Religi Mozaik Ramadan 2025

Ramadan Produktif: Puasa Bukan Alasan untuk Malas

Sabtu, 15 Maret 2025 - 09:19 | 16.34k
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bulan Ramadan seharusnya menjadi momentum peningkatan produktivitas, bukan malah menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Namun, realitasnya, tidak sedikit orang yang justru menjadikan puasa sebagai pembenaran untuk mengurangi aktivitas, bahkan cenderung pasif.  

Sebuah penelitian yang dilakukan di beberapa negara Muslim menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kerja cenderung menurun selama bulan Ramadan. Banyak pekerja yang mengurangi jam kerja dengan alasan lemas, mengantuk, dan kurang fokus. Fenomena ini diperparah dengan kesalahpahaman terhadap kaidah fiqih:  

Advertisement

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah."

Kaidah ini sering disalahartikan sebagai legitimasi untuk bermalas-malasan. Padahal, maksud dari kaidah ini bukanlah anjuran untuk tidur sepanjang hari, melainkan menunjukkan bahwa bahkan saat tidur, seorang yang berpuasa tetap mendapatkan pahala, apalagi jika ia mengisi harinya dengan amal saleh dan produktivitas yang bermanfaat.  

Islam tidak pernah mengajarkan bahwa puasa adalah alasan untuk mengurangi aktivitas. Justru, banyak peristiwa besar dalam sejarah Islam terjadi di bulan Ramadan, menunjukkan bahwa ibadah puasa tidak menghalangi produktivitas. Perang Badar, salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah Islam, terjadi pada 17 Ramadan. Penaklukan Makkah juga terjadi di bulan yang sama. Jika para sahabat Rasulullah SAW bisa berjihad dalam keadaan berpuasa, mengapa kita yang hanya bekerja atau belajar justru merasa berat?  

Allah SWT berfirman:  

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ 

"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya." (QS. An-Najm: 39)  

Ayat ini menegaskan bahwa kesuksesan dunia dan akhirat bergantung pada usaha kita. Ramadan justru harus menjadi bulan di mana kita lebih giat dalam beribadah, bekerja, dan menuntut ilmu, bukan sebaliknya.  

Rasulullah SAW sendiri adalah contoh terbaik dalam produktivitas selama Ramadan. Dalam hadis disebutkan:  

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
  
"Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan." (HR. Bukhari dan Muslim)  

Bentuk kedermawanan ini bukan hanya dalam bersedekah, tetapi juga dalam segala aspek kebaikan dan produktivitas. 

Kini kita telah memasuki hari ke-15 Ramadan, pertanda bahwa separuh bulan suci ini telah berlalu. Jika di awal Ramadan kita masih beradaptasi, kini saatnya mempercepat langkah. Sepuluh hari terakhir sudah di depan mata, dan itulah puncak dari ibadah Ramadan. Jangan biarkan sisa hari berlalu tanpa makna.  

Mari kita ubah pola pikir bahwa puasa adalah alasan untuk bermalas-malasan. Jadikan Ramadan sebagai bulan produktif, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa tetap bekerja, belajar, berkarya, dan melakukan hal-hal bermanfaat tanpa mengurangi nilai ibadah puasa.  

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:  
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدِ افْتَدَى 

"Setiap amalan memiliki masa semangat dan masa futur (malas). Barang siapa yang masa futurnya tetap berada dalam sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk." (HR. Ahmad)  

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita menjadi bagian dari mereka yang menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Mari buktikan bahwa Ramadan adalah bulan produktif, bulan yang mengajarkan kita untuk bekerja keras, beribadah dengan maksimal, dan menjadi pribadi yang lebih baik. 

***

*) Penulis adalah Dr KH Halimi Zuhdy, Pengasuh Pondok Pesantren Darun Nun Malang, ketua RMI PCNU Kota Malang, dosen UIN Malang.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES