Mengunjungi Makam Ayyub Al-Anshari, Kuburan Sahabat Nabi Kebanggaan Warga Turki
TIMESINDONESIA, TURKI – Istanbul, kota di Turki yang sarat dengan sejarah dan budaya menyimpan banyak warisan kejayaan Islam sekaligus destinasi spiritual tak lekang oleh waktu. Salah satu yang paling terkenal adalah makam seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Ayyub Al-Anshari.
Makam ini bukan hanya menjadi tempat berziarah bagi umat Islam, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi warga Istanbul.
Advertisement
Kisah Ayyub Al-Anshari bermula ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Pada saat itu, Nabi belum memiliki tempat tinggal yang layak. Abu Ayyub Al-Anshari, dengan kerendahan hatinya, menawarkan rumahnya sebagai tempat tinggal sementara bagi Nabi.
Beliau tinggal di rumah Abu Ayyub hingga pembangunan rumah dan masjidnya selesai. Kisah ini menjadi bukti betapa besarnya peran Ayyub Al-Anshari dalam sejarah Islam.
Namun, kontribusi Abu Ayyub Al-Anshari tak berhenti di sana. Ia dikenal sebagai sahabat Nabi yang memiliki semangat tinggi dalam berjihad.
Tekadnya untuk menyebarkan ajaran Islam membawanya hingga ke ujung perjalanan hidupnya, yaitu dalam misi penaklukan Konstantinopel, sebuah kota yang kini dikenal sebagai Istanbul.
Meskipun akhirnya ia wafat dalam perjalanan tersebut, namanya tetap dikenang sepanjang masa.
Makam Ayyub Al-Anshari di Istanbul kini menjadi salah satu situs ziarah yang ramai dikunjungi. Para peziarah dari berbagai penjuru dunia datang untuk menghormati jasa dan pengorbanannya.
Beberapa peninggalan Nabi SAW, seperti jenggot, batu, daun dan bekas telapak kaki tersimpan dengan baik di Makam Abu Ayyub Al-Anshari. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Tak hanya masyarakat umum, makam ini juga menjadi tempat yang kerap dikunjungi oleh pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dikatakan bahwa Erdogan sering berziarah ke makam ini, terutama menjelang dan setelah pemilihan umum. Ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh spiritual dari makam ini, baik bagi individu maupun negara.
Keindahan dan ketenangan di sekitar makam Ayyub Al-Anshari memberikan suasana yang khidmat bagi para pengunjung. Dengan arsitektur yang megah dan suasana yang damai, makam ini menawarkan pengalaman ziarah yang mendalam dan bermakna.
Bagi banyak orang, berziarah ke makam ini bukan hanya sekadar menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga mengenang kisah seorang sahabat yang telah memberikan segalanya demi agama.
Seiring berjalannya waktu, makam Ayyub Al-Anshari tetap menjadi simbol kebanggaan warga Istanbul. Keberadaan makam ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga nilai-nilai sejarah dan spiritualitas dalam kehidupan.
Di tengah modernisasi yang terus berkembang, tempat-tempat seperti ini memberikan keseimbangan, mengingatkan kita akan akar spiritual yang tak pernah pudar.
Istanbul merupakan kota yang berdiri di antara dua benua, Eropa dan Asia memang menyimpan berbagai sejarah peradaban Islam masa lalu.
Abu Ayyub Al-Anshari, sosok yang tak hanya dikenal sebagai sahabat setia Rasulullah, tetapi juga sebagai pejuang gigih dalam upaya penaklukan Konstantinopel.
Makamnya kini menjadi salah satu tempat ziarah paling dihormati di Istanbul, menarik peziarah dari berbagai penjuru dunia, termasuk para pemimpin seperti Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dari Madinah ke Konstantinopel
Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Abu Ayyub Al-Anshari adalah salah satu penduduk Madinah yang pertama kali membuka pintu rumahnya untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi Nabi.
Tindakan ini tidak hanya menunjukkan kesetiaan dan cinta yang mendalam kepada Rasulullah, tetapi juga menggambarkan keteladanan seorang sahabat dalam menjalani kehidupan yang dipenuhi dengan pengorbanan.
Kesetiaan Abu Ayyub tidak hanya berhenti di situ. Di usia lebih dari delapan puluh tahun, ia tetap bersemangat mengikuti ekspedisi besar yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah untuk menaklukkan Konstantinopel.
Meskipun usia dan kondisi fisik tidak lagi mendukung, Abu Ayyub tetap berjuang di garis depan, mengarungi lautan dan menghadapi musuh dengan penuh keberanian.
Akhir Hayat di Medan Tempur
Di medan pertempuran, Abu Ayyub jatuh sakit. Kondisi kesehatannya memburuk hingga ia terpaksa beristirahat di perkemahan, tak mampu lagi memegang pedang untuk melanjutkan perjuangan.
Namun, di tengah sakitnya, Abu Ayyub tetap menunjukkan semangat juangnya yang tak pernah padam.
Ketika Yazid bin Muawiyah mengunjunginya, Abu Ayyub hanya memiliki satu permintaan terakhir: agar setelah wafat, jasadnya dimakamkan sedekat mungkin dengan garis depan musuh.
Permintaan tersebut dipenuhi oleh para pasukan Muslim. Mereka membawa jasad Abu Ayyub hingga ke sebuah pilar kota Konstantinopel dan memakamkannya di sana.
Kisah pengorbanan ini menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati seorang Muslim sejati, yang tak gentar menghadapi tantangan meskipun di ambang kematian.
Makam Berhias Masjid
Setelah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih pada tahun 1453, makam Abu Ayyub Al-Anshari mendapat perhatian khusus.
Sultan al-Fatih memerintahkan agar makam sahabat mulia ini diperindah, dan di sampingnya didirikan sebuah masjid yang hingga kini berdiri megah.
Masjid tersebut tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan di Istanbul.
Warisan Abu Ayyub Al-Anshari
Kisah Abu Ayyub Al-Anshari bukan hanya sekadar sejarah masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.
Keberaniannya, keteguhan hatinya, dan pengorbanannya dalam perjuangan menaklukkan Konstantinopel menjadi contoh nyata bagaimana seorang Muslim seharusnya menjalani kehidupannya dengan penuh dedikasi dan iman.
Makam Abu Ayyub Al-Anshari di Istanbul kini menjadi saksi bisu dari perjalanan hidup seorang sahabat Nabi yang luar biasa. Tempat ini terus menarik peziarah dari berbagai belahan dunia, menjadikannya salah satu simbol keberanian dan keteguhan dalam sejarah Islam yang tak lekang oleh waktu.
Tepat di samping makam Abu Ayyub Al-Anshari, juga terdapat dua helai jenggot, bekas telapak kaki, dan tumbuhan yang ditanam langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
Di sini, Anda bisa merasakan kedamaian dan mengenang perjuangan seorang sahabat Nabi yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah Islam.
Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang akan memberikan kesan mendalam dan tak terlupakan.
Istanbul memang memiliki banyak tempat bersejarah, tetapi makam Ayyub Al-Anshari memiliki tempat khusus di hati umat Islam. Tempat ini bukan hanya sebagai situs ziarah, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya keteladanan dan pengorbanan dalam hidup.
Saat mengunjungi makam ini, kita diajak untuk merenungkan kembali nilai-nilai keimanan dan keberanian yang ditunjukkan oleh para sahabat Nabi.
Di zaman sekarang, ketika banyak orang mencari makna dan arah dalam hidup, tempat-tempat seperti makam Ayyub Al-Anshari menjadi mercusuar spiritual yang menuntun kita kembali ke jalan yang benar.
Maka, jangan lewatkan kesempatan untuk berziarah ke makam Ayyub Al-Anshari saat Anda berada di Istanbul. Rasakan ketenangan dan inspirasi yang terpancar dari makam sahabat Nabi SAW di Turki ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |