Religi

Ziarah Kubur, Kegiatan Spiritual dan Persaudaraan di Dusun Ngijo Ngawi Menjelang Lebaran

Selasa, 09 April 2024 - 09:47 | 15.28k
Para peziarah berjalan beriringan di makam. (Foto: M Rofi' Dimyati/TIMES Indonesia)
Para peziarah berjalan beriringan di makam. (Foto: M Rofi' Dimyati/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Menyambut datangnya bulan suci Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, tradisi ziarah kubur menjadi kegiatan yang tak terpisahkan bagi masyarakat Dusun Ngijo, Desa Kendal, Kabupaten Ngawi.

Di tengah semaraknya persiapan menjelang Lebaran, ziarah kubur menjadi titik pusat spiritualitas dan kebersamaan bagi seluruh warga Dusun Ngijo.

Muhammad Fais, salah satu peziarah, menjelaskan semangat kebersamaan yang menghangatkan warga dusun Ngijo di Makam Mojogelar kembali menjalankan tradisi ziarah kubur secara berjamaah. Setiap tahun menjelang Lebaran, mereka berkumpul di pemakaman desa untuk berziarah kemakam para leluhur dan kerabat yang telah meninggal.

"Ini adalah tradisi yang kami lakukan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur kami," ungkap Fais saat ditemui di Makam Mojogelar, Senin (8/4/2024).

Kemeriahan tradisi ziarah kubur ini dilakukan di makam di Dusun Ngijo pada sore hari menjelang buka puasa. Warga terlihat membawa bunga, air, dan doa untuk dipersembahkan kepada yang telah meninggal. Di antara aroma bunga yang harum dan gemuruh doa yang mengalun di area pemakaman terpancarlah kehangatan persaudaraan di antara para peziarah.

Di tempat yang sama, seorang peziarah lainnya, Yanto, menerangkan tidak hanya sekadar ziarah, tradisi ini juga menjadi momen untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Di antara langkah-langkah mereka yang menuju ke makam yang dihormati, mereka saling berbagi cerita, kenangan, dan tawa. Seolah-olah setiap makam menjadi saksi bisu dari kebersamaan dan cinta yang terjalin di antara warga desa.

"Mau Lebaran memang banyak yang pulang kampung jadi pasti banyak yang diobrolkan" ungkapnya sambil menaburkan bunga ke salah satu makam sanak familinya.

Bagi banyak warga, ziarah kubur bukan hanya sekadar tradisi namun juga sebuah pengingat akan nilai-nilai kehidupan dan kematian. Mereka menyadari betapa pentingnya untuk menghormati dan mengenang para leluhur yang telah berjasa bagi desa mereka.

"Ziarah ini juga salah satu cara untuk mengenalkan sesepuh terdahulu di Dusun Ngijo kepada anak-anak kami," ujar Anam, peziarah dari Desa Kendal.

Di tengah hiruk-pikuk persiapan menyambut Lebaran, tradisi ziarah kubur menjadi momentum yang tak ternilai bagi masyarakat desa. Mereka tidak hanya menziarahi makam tetapi juga membangun kembali hubungan emosional dan spiritual yang mendalam, serta menguatkan ikatan persaudaraan di antara mereka. Sebuah peringatan bahwa di balik gemerlapnya Lebaran, terdapat nilai-nilai kebersamaan dan keikhlasan yang harus tetap dijaga dan dihormati. (*)

 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES