Religi

Lestari Seni Sholawat Jawa Ngelik

Jumat, 13 Desember 2024 - 08:44 | 30.74k
Muhdhori Ahmad, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo
Muhdhori Ahmad, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Sholawat Jawa Ngelik merupakan bentuk seni religius yang berkembang dalam masyarakat, sebagai suatu wujud kesenian. Sholawat Jawa Ngelik menghadirkan perpaduan yang harmonis antara doa dalam bentuk puji-pujian kepada Nabi Muhammad dan nilai-nilai lokal budaya Jawa. Dengan keunikannya, sholawat ini telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat.

Mengenali sholawat Jawa lebih mendalam melibatkan pemahaman, seni, budaya serta unsur spiritual yang ada didalamnya. Seni ini sering kali diungkapkan melalui alunan musik gamelan dan berbagai alat musik tradisional yang memadukan dengan syair-syair berbahasa Arab dan Jawa. 

Advertisement

Melalui Sholawat Jawa Ngelik, masyarakat Jawa tidak hanya mengekspresikan kecintaan mereka kepada Nabi, tetapi juga mempertahankan warisan budaya yang kaya dan unik.

Sejarah dan Asal Usul Sholawat Jawa Ngelik

Dalam perjalananya Sholawat Jawa Ngelik memiliki sejarah panjang yang menyatu dengan Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. Diperkirakan kemunculannya dimulai pada masa penyebaran Islam oleh Walisongo. Model Sholawat ini menjadi sarana efektif dalam mengkomunikasikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Jawa. Melalui kemampuan adaptasi budaya, sehingga mudah diterima dengan baik.

Dalam hal ini sosok ulama serta seniman lokal sangat berperan besar dalam mengembangkan Sholawat Jawa Ngelik ini. Mereka menggabungkan unsur religius dari ajaran Islam dengan seni tradisional Jawa sehingga menghasilkan suatu kesenian yang memiliki kedalaman spiritual sekaligus keindahan estetika.

Seiring berjalanya waktu Sholawat Jawa Ngelik terus berkembang dan berakulturasi dengan berbagai elemen budaya lainnya, tanpa kehilangan identitasnya. Kemampuan sholawat ini untuk beradaptasi membuatnya mampu bertahan di tengah perubahan zaman. 

Keunikan dan Ciri Khas Sholawat Jawa Ngelik

Sholawat Jawa Ngelik memiliki keunikan dan kekhasan yang salah satunya adalah penggunaan lirik yang merupakan kombinasi dari bahasa Jawa dan Arab. Kombinasi ini menciptakan harmoni yang menarik. Selain liriknya, musik pengiring Sholawat Jawa Ngelik juga memiliki daya tarik tersendiri. 

Diiringi oleh alat musik tradisional dan gamelan, alunan musik tradisional ini menambah nilai artistik sholawat, sekaligus menciptakan suasana sakral dan khusyuk. Ritme dan nada gamelan menambah kedalaman makna dari pujian yang dilantunkan, menjadikannya pengalaman spiritual yang menyentuh.

Tak hanya dari segi musikalitas, Sholawat Jawa Ngelik juga unik dalam pelaksanaannya, sering kali dilakukan pada berbagai acara keagamaan dan budaya. Ini mencerminkan fungsinya sebagai jembatan antara tradisi Islam dan kebudayaan Jawa. 

Keberadaan sholawat ini menjadi suatu simbol kuatnya akulturasi budaya di Indonesia. Hal ini menunjukkan bagaimana ajaran spiritual dapat menyatu dengan kearifan lokal.

Peran Sholawat Jawa Ngelik dalam Budaya Jawa

Sholawat Jawa Ngelik berperan penting dalam budaya Jawa, sebagai simbol harmonisasi antara spiritualitas dan tradisi lokal. Melalui sholawat ini, nilai-nilai Islam disampaikan secara halus dan adaptif, Sholawat Jawa Ngelik  sebagai media pelestarian tradisi yang sering dipentaskan dalam berbagai upacara adat dan keagamaan. 

Menciptakan ruang yang sakral dan mengajak masyarakat untuk merenungkan nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, sholawat juga menjadi sarana edukasi, mengenalkan generasi muda pada sejarah dan kekayaan budaya leluhur mereka.

Lebih dari itu, Sholawat Jawa Ngelik juga berperan dalam memperkuat identitas komunitas, mendorong rasa kebersamaan melalui nilai-nilai spiritual yang diusung. Ia menjadi wadah ekspresi kolektif yang mengatasi batasan sosial, menciptakan keterikatan emosional masyarakat dengan tradisi dan kepercayaannya.

Manfaat Melestarikan Sholawat Jawa Ngelik bagi Generasi Muda

Melestarikan Sholawat Jawa Ngelik manfaatnya sangat besar bagi generasi muda, terutama dalam memahami dan menghargai warisan budaya. Ketika generasi muda terlibat dalam pelestarian sholawat ini, mereka akan lebih mengenal identitas budaya lokal mereka, sehingga menguatkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya sendiri. Hal ini penting untuk mencegah lunturnya tradisi lokal akibat arus Globalisasi.

Selain hal tersebut, melestarikan Sholawat Jawa Ngelik juga menjadi sarana pembelajaran nilai-nilai spiritual dan moral bagi generasi muda. Sholawat ini mengandung nilai-nilai Islam yang universal, seperti cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Terlibat langsung dalam pelestarian Sholawat ini juga akan memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan keterampilan seni. Peluang untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan dan inovasi seni tradisional di masa depan.

Tantangan dalam Melestarikan Sholawat Jawa Ngelik

Tantangan utama adalah minimnya minat generasi muda terhadap seni tradisional ini. Di era digital, perhatian mereka cenderung terpaku pada budaya yang dianggap modern, sehingga sholawat ini berisiko terabaikan dan hilang dari keseharian. 

Kedua, kurangnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi budaya, dalam menciptakan program yang mendukung pelestarian Sholawat Jawa Ngelik. 

Ketiga, globalisasi juga berdampak pada semakin berkurangnya penggunaan bahasa daerah, yang merupakan salah satu elemen penting dalam Sholawat Jawa Ngelik. 

Dominasi budaya global membuat generasi muda kurang familiar dengan bahasa lokal, yang dapat mengancam pelestarian lirik-lirik sholawat yang berbahasa Jawa. Membina kesadaran linguistik sejak dini menjadi langkah krusial agar tradisi ini tetap hidup.

Upaya dan Strategi Pelestarian Sholawat Jawa Ngelik

Perlu ada upaya yang terencana dan berkelanjutan. Seperti mengintegrasikan sholawat ini ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan memasukkannya ke dalam mata pelajaran seni dan budaya, generasi muda dapat lebih mengenal dan mencintai kesenian tradisional ini sejak dini. 

Selanjutnya, teknologi dan media sosial adalah lading promosikan Sholawat Jawa Ngelik. Platform digital memungkinkan penyebaran sholawat ini secara luas, menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. 

Pembuatan konten kreatif seperti video musik atau dokumenter tentang sholawat ini dapat menarik minat generasi milenial dan Gen Z, menjadikannya lebih relevan di era modern. 

Kerjasama antara komunitas seni, pemerintah, dan lembaga budaya juga sangat penting. Adanya forum dan pagelaran rutin, sholawat ini dapat terus hidup dan berkembang, sekaligus mempererat jalinan sosial dalam masyarakat. (*)

***

*) Oleh : Muhdhori Ahmad, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES