Islam itu Unik, Makan Fondasinya, ini Penjelasan Gus Kautsar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gus Kautsar, dikenal sebagai Kiai muda Nahdatul Ulama (NU), ia kembali menarik simpati saat menerangkan dalam ceramahnya sisi menarik dari Islam yang dianggapnya sebagai agama unik dan bahkan pondasinya dengan makan.
Kiai muda itu, selalu membuat senang dan gembira siapapun yang mendengarkan ceramah agamanya. Gayanya yang khas, humoris dan penuh untaian kata-kata bijak, membuat banyak orang bersimpati untuk mengikuti pengajiannya, tak terkecuali anak muda.
Advertisement
Terbaru, saat haul akbar ke-35 Mbah Kiai Nur Imam Mlangi, Sleman, Yogyakarta, Gus Kautsar menyampaikan dalam ceramahnya yang dilansir dari kanal YouTube Mimansa TV, bahwa dasar sebenarnya dari agama Islam adalah urusan makan.
Ia juga memberikan contoh yang dimaksud dengan Islam agama Makan, misalnya saat acara haul makan, mantenan makan, sunatan makan, bahkan mati pun dengan makan-makan.
Lalu, ia mempertegas apa yang disampaikan. Itu semua hanya terjadi di lingkungan warga NU. Dengan gaya humorisnya melanjutkan. "Ya, jika ingin santai beragama dan nyenengin karna setiap acara dapat makan, masuk lah ke NU," kata Gus Kautsar, sontak jemaah tertawa dan bertepuk tangan.
Selain itu, Gus Kautsar menceritakan sejarah awal pertama kali Nabi Muhammad SAW membaca Khotbah di Madinah.
Menurut Abdullah bin Salam seorang ulama yahud mengatakan, barang pertama yang saya dengarkan dari Rasulullah ketika membaca khutbah setelah beliau datang dari Mekkah di Madinah, "hai manusia jangan diantara kita ada yang kelaparan".
"Pertama khutbah Nabi bukan ngajak Islam Lo, makan. Ayo kita berbagi makan," terang Gus Kautsar dengan nada bercanda.
Dalam Al-Quran dijelaskan, anjuran untuk makan makanan yang halal dan baik. Allah SWT berfirman:
فَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَٱشْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Makanlah makanan yang halal lagi baik dari yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya," (QS: An-nahl 114).
Berbagilah rezeki kepada orang lain, agar yang kita memiliki menjadi lebih manfaat dan barakah. Sebab, berbagai rezeki kepada orang lain yang membutuhkan, besar pahalanya. Allah SWT akan melipatgandakan rezekinya. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW:
"Tidaklah berkurang rezeki seseorang karena bersedekah. Barangsiapa yang menahan makanan dan makanan itu busuk di tangannya, maka Allah akan menahan rezekinya dan rezekinya busuk di tangannya," (HR Ahmad).
Tidak ada satupun diantara kita yang diberikan kemudahan rezeki oleh Allah, jika itu kita gunakan untuk membahagiakan kedua orang tua, niscaya Allah akan selalu menambah dengan yang lebih banyak. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |