Religi

Pendakwah Harus Paham! Inilah Makna Dakwah Menurut Gus Mus

Jumat, 06 Desember 2024 - 17:57 | 35.90k
KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: Ist/nuonline)
KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: Ist/nuonline)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dakwah memiliki makna yang mendalam dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan amar makruf nahi mungkar. Hal ini ditegaskan oleh KH Mustofa Bisri atau Gus Mus saat ditanya fenomena pendakwah tanah air, seperti dalam video YouTube akun @mataair, Jumat (6/12/2024).

Gus Mus menjelaskan makna dakwah sebagai proses mengajak dengan hikmah dan membujuk, berbeda dengan amar makruf yang sifatnya memerintah. Sedangkan dakwah berasal dari firman Allah Surat An-Nahl Ayat 125:

Advertisement

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Arab-Latin: Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat ini menekankan pentingnya berdakwah dengan hikmah dan nasihat yang baik.

Menurut Gus Mus, dakwah berarti mengajak, sementara amar makruf berarti memerintahkan kebaikan.

 “Jauh bedanya antara mengajak dan memerintah,” tegasnya. 

Untuk memperjelas, Gus Mus memberikan ilustrasi sederhana melalui cara kerja calo terminal.

“Calo terminal itu mengajak orang naik bus dengan cara persuasif, bukan memaksa. Misalnya, mereka bilang, ‘Ayo Mas, ini busnya baru, sopirnya berpengalaman 30 tahun, ada AC-nya, karaoke juga ada.’ Mereka tidak menarik-narik penumpang, apalagi memarahi mereka. Inilah cara mengajak yang baik,” jelas Gus Mus.

Setelah penumpang naik ke bus, barulah ada proses amar makruf nahi mungkar, seperti meminta penumpang membayar karcis. “Untuk urusan membayar karcis, tidak perlu didakwahi. Itu sudah berupa perintah saja,” tambah Gus Mus. 

Proses ini menunjukkan perbedaan fungsi antara mengajak (dakwah) dan memerintah (amar makruf).

Lebih lanjut, Gus Mus juga menekankan pentingnya pendakwah memahami makna, motivasi, dan tujuan dakwah. Tanpa pemahaman yang benar, dakwah bisa kehilangan esensinya.

“Dakwah itu kaitannya dengan khair, jalan Tuhan, jalan kebaikan. Mengajak ke arah kebaikan harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Kalau kita mengajak tetapi tidak memahami maknanya, ya sudah hilang maknanya,” ujarnya.

Gus Mus mengingatkan bahwa dakwah memiliki nuansa merayu dan membujuk, berbeda dengan amar makruf yang sifatnya langsung dan tegas.

"Sebagai ilustrasi, kondektur bus memerintahkan penumpang membayar karcis tanpa basa-basi. Jika penumpang menolak, mereka bisa diturunkan dari bus," katanya. 

Pendekatan ini berbeda dengan dakwah yang membutuhkan seni dalam menyampaikan pesan.

Di samping itu, Gus Mus menyoroti bahwa banyak orang sering salah kaprah membedakan antara dakwah dan amar makruf nahi mungkar. 

Padahal, keduanya memiliki pendekatan berbeda. Dakwah adalah proses mengajak dengan penuh hikmah dan kesabaran, sedangkan amar makruf adalah langkah tegas untuk menegakkan kebaikan setelah proses dakwah berhasil.

“Pendakwah itu harus tahu apa itu dakwah, apa motivasinya, dan apa tujuannya. Kalau tidak, mereka malah akan membuat kekacauan,” tegas Gus Mus. 

Selain itu, Gus Mus menekankan bahwa semua bentuk dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik agar tujuan dapat tercapai dengan optimal.

"Dakwah dan amar makruf nahi munkar adalah dua hal yang saling melengkapi. Dakwah sebagai proses mengajak harus dilakukan dengan bijak, sementara amar makruf adalah langkah konkret untuk memastikan kebaikan tetap tegak," tuturnya. 

Demikianlah makna dakwah ala Gus Mus agar dipahami oleh setiap pendakwah untuk mengajak kebaikan dengan cara yang baik pula. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imam Kusnin Ahmad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES