan dermawan, mementingkan urusan orang lain. Sampai ada ajaran gotong royong, ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Itulah nilai Al-Quran dan sunah Nabi yang membumi di Nusantara.

Orang kaya dermawan biasa, tetapi orang Indonesia dengan segala kekurangan dan kondisi dermawan, itu baru keren. Sebab, nilai itu bukan karena kaya, tetapi dorongan ketaatan terhadap ajaran sunah nabi Muhammad yang membumi sejak islam masuk ke Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES